Bisikan Data IHK yang Lebih Lemah

Meskipun sebagian besar investor mempertahankan sikap hati-hati menjelang hari Rabu yang akan menjadi hari yang penuh aksi dengan rilis data inflasi AS yang baru, saham-saham AS sedikit menguat dalam perdagangan yang lemah. Ada rasa gugup yang jelas di antara para investor karena mereka menahan diri, khawatir akan kemungkinan angka inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan. Data tersebut dapat memicu spekulasi yang kuat, yang berpotensi menggeser ekspektasi pasar ke arah skenario di mana Federal Reserve menahan diri untuk tidak melakukan penurunan suku bunga pada tahun 2024. Paling tidak, hal ini dapat mengurangi ekspektasi mengenai besarnya penurunan suku bunga di masa depan tahun ini.

Di sisi lain, pedagang makro lintas aset, yang mempertimbangkan berbagai aset dan korelasinya dalam strategi pemilihan saham mereka, tampaknya melihat peluang penurunan suku bunga sedikit lebih baik, mirip dengan "penurunan suku bunga" di ujung terowongan. Sentimen ini diperkuat oleh penurunan harga minyak di tengah harapan baru untuk kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Palestina di Kairo. Namun, meskipun ada ekspektasi luas bahwa dolar AS akan diperdagangkan lebih tinggi karena berkurangnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, dealer-dealer besar menunjukkan keengganan untuk membeli mata uang ini. Sejalan dengan itu, imbal hasil bertenor 10 tahun turun besar semalam dari level tertinggi tahun ini karena para pedagang tidak ingin mengambil posisi terlalu bearish menjelang IHK karena takut akan tekanan besar pada cetakan yang lebih dingin.

Meskipun mengalami penurunan satu hari yang paling signifikan dalam imbal hasil Treasury dalam lebih dari sebulan dan penurunan harga minyak yang signifikan, pasar risiko hanya naik sedikit, menunjukkan kelelahan pembeli mungkin mulai terjadi; mari kita berharap ini tidak berubah menjadi penyesalan pembeli pasca inflasi.

Pembelian dolar yang lemah dan sentimen risiko yang sedikit membaik sebagian dapat dikaitkan dengan bisikan-bisikan yang lebih lembut yang beredar menjelang rilis inflasi yang krusial pada hari Rabu. Setelah dua kejutan kenaikan berturut-turut, para pedagang yang memegang posisi beli Dolar khawatir akan kemungkinan pelemahan IHK. Hasil seperti itu dapat menghidupkan kembali ekspektasi penurunan suku bunga di bulan Juni.

Namun, keengganan untuk membeli Dolar ini kemungkinan berasal dari faktor-faktor di luar posisi menjelang rilis IHK. Memang, ambiguitas antara survei payrolls rumah tangga dan perusahaan telah membuat para pedagang analitis sedikit bingung. Semakin banyak pihak di dunia investasi yang menjadi skeptis terhadap kekuatan data Non-Farm Payrolls (NFP) yang dirilis pada hari Jumat.

Oleh karena itu, saya menduga inilah alasan mengapa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS disebut-sebut sebagai peristiwa besar, karena besarnya arus silang terlalu ambigu pada bulan ini. Namun, dengan Ketua Powell dan sebagian besar rekan-rekannya mencari alasan untuk memangkas suku bunga, angka Non-Farm Payrolls (NFP) negatif pertama hampir pasti akan memicu pemangkasan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berikutnya.

Di Asia, sorotan tertuju pada angka inflasi grosir dari Jepang, yang dapat menjadi katalis untuk menguji level 152,00 untuk Dolar/Yen, di mana Kementerian Keuangan Jepang diperkirakan sedang mengintai. Namun, intervensi menjelang rilis IHk AS adalah proposisi yang tidak mungkin terjadi, dengan peluang 153 lebih besar jika data harga AS yang lebih panas membuahkan hasil.