Israel versus Iran: Ketakutan akan Eskalasi Mencengkeram Pasar Risiko

Laporan terbaru tentang pemboman udara Israel yang menargetkan fasilitas nuklir utama di pusat kota Isfahan telah memicu pergeseran yang signifikan dari aset-aset berisiko dan beralih ke investasi yang lebih aman. Sekarang jelas bahwa perang bayangan yang meningkat antara Israel dan Iran, yang terjadi bersamaan dengan konflik Gaza, akhirnya menyulut bara api di Timur Tengah, dan kita telah bergerak dengan pasti keluar dari bayang-bayang dan memasuki cahaya terang konflik terbuka.

Perlu dicatat bahwa ini bukanlah respons terhadap serangan pesawat tak berawak Iran, melainkan sebuah indikasi bahwa kita telah memasuki fase baru dari konflik ini, yang kemungkinan besar akan memiliki konsekuensi yang signifikan dan berdampak luas bagi perdamaian Timur Tengah dan paling tidak bagi pasar risiko. Seandainya laporan-laporan tersebut akurat dan Israel benar-benar meluncurkan rentetan rudal ke fasilitas nuklir utama Iran. Jika demikian, ini adalah tanda yang jelas bahwa ketegangan akan terus meningkat dan mungkin lebih dari sekadar saling balas.

Menurut Times, Iran berusaha keras untuk menyampaikan kewajibannya dalam menanggapi serangan Israel terhadap misi diplomatik Iran di Suriah dan kesungguhannya untuk menghindari perang regional.

Strateginya jelas: Jika Iran mengambil langkah-langkah untuk memastikan sebagian besar pesawat tak berawak dan rudalnya akan dicegat, dan jika IRGC menyatakan dengan tegas bahwa negara teokrasi itu tidak memiliki rencana untuk menyerang Israel lebih lanjut, AS akan terdorong untuk membujuk Israel agar tidak melakukan eskalasi tambahan. IRGC tidak hanya tahu bahwa AS akan membantu Israel menembak jatuh rudal-rudal tersebut, yang tampaknya merupakan bagian dari rencana, tetapi jelas, Israel tidak terlalu mengindahkan permintaan deeskalasi dari AS, dan kini ketakutan akan eskalasi yang semakin tidak terkendali mencengkeram pasar risiko.