Pratinjau Inflasi Zona Euro: Harga-Harga Inti yang Tetap Tinggi akan Mendorong Euro

• Para ekonom memprakirakan inflasi akan turun di bulan Februari di Zona Euro.
• Ekspektasi yang rendah dapat mengakibatkan hasil yang lebih panas, terutama dalam inflasi yang mendasari.
• Angka inflasi inti yang "alot" sebesar 3% akan mengecewakan para investor yang mengharapkan penurunan suku bunga.

Apakah inflasi terkendali atau akan meningkat kembali? Ini adalah dilema bagi para pembuat kebijakan di AS, namun hal ini juga terjadi di Eropa – meskipun ada kekhawatiran terhadap resesi. Angka-angka awal untuk bulan Februari akan menjelaskan masalah ini dan mungkin akan mengguncang Euro.

Berikut adalah pratinjau laporan Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) untuk Zona Euro pada bulan Februari, yang akan dirilis pada hari Jumat pukul 10:00 GMT/17:00 WIB.

Belum Ada Putaran Kemenangan

Seperti inilah (hampir) kemenangan yang seharusnya:

HICP Zona Euro. Sumber: FXStreet

Inflasi umum turun dari puncak 10,6% pada Oktober 2022 ke level 2,4% pada November 2023, dalam jarak yang hampir mencapai 2%, yang menjadi target Bank Sentral Eropa (ECB). Kemudian, inflasi melaju. Apakah ini merupakan sebuah pergerakan "dead-cat bounce", yang akan diikuti oleh penurunan lebih lanjut?

Setelah mencapai 2,8% YoY di bulan Januari, para ekonom memprakirakan HICP akan turun menjadi 2,5% di bulan Februari, dan dengan demikian melanjutkan penurunannya. Hal ini disebabkan oleh harga minyak yang tenang baru-baru ini dan stabilitas harga makanan. Namun, ketika mengeluarkan barang-barang yang tidak stabil, gambarannya menjadi lebih kompleks.

Biaya Jasa yang Alot

Seperti AS, Eropa sedang berjuang dengan efek sekunder dari inflasi, yang tercermin dalam kenaikan upah. Percepatan kenaikan upah menghasilkan biaya layanan yang lebih tinggi. Inilah yang disebut sebagai bagian "alot" dari inflasi, karena upah tidak turun dengan cepat – terutama di Eropa, di mana perundingan kolektif mengunci kenaikan upah bagi banyak pekerja.

Namun demikian, kalender ekonomi menunjukkan prakiraan penurunan Core HICP dari 3,3% menjadi 2,9%. Terakhir kali inflasi yang mendasari berada di bawah 3% adalah pada Februari 2022 – tepat sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Namun, sifat upah yang lengket seperti yang disebutkan sebelumnya dapat mengakibatkan kenaikan kecil, yaitu 3% atau bahkan 3,1%. Dalam kasus seperti itu, para elang di ECB akan berani untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama. Hal ini juga akan mendorong Euro.

Jika Core HICP meleset dari estimasi dan jatuh ke 2,8% atau lebih rendah, kekhawatiran akan resesi akan meningkat, dan Euro akan jatuh. Skenario seperti itu kecil kemungkinannya. Hasil 2,9% yang sesuai ekspektasi akan menghasilkan respon pasar yang moderat, menyisakan ruang bagi Euro untuk bergerak sesuai dengan HICP utama dan faktor-faktor lainnya.

Kesimpulan

Saya memprakirakan HICP Inti Zona Euro akan mengalahkan estimasi karena tawar-menawar kolektif. Jika analisis ini benar, Euro akan mendapat dorongan. Sangat penting untuk dicatat bahwa rilis awal dari masing-masing negara tidak menyoroti data inflasi yang diukur dengan standar Eropa, sehingga pembacaannya berpotensi memberikan kejutan.