- Rupiah stabil di 16.182 per USD, menguat 0,14% di awal sesi Eropa.
- Data makro domestik solid: Surplus perdagangan naik tajam ke US$4,3 miliar, inflasi tetap terkendali di 1,87% YoY.
- Faktor eksternal beragam; Dolar AS tertekan, The Fed diprediksi potong suku bunga pada September.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD/IDR) mengawali kuartal ketiga dengan penguatan tipis. Di awal sesi Eropa hari Selasa, USD/IDR diperdagangkan di level 16.182, naik 23 poin atau 0,14% dalam perdagangan harian. Jika Rupiah mampu menembus level support psikologis di 16.000, ada peluang penguatan lebih jauh menuju zona 15.800.
Sentimen pasar terhadap Rupiah menguat setelah sejumlah data makroekonomi Indonesia yang cenderung positif. Dari neraca perdagangan hingga inflasi, data terbaru menunjukkan bahwa kondisi ekonomi nasional relatif stabil dan sehat menjelang paruh kedua tahun ini.
Surplus Dagang Melonjak dan Inflasi Terkendali, Tapi Manufaktur Masih Tertekan
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan sebesar US$4,3 miliar pada Mei 2025 – melampaui ekspektasi konsensus sebesar US$2,4 miliar dan jauh lebih tinggi dari surplus April sebesar US$0,15 miliar. Lonjakan ekspor tahunan sebesar 9,68% menjadi pendorong utama, mengungguli estimasi 7%, sementara impor hanya tumbuh 4,14% (YoY), menandakan pelemahan permintaan domestik yang perlu dicermati.
Inflasi juga tetap terkendali. Inflasi tahunan pada bulan Juni tercatat di 1,87%, naik tipis dari bulan sebelumnya yang terlihat di 1,6%. Inflasi inti turun sedikit menjadi 2,37% dari 2,4%, sementara inflasi bulanan naik 0,19% setelah sempat deflasi 0,37% pada Mei.
Namun tidak semua indikator memberikan sinyal positif. Indeks PMI Manufaktur Indonesia versi S&P Global pada bulan Juni turun ke 46,9 dari 47,4 di bulan sebelumnya – tetap di bawah ambang batas ekspansi (50), menandakan bahwa sektor industri manufaktur masih dalam fase kontraksi.
Dolar AS Tertekan, Ketegangan Trump-Powell dan RUU Anggaran Ganggu Arah Kebijakan The Fed
Di sisi eksternal, Dolar AS masih mengalami tekanan jual. Indeks Dolar AS (DXY) melemah ke level 96,77, mencatat koreksi bulanan sebesar 2,67% sepanjang Juni. Ekspektasi pasar kini mengarah pada pemangkasan The Fed di bulan September, dengan probabilitas sekitar 74%.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa kebijakan tarif Trump berisiko memicu inflasi yang bersifat jangka pendek maupun struktural. Hal ini membuat The Fed harus lebih berhati-hati dalam mengambil langkah pelonggaran lebih lanjut. Presiden AS Donald Trump mengkritik langkah Ketua The Fed Jerome Powell terkait suku bunga tinggi, yang dinilainya terlalu lambat dalam merespons kondisi ekonomi.
Selain itu, upaya keras Trump dalam meloloskan RUU "One Big Beautiful" memperumit kebijakan moneter, terutama karena RUU tersebut diprediksi akan memperbesar defisit anggaran AS – bertolak belakang dengan janji kampanyenya untuk menghapus defisit dalam hitungan bulan.
Data Ekonomi AS Jadi Sorotan, Fokus Utama pada NFP
Fokus pasar saat ini tertuju pada sejumlah rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan ini, termasuk PMI Manufaktur ISM dan laporan lowongan kerja JOLTS pada Selasa malam ini, serta laporan ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) yang akan dirilis Kamis mendatang, lebih awal dari biasanya karena libur hari Kemerdekaan AS – yang kemungkinan besar akan menjadi pendorong baru dalam pergerakan USD/IDR.
