Investor Merasa Sulit untuk Mengambil Sikap Risk-On Minggu Ini

Indeks S&P 500 hampir tidak berubah karena imbal hasil obligasi AS melonjak ke level tertinggi sejak akhir November, menunjukkan optimisme investor tentang prospek penurunan suku bunga Federal Reserve berkurang.

Untungnya, harga minyak turun pada hari Senin, memberikan sedikit kelegaan kepada para investor di tengah-tengah upaya-upaya baru untuk menegosiasikan gencatan senjata di Timur Tengah. Perkembangan ini memberikan jeda sejenak di tengah-tengah lanskap yang penuh tantangan yang ditandai dengan ketidakpastian seperti ketegangan geopolitik, pemilihan presiden AS yang akan datang, rilis pendapatan kuartal pertama, dan keputusan kebijakan bank sentral.

Para trader berusaha untuk mengkalibrasi ulang setelah kinerja yang kurang memuaskan minggu lalu. Meskipun pasar menguat pada hari Jumat, kerusakan signifikan yang terjadi di pasar suku bunga membuat sulit untuk mengambil risiko pada minggu ini, terutama menjelang inflasi AS.

Lelang Treasury AS yang signifikan yang akan datang, yang dijadwalkan untuk minggu ini, akan melihat Treasury tiga, sepuluh, dan tiga puluh tahun senilai $199 miliar untuk diperebutkan. Lelang ini, yang berlangsung dari hari Selasa hingga Kamis, penting dalam memberikan wawasan tentang dinamika pasar suku bunga yang sedang berkembang.

Selain itu, para investor juga mengawasi musim laporan keuangan, yang akan dimulai pada hari Jumat dengan laporan-laporan dari bank-bank besar AS. Kedekatan indeks-indeks saham AS dengan rekor tertinggi menambah rasa cemas yang nyata, karena standar EPS pra-musim ini adalah yang tertinggi dalam hampir dua tahun terakhir.

Meskipun begitu, data inflasi minggu ini diantisipasi akan menjadi sangat penting untuk membentuk reaksi The Fed dan, oleh karena itu, tren investasi sepanjang musim panas. Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS secara konsisten menjadi titik balik yang signifikan di pasar obligasi dalam beberapa bulan terakhir. Mengingat kenaikan inflasi AS yang mengejutkan selama bulan Januari dan Februari, kejutan kenaikan lainnya di bulan Maret dapat menjadi tantangan yang sulit untuk diabaikan. Pada titik tertentu, imbal hasil AS yang lebih tinggi akan memberikan penurunan terbesar bagi saham, terutama di tengah banyaknya sentimen risiko global yang tidak diketahui.

Ketahanan makroekonomi AS yang sedang berlangsung memaksa The Fed untuk menunda penurunan suku bunga, yang mengakibatkan penetapan ulang lintasan suku bunga The Fed dan bahkan meningkatkan momok skenario tidak ada penurunan suku bunga pada tahun 2024. Hal ini, ditambah dengan kondisi keuangan yang lebih ketat di sisi margin, menghadirkan latar belakang yang menantang bagi pasar, terutama karena saham-saham masih berada di dekat level tertingginya.

Selain itu, pasar perlu menyerap lelang yang dibuka kembali minggu ini di tengah penurunan imbal hasil, yang biasanya mengurangi permintaan. Menambah kerumitan adalah musim pajak, yang mengimplikasikan pengurasan likuiditas karena para investor membayar pajak ke Negeri Paman Sam sebelum periode tradisional "jual di bulan Mei dan pergi" dimulai.

Semua ini menambah peningkatan dalam rezim Vol. Kebangkitan Skew patut diperhatikan. Kontras antara minat minimal terhadap lindung nilai penurunan dan permintaan atas opsionalitas untuk menjaga potensi kelanjutan tren kenaikan pasar telah berubah arah selama berbulan-bulan. Namun kini, kondisi tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan kembali.

Jika Anda baru mengenal hal ini, gambar di sebelah kiri menunjukkan put versus call, sedangkan di sebelah kanan, put versus put lainnya. Pada dasarnya, ini adalah barometer untuk meningkatnya permintaan akan perlindungan dari kerusakan. Namun, saya tidak menyarankan untuk menggunakan ini sebagai panduan yang bertahan lama karena lonjakan Vol yang disebabkan oleh "The Fed Put" sulit untuk dipertahankan