Data Inflasi Eropa Mulai Menimbulkan Pertanyaan Mengenai Pelonggaran ECB di Bulan Juni

• Data inflasi Eropa mulai menimbulkan pertanyaan mengenai pelonggaran ECB di bulan Juni.
• Sektor real estate Tiongkok mengangkat sentimen di wilayah tersebut.
• Yen Jepang melonjak karena kemungkinan intervensi BoJ.

FTSE 100 memimpin sekali lagi pagi ini, dengan bursa Inggris menemukan dirinya di wilayah baru sekali lagi. Hari yang tanpa data utama di AS membuat fokus tertuju pada data inflasi Eropa dari Spanyol dan Jerman. Sayangnya, tema inflasi baru-baru ini yang terlihat di sebagian besar negara maju tampaknya akan kembali muncul, dengan angka bulanan Spanyol sebesar 0,7% yang berarti bahwa kita telah melihat total pertumbuhan harga sebesar 1,5% selama bulan Maret dan April. Sementara kita menunggu data Jerman, angka yang lebih besar dari perkiraan dari North Rhine-Westphalia dan Bavaria (dua wilayah ekonomi teratas) menandakan potensi angka yang lebih tinggi dari yang diprakirakan untuk Jerman pada hari ini. Sayangnya, data yang telah kita lihat selama beberapa bulan terakhir memang mempertanyakan legitimasi panggilan untuk penurunan suku bunga bulan Juni dari ECB, dengan angka IHK Zona Euro yang lebih luas besok kemungkinan akan menjadi pendorong utama volatilitas jika hal tersebut meredam ekspektasi pelonggaran yang telah mencapai angka yang cukup tinggi yaitu 72%.

Pembukaan yang optimis di Eropa datang dari awal yang sama positifnya di Asia, dengan saham-saham real estat Tiongkok bergerak naik tajam di tengah berita bahwa Chengdu telah menghapus kualifikasi pembelian rumah, yang menyoroti kepercayaan yang meningkat di sektor ini. Setelah periode yang berlarut-larut dan menyakitkan yang membuat Tiongkok fokus untuk mendapatkan kembali stabilitas di pasar perumahan, berita ini membawa harapan bahwa kita memasuki fase yang akan melihat kembalinya kepercayaan diri untuk real estat Tiongkok dan ekonomi secara keseluruhan.

Yen Jepang mengalami kenaikan tajam pagi ini, dengan dolar jatuh dari 160 ke 155 selama pagi hari. Spekulasi masih marak mengenai penyebab pembalikan arah ini, namun tampaknya sangat mungkin bahwa Bank of Japan akan merasa perlu untuk melakukan intervensi sekali lagi setelah rally pasca-BoJ hari Jumat yang membuat yen jatuh ke posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir. Sementara pasar terus memprakirakan kenaikan suku bunga sebesar 20 basis poin dari BoJ tahun ini, yen tetap menjadi target empuk bagi para pedagang karena inflasi turun kembali di bawah target. Meskipun begitu, pembalikan tajam hari ini telah memberikan pengingat yang jelas tentang risiko yang terlibat dalam perdagangan terhadap yen.