BRIS Tertahan di 2.380 Kesulitan Melanjutkan Kenaikan Kemarin, Perseroan Melakukan Pemanggilan RUPS Luar Biasa


  • BRIS berisiko melanjutkan penurunan dari akhir bulan lalu jika kesulitan menindaklanjuti kenaikan hari kemarin.
  • Perseroan melakukan pemanggilan RUPS luar biasa dan menginformasikan dua agenda dalam rapat tersebut.
  • Tren menurun saham ini berlanjut setelah menembus area support 2.420 pada 21 November 2025.

BRIS diperdagangkan di 2.390 yang lebih tinggi 0,42% dari penutupan hari kemarin pada saat berita ini ditulis. Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. dibuka dengan gap atas di 2.390 dan naik ke tertinggi hari 2.410 di sesi pertama. Namun demikian, BRIS kesulitan memanfaatkan gap pembukaan tersebut dan malah turun ke terendah hari 2.380. Penutupan merah hari ini berisiko melanjutkan penurunan dari bulan lalu.

BRIS sempat ditutup naik 1,7% di 2.380 pada hari kemarin usai perseroan mengumumkan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa. Dalam pemanggilan tersebut, perseroan menginformasikan bahwa RUPS akan dilaksanakan pada 23 Desenber 2025 dan recording date investor yang berhak hadir RUPS adalah pada 27 November 2025.

Informasi di atas sama dengan pengumuman rencana RUPS sebelumnya, namun informasi terbaru yang muncul adalah agenda rapat. Ada dua agenda dalam rapat ini yaitu yang pertama adalah persetujuan perubahan anggaran dasar dan yang kedua adalah pendelegasian kewenangan persetujuan rencana kerja dan anggaran perusahaan tahun 2026.

Tidak ada lagi aksi korporasi yang bisa disebutkan untuk emiten ini. Namun, informasi penting lainnya yang perlu diingat adalah laporan keuangan terbaru perseroan. Selama periode Januari 2025 – September 2025, perseroan mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp5,56 triliun yang lebih tinggi dibandingkan dengan Januari 2024 – September 2024 yaitu Rp5,10 triliun. Selain itu, aset perseroan per 30 September 2025 bertambah menjadi Rp416,56 triliun dari Rp408,61 triliun pada akhir tahun lalu.

Grafik Harian BRIS – Analisis Teknis

BRIS
Grafik harian BRIS

Tren jangka lebih panjang BRIS adalah bearish karena saham ini bergerak di bawah Simple Moving Average (SMA) 200-hari. Average ini berfungsi sebagai penghalang yang sulit karena beberapa kali dicoba ditembus namun gagal, malah menjadi titik balik untuk bergerak turun.

Penurunan berlanjut setelah BRIS menembus 2.420 (area terendah yang dikunjungi BRIS sejak April tahun ini) pada 21 November 2025. Momentumnya bearish seperti yang diindikasikan oleh indikator Relative Strength Index (RSI) 14 hari yang saat ini berada di 36,65, di bawah level 50 yang memisahkan antara momentum bullish dan bearish.

Kelanjutan penurunan BRIS akan mengekspos support di 2.330 (terendah 1 Desember 2025), 2.220 (terendah 10 dan 11 April 2025), dan 2.000 (terendah 2025 yang diraih pada 21 Maret dan level angka bulat).

Sementara jika BRIS naik lebih lanjut, saham ini perlu melewati area 2.420 yang disebutkan di atas. Penerimaan yang berkelanjutan di atasnya akan membuat BRIS mengincar 2.540 (tertinggi 10 November 2025), 2.658 (SMA 200-hari), dan 2.900 (tertinggi 24 dan 28 Juli 2025).

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

USD/JPY Melemah Dekat 155,05 di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed, Fokus pada Data Inflasi PCE AS

USD/JPY Melemah Dekat 155,05 di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed, Fokus pada Data Inflasi PCE AS