Tiga Fundamental Pekan Ini: Dua Keputusan Bank Sentral dan Satu Peristiwa Sensitif di AS

• Reserve Bank of Australia (RBA) akan mengambil sikap yang lebih hawkish, membalikkan pergeseran dovish-nya.
• Para pengambil kebijakan di Bank of England mungkin membuka peluang untuk penurunan suku bunga di bulan Juni.
• Para ekonom mengkhawatirkan gambaran stagflasi dari ukuran kepercayaan konsumen AS.

Apakah hawk atau dove yang berada di atas angin? Tarik-menarik antara kedua kubu ini memicu aksi di semua pasar keuangan, yang menunggu titik balik yang jelas. Keputusan dari dua bank sentral di Australia dan Inggris, dan sekilas terkait sentimen konsumen AS di bulan Mei dapat memberikan beberapa jawaban.

1) RBA Bersiap untuk Perubahan Hawkish, Mendorong Dolar Australia dan Kiwi

Selasa, 4:30 GMT (11:30 WIB), konferensi pers pukul 5:30 GMT (12:30 WIB). Inflasi yang membandel bukan hanya masalah Amerika – namun juga merupakan fenomena yang membebani negeri ini. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) terbaru untuk kuartal pertama dirilis pada 1% QoQ dan 3,5% YoY, di atas ekspektasi dan mendorong Dolar Australia.

Grafik 1. IHK Australia QoQ. Sumber: FXStreet

Angka-angka tersebut dirilis hanya dua minggu setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Michelle Bullock membuka peluang untuk melonggarkan kebijakan moneter. Inflasi tampaknya telah terkalahkan, memungkinkan nada yang lebih dovish, dan hal itu mungkin akan berubah sekarang.

RBA akan mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada 4,35%, namun menolak penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Gubernur Bullock akan bertemu dengan media setelah keputusan tersebut, dan kemungkinan akan menahan diri dari komitmen untuk mengambil tindakan segera mengingat ketidakpastian mengenai pertumbuhan Tiongkok dan faktor-faktor lain yang menggerakkan ekonomi Australia. Namun demikian, penolakan terhadap penurunan suku bunga dapat menopang Dolar Australia.

Kiwi mungkin akan menjadi penerima manfaat lain dari sikap hawkish RBA. Perekonomian Selandia Baru terkait erat dengan perekonomian Australia. Sikap yang lebih keras dapat meredam pasar yang lebih luas dengan memberikan gambaran perlawanan terhadap penurunan suku bunga di seluruh dunia.

2) Super Thursday BoE dapat Membuka Peluang untuk Penurunan Suku Bunga

Kamis, 11:00 GMT (18:00 WIB), konferensi pers pukul 11:30 GMT (18:30 WIB). Tidak ada dukungan di antara Komite Kebijakan Moneter untuk menaikkan suku bunga – itulah yang kita pelajari terakhir kali, tetapi apakah ada keinginan untuk menurunkan suku bunga? Itu adalah pertanyaan kunci untuk pasar.

BoE kemungkinan besar akan membiarkan suku bunga tidak berubah namun memberikan sinyal untuk langkah selanjutnya. Anggota lain mungkin akan bergabung dengan Swati Dhingra untuk mendukung biaya pinjaman yang lebih rendah, yang akan langsung membebani Pound. Setelah itu, Laporan Kebijakan Moneter triwulanan (MPR) akan menggerakkan pasar.

Perekonomian Inggris sedang melambat, dan tingkat pengangguran merangkak naik. Faktor-faktor ini dapat mendorong Gubernur Andrew Bailey dan rekan-rekannya untuk menurunkan perkiraan mereka dan mengisyaratkan penurunan suku bunga di musim panas.

Pengangguran Inggris mencapai 4,2%

Pengangguran di Inggris. Sumber: FXStreet

Kemudian, Gubernur Bailey naik ke atas panggung. Dia cenderung suram, dan dia bisa memberi sinyal lebih lanjut bahwa penurunan suku bunga akan datang. Penurunan suku bunga yang akan datang telah diperhitungkan, sehingga penurunan Sterling akan minimal kecuali jika prospeknya adalah bencana.

Namun, penurunan inflasi Inggris yang lambat dapat memicu penolakan terhadap pemangkasan suku bunga. IHK utama turun ke 3,2%, turun dari 3,4% namun di atas ekspektasi 3,1%.

Jika Bailey memberikan kejutan dengan nada yang lebih keras, ia tidak hanya akan mengangkat Pound tetapi juga Euro. Bank Sentral Eropa akan memulai siklus pelonggaran bulan depan, dan BoE yang hawkish dapat menimbulkan beberapa pemikiran ulang mengenai hal ini. Seperti halnya dengan Australia dan Selandia Baru, Inggris dan Eropa memiliki hubungan yang erat.

3) Sentimen Konsumen AS Menunjukkan Kepercayaan Diri yang Lebih Rendah, Kekhawatiran terhadap Inflasi yang Membandel

Jumat, 14:00 GMT (21:00 WIB). University of Michigan mempublikasikan pembacaan awal Sentimen Konsumen untuk bulan Mei – dan hasilnya tidak menjanjikan. Ketua The Fed Jerome Powell menolak istilah stagflasi, yang mengacu pada tahun 1970-an. Perekonomian tidak stagnan dan inflasi di bawah 4% jauh di bawah level yang terlihat saat itu.

Namun demikian, survei yang diawasi secara ketat ini akan mencerminkan penurunan kepercayaan diri dan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi - yang terburuk di seluruh dunia. Saya memperkirakan pasar akan berfokus pada komponen inflasi dan mengabaikan ukuran kepercayaan utama. Mengapa?

Sementara bank sentral mengamati lapangan kerja lebih dari sebelumnya, perjuangan melawan inflasi adalah tawaran utama. Selain itu, sentimen konsumen utama juga mencerminkan politik, dengan pendukung presiden saat ini selalu lebih bahagia daripada mereka yang mendukung partai lain.

Ekspektasi inflasi 5 tahun UoM. Sumber: FXStreet.

Rilis ini adalah rilis terakhir di minggu ini dan cenderung melepaskan volatilitas karena para investor menutup perdagangan menjelang akhir pekan. Namun, pergerakan yang dipicu oleh data ini cenderung berumur pendek, dan terkadang memberikan peluang untuk melawan tren.