IHSG Menguat ke 7.931, Pasar Respon Harapan Dovish The Fed dan Tunggu IHP AS


  • IHSG naik 0,49% ke 7.931, dipimpin sektor teknologi dan saham konsumen.
  • Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed 50 bp meningkat, tensi politik AS ikut membayangi.
  • Data IHP dan simposium Jackson Hole menjadi sorotan pasar dalam mengukur arah kebijakan The Fed.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan selama empat hari berturut-turut pada perdagangan Kamis, yang menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks naik 0,49% atau 38 poin ke level 7.931 dari posisi sebelumnya di 7.892. Sepanjang sesi, indeks bergerak stabil dalam kisaran 7.905 hingga 7.973, didukung oleh sentimen positif pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan FOMC bulan September.

Penguatan IHSG juga diperkuat oleh arus masuk dana asing, dengan nilai net buy investor asing tercatat sebesar Rp864,3 miliar di pasar reguler, mencerminkan keyakinan investor global terhadap prospek pasar saham domestik.

Sektor teknologi menjadi motor utama penguatan, tercermin dari lonjakan indeks IDXTECHNO sebesar 3,85% ke 10.058. Di sisi lain, PRIMBANK10 justru terkoreksi 0,80% ke 198. Pada kelompok saham LQ45, MAPI mencatat kenaikan tertinggi sebesar 5,6% ke 1.320 dengan nilai transaksi Rp81,2 miliar, disusul ICBP yang naik 2,6% ke 9.725 dengan transaksi Rp248,7 miliar. Sementara itu, MEDC dan GOTO memimpin pelemahan, masing-masing turun 2,8% ke 1.225 dan 3,1% ke 62.

Relokasi Industri Tiongkok Dorong Investasi Masuk ke Indonesia

Dari eksternal, keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memperpanjang gencatan tarif AS-Tiongkok selama 90 hari memperkuat optimisme pasar. Tarif rata-rata atas barang Tiongkok tetap di sekitar 55%, sementara tarif “timbal balik” juga diberlakukan terhadap sejumlah mitra dagang lainnya. Langkah ini memperkuat ekspektasi relokasi industri Tiongkok ke ASEAN, dan Indonesia menjadi salah satu tujuan utama karena tarif AS atas barang asal Indonesia lebih rendah, yakni 19%.

Investasi asal Tiongkok dan Hong Kong ke Indonesia mencatat kenaikan signifikan sebesar 6,5% secara tahunan (YoY) menjadi US$8,2 miliar pada paruh pertama 2025, menunjukkan ketertarikan yang terus tumbuh terhadap pasar domestik. Di sisi lain, total arus masuk investasi asing langsung (FDI) nasional hanya tumbuh 2,58% pada periode yang sama, menandakan kontribusi Tiongkok dan Hong Kong sebagai pendorong utama pertumbuhan FDI di tengah tantangan global.

Tensi Politik Bayangi The Fed, Bessent Desak Pemangkasan Suku Bunga 50 Bp

Di tengah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, tensi politik di Amerika Serikat justru memanas. Presiden Donald Trump kembali melontarkan kritik tajam terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, bahkan membuka kemungkinan langkah hukum terkait kinerjanya. Tekanan semakin bertambah setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, secara terbuka mendorong pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September, dengan alasan inflasi yang mulai melandai dan data pasar tenaga kerja yang direvisi menunjukkan pelemahan lebih dalam.

Sejalan dengan itu, CME FedWatch Tool kini menunjukkan probabilitas penuh terhadap pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC bulan depan.

Menurut analis valas OCBC, Frances Cheung dan Christopher Wong, intervensi Bessent tergolong tidak lazim. "Biasanya tidak umum bagi menteri keuangan untuk memberikan komentar spesifik tentang pemangkasan suku bunga," tulis mereka dalam catatan resmi. Dalam wawancara dengan Fox Business, Bessent bahkan menyebut bahwa "The Fed seharusnya sudah memangkas suku bunga pada bulan Juni atau Juli" jika data revisi ketenagakerjaan sudah tersedia lebih awal.

Pasar Tunggu Rangkaian Data Ekonomi AS, Peluang Dovish The Fed Jadi Penentu Arah IHSG

Untuk sisa pekan ini, pasar akan mencermati rilis data inflasi produsen (IHP) dan Klaim Tunjangan Pengangguran awal dari Amerika Serikat (AS) malam ini, serta sejumlah data penting pada Jumat seperti produksi industri, penjualan ritel, indeks manufaktur Empire State, dan survei sentimen konsumen serta ekspektasi inflasi dari Universitas Michigan.

Jika data-data ini mengonfirmasi pelemahan ekonomi dan makin banyak pejabat The Fed bergeser ke arah dovish, peluang pemangkasan suku bunga 50 bp dalam FOMC September akan meningkat signifikan. Meskipun FOMC masih lebih dari sebulan lagi, simposium Jackson Hole yang digelar 21-23 Agustus dipandang sebagai momen penting untuk membaca arah kebijakan moneter selanjutnya.