(berita ini dikoreksi pukul 9:19 GMT, untuk menyebutkan bahwa laporan ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) yang akan dirilis Kamis mendatang, bukan Jumat)
Indikator Ekonomi
Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan yang dirilis oleh Statistik Indonesia adalah keseimbangan antara ekspor dan impor barang dan jasa secara keseluruhan. Nilai yang positif menunjukkan surplus perdagangan, sedangkan nilai negatif menunjukkan defisit perdagangan. Jika permintaan dalam pertukaran untuk ekspor Indonesia yang stabil terlihat, Rupiah akan menerima efek positif (atau bullish), sebaliknya akan memiliki efek negatif (atau bearish).
Baca lebih lanjutIndikator Ekonomi
PMI Manufaktur ISM
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Institute for Supply Management (ISM), yang dirilis setiap bulan, merupakan indikator utama yang mengukur aktivitas bisnis di sektor manufaktur AS. Indikator tersebut diperoleh dari survei terhadap eksekutif pemasok manufaktur berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan di organisasi masing-masing. Respons survei mencerminkan perubahan, jika ada, pada bulan ini dibandingkan bulan sebelumnya. Angka di atas 50 menunjukkan bahwa ekonomi manufaktur secara umum berkembang, yang merupakan tanda bullish bagi Dolar AS (USD). Angka di bawah 50 menandakan aktivitas pabrik secara umum menurun, yang dipandang sebagai bearish bagi USD.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Sel Jul 01, 2025 14.00
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: 48.8
Sebelumnya: 48.5
Sumber: Institute for Supply Management
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Institute for Supply Management (ISM) memberikan pandangan yang andal terhadap keadaan sektor manufaktur AS. Data di atas 50 menunjukkan bahwa aktivitas bisnis berkembang selama periode survei dan sebaliknya. IMP dianggap sebagai indikator utama dan dapat menandakan pergeseran siklus ekonomi. Hasil cetak yang lebih kuat dari perkiraan biasanya berdampak positif pada USD. Selain IMP utama, data Indeks Ketenagakerjaan dan Indeks Harga yang Dibayar diawasi dengan cermat karena keduanya menyoroti pasar tenaga kerja dan inflasi.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
Emas Mendekati Puncak Tujuh Minggu di Atas $4.300
Emas kini melepaskan beberapa keuntungan dan mempertanyakan zona kunci $4.300 per troy ons setelah sebelumnya mencapai tertinggi multi-minggu. Pergerakan ini didorong oleh ekspektasi bahwa The Fed akan memberikan penurunan suku bunga lebih lanjut tahun depan, dengan logam kuning tersebut naik meskipun Greenback menguat dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS meningkat secara keseluruhan.
EUR/USD Berusaha Keras untuk Temukan Arah di Tengah Kenaikan USD
EUR/USD memangkas sebagian dari kenaikan sebelumnya, mengalami sedikit tekanan turun di dekat 1,1730 saat Dolar AS naik tipis. Pasar masih mencerna keputusan suku bunga terbaru dari The Fed, sambil juga menantikan lebih banyak pernyataan dari para pejabat The Fed di sesi-sesi mendatang.
GBP/USD Menembus di Bawah 1,3400 pada Bounce USD
Data Inggris yang mengecewakan membebani Sterling menjelang akhir pekan, memicu pullback pada GBP/USD ke terendah baru harian di dekat 1,3360. Melihat ke depan, acara kunci berikutnya di seberang Selat adalah pertemuan BoE pada 18 Desember.
Prakiraan Harga Litecoin: LTC Berusaha Keras untuk Melanjutkan Kenaikan, Taruhan Bullish Berisiko
Harga Litecoin (LTC) stabil di atas $80 pada saat berita ini ditulis pada hari Jumat, setelah terjadi pembalikan dari level resistance $87 pada hari Rabu. Data derivatif menunjukkan adanya akumulasi posisi bullish sementara Open Interest kontrak berjangka LTC menurun, menandakan risiko long squeeze.
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 12 Desember:
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 12 Desember: