- IHSG ditutup positif di 8.617, ditopang sektor siklikal dan industri di tengah volatilitas dalam perdagangan harian yang cukup lebar.
- OECD mempertahankan proyeksi pertumbuhan Indonesia di 5,0% pada 2025-2026, menempatkannya sebagai salah satu ekonomi paling tangguh di G20.
- Data manufaktur AS kembali kontraktif, memberi sinyal pemulihan global yang belum merata dan menjaga kehati-hatian investor.
IHSG ditutup menguat 0,80% ke 8.617, ditopang rotasi agresif ke sektor siklikal dan industri di tengah volatilitas dalam perdagangan harian yang cukup lebar. Indeks sempat menyentuh 8.625 sebelum terkoreksi ke 8.564, menandakan pasar masih aktif mencari peluang di saham-saham berbeta tinggi.
IDXCYCLIC naik 2,43%, IDXINDUST melonjak 2,75%, dan DBX menguat 1,97%, sementara sektor defensif melemah – IDXHEALTH turun 0,78%, IDXTECHNO turun 0,36%, dan IDXMESBUMN terkoreksi tipis.
Pada jajaran saham, SDMU memimpin penguatan harian, diikuti BBRM dan FPNI, sedangkan ESTI, SMIL, dan ESIP memimpin pelemahan.
OECD: Indonesia Tetap Menonjol di Tengah Perlambatan Global
Dari perspektif fundamental, sentimen domestik mendapat dorongan dari proyeksi OECD yang mempertahankan pertumbuhan Indonesia di 5,0% untuk 2025-2026, menempatkan Indonesia sebagai salah satu ekonomi paling resilien di G20. Proyeksi ini kontras dengan gambaran global yang lebih rapuh, di mana pertumbuhan dunia diprakirakan melambat dari 3,2% pada 2025 ke 2,9% pada 2026, sebelum mulai membaik pada 2027. Stabilitas Asia – terutama Indonesia, India, dan Tiongkok – menjadi bantalan penting bagi pasar keuangan kawasan, termasuk IHSG.
Data Manufaktur AS: Sinyal yang Masih Lemah
Namun, dari Amerika Serikat, rilis data manufaktur kembali menambah lapisan kehati-hatian. PMI Manufaktur ISM turun ke 48,2, tetap berada di zona kontraksi. Komponen pesanan baru melemah ke 47,4, sementara ketenagakerjaan jatuh lebih dalam ke 44, mencerminkan perusahaan semakin menahan perekrutan. Tekanan biaya juga menunjukkan tanda-tanda moderasi, dengan Harga Dibayar ISM turun ke 58.5 dari 59.5. Rangkaian data ini mengisyaratkan bahwa pemulihan industri AS masih goyah, dan pelemahan aktivitas manufaktur global berpotensi menjadi penahan bagi sentimen risiko di pasar negara berkembang.
IHSG Menguji Resistance Rising Wedge, Momentum Mulai Melemah
Secara teknis, IHSG kini berada di dekat resistance dari pola rising wedge di area 8.617, bersisian dengan level Fibonacci 0,236 yang sejak pekan lalu menahan kenaikan indeks. Struktur harga menunjukkan momentum mulai melemah meski tren masih bertahan. Selama IHSG mampu bertahan di atas 8.530, bias jangka pendek tetap stabil.
Namun jika tekanan jual meningkat, Fibonacci 0,382 di 8.368 dan Fibonacci 0,5 di 8.290 akan menjadi support penting yang menentukan kedalaman koreksi. Relative Strength Index (RSI) yang mendekati 65 juga menandakan pasar mulai berada di zona jenuh beli ringan, membuka peluang konsolidasi.

Secara keseluruhan, kombinasi proyeksi OECD yang konstruktif untuk Indonesia dan data manufaktur AS yang masih kontraktif menciptakan dinamika campuran bagi IHSG. Fundamental domestik tetap kokoh, tetapi ruang penguatan jangka pendek kemungkinan lebih terbatas karena indeks berada tepat di bawah resisten utama. Pergerakan berikutnya diprakirakan lebih selektif, dengan pasar menunggu katalis yang lebih kuat dari perkembangan global.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
USD/JPY Melemah Dekat 155,05 di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed, Fokus pada Data Inflasi PCE AS
Pasangan mata uang USD/JPY tetap lemah di dekat 155,05 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat. Meningkatnya taruhan pada pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS (The Fed) minggu depan dan data ekonomi AS yang lebih lemah membebani Dolar AS (USD) terhadap Yen Jepang (JPY).
Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Datar Dekat $4.200 Menjelang Rilis Inflasi PCE AS
Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan datar di dekat $4.205 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat. Kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS dan data lapangan pekerjaan AS yang positif membatasi kenaikan logam mulia.
Prakiraan Harga EUR/USD: Prospek Tetap Konstruktif di Atas 1,1450
EUR/USD kesulitan untuk melanjutkan pergerakan naiknya, menghadapi beberapa resistance yang cukup baik di sekitar tertinggi baru dua bulan sedikit di atas 1,1680 pada hari Kamis.
XRP Terjun di Tengah Aktivitas On-chain Rekor, Sinyal Teknis Beragam
Ripple (XRP) diperdagangkan di bawah tekanan pada saat berita ini ditulis pada hari Kamis, setelah para pembeli gagal menembus resistance jangka pendek di $2,22. Pembalikan ini mungkin akan berlanjut menuju terendah hari Senin di $1,98, terutama jika sentimen risk-off terus berlanjut di pasar mata uang kripto (cryptocurrency) yang lebih luas.
Berikut adalah yang perlu diperhatikan pada hari Jumat, 5 Desember:
Dolar AS (USD) berjuang untuk menemukan arah di tengah tren bearish yang intens dan berkelanjutan yang telah berlangsung sejak akhir November. Meningkatnya spekulasi untuk pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) minggu depan dan data yang mengecewakan telah membuat Greenback berada di bawah pengawasan belakangan ini, memicu momentum penurunannya.