Bagi pasar domestik, sinyal pelonggaran agresif dari The Fed bisa menjadi katalis penguatan lanjutan IHSG. Suku bunga global yang lebih rendah membuka peluang capital inflow ke emerging markets, termasuk Indonesia. Ini mendukung penguatan rupiah dan mendorong minat terhadap aset berisiko, terutama di sektor teknologi dan konsumen. Namun sebaliknya, jika data AS kembali kuat dan ekspektasi pelonggaran meredup, penguatan dolar AS dapat memberi tekanan pada rupiah dan membatasi ruang kenaikan IHSG dalam jangka pendek.

Pertanyaan Umum Seputar The Fed

Kebijakan moneter di AS dibentuk oleh Federal Reserve (The Fed). The Fed memiliki dua mandat: mencapai stabilitas harga dan mendorong lapangan kerja penuh. Alat utamanya untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menyesuaikan suku bunga. Ketika harga naik terlalu cepat dan inflasi berada di atas target The Fed sebesar 2%, Bank sentral ini menaikkan suku bunga, meningkatkan biaya pinjaman di seluruh perekonomian. Hal ini menghasilkan Dolar AS (USD) yang lebih kuat karena menjadikan AS tempat yang lebih menarik bagi para investor internasional untuk menyimpan uang mereka. Ketika inflasi turun di bawah 2% atau Tingkat Pengangguran terlalu tinggi, The Fed dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong pinjaman, yang membebani Greenback.

Federal Reserve (The Fed) mengadakan delapan pertemuan kebijakan setahun, di mana Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) menilai kondisi ekonomi dan membuat keputusan kebijakan moneter. FOMC dihadiri oleh dua belas pejabat The Fed – tujuh anggota Dewan Gubernur, presiden Federal Reserve Bank of New York, dan empat dari sebelas presiden Reserve Bank regional yang tersisa, yang menjabat selama satu tahun secara bergilir.

Dalam situasi ekstrem, Federal Reserve dapat menggunakan kebijakan yang disebut Pelonggaran Kuantitatif (QE). QE adalah proses yang dilakukan The Fed untuk meningkatkan aliran kredit secara substansial dalam sistem keuangan yang macet. Ini adalah langkah kebijakan non-standar yang digunakan selama krisis atau ketika inflasi sangat rendah. Ini adalah senjata pilihan The Fed selama Krisis Keuangan Besar pada tahun 2008. Hal ini melibatkan The Fed yang mencetak lebih banyak Dolar dan menggunakannya untuk membeli obligasi berperingkat tinggi dari lembaga keuangan. QE biasanya melemahkan Dolar AS.

Pengetatan kuantitatif (QT) adalah proses kebalikan dari QE, di mana Federal Reserve berhenti membeli obligasi dari lembaga keuangan dan tidak menginvestasikan kembali pokok dari obligasi yang dimilikinya yang jatuh tempo, untuk membeli obligasi baru. Hal ini biasanya berdampak positif terhadap nilai Dolar AS.

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Emas Mendekati Puncak Tujuh Minggu di Atas $4.300

Emas Mendekati Puncak Tujuh Minggu di Atas $4.300

Emas kini melepaskan beberapa keuntungan dan mempertanyakan zona kunci $4.300 per troy ons setelah sebelumnya mencapai tertinggi multi-minggu. Pergerakan ini didorong oleh ekspektasi bahwa The Fed akan memberikan penurunan suku bunga lebih lanjut tahun depan, dengan logam kuning tersebut naik meskipun Greenback menguat dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS meningkat secara keseluruhan.

EUR/USD Berusaha Keras untuk Temukan Arah di Tengah Kenaikan USD

EUR/USD Berusaha Keras untuk Temukan Arah di Tengah Kenaikan USD

EUR/USD memangkas sebagian dari kenaikan sebelumnya, mengalami sedikit tekanan turun di dekat 1,1730 saat Dolar AS naik tipis. Pasar masih mencerna keputusan suku bunga terbaru dari The Fed, sambil juga menantikan lebih banyak pernyataan dari para pejabat The Fed di sesi-sesi mendatang.

GBP/USD Menembus di Bawah 1,3400 pada Bounce USD

GBP/USD Menembus di Bawah 1,3400 pada Bounce USD

Data Inggris yang mengecewakan membebani Sterling menjelang akhir pekan, memicu pullback pada GBP/USD ke terendah baru harian di dekat 1,3360. Melihat ke depan, acara kunci berikutnya di seberang Selat adalah pertemuan BoE pada 18 Desember.

Prakiraan Harga Litecoin: LTC Berusaha Keras untuk Melanjutkan Kenaikan, Taruhan Bullish Berisiko

Prakiraan Harga Litecoin: LTC Berusaha Keras untuk Melanjutkan Kenaikan, Taruhan Bullish Berisiko

Harga Litecoin (LTC) stabil di atas $80 pada saat berita ini ditulis pada hari Jumat, setelah terjadi pembalikan dari level resistance $87 pada hari Rabu. Data derivatif menunjukkan adanya akumulasi posisi bullish sementara Open Interest kontrak berjangka LTC menurun, menandakan risiko long squeeze.

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 12 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 12 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 12 Desember:

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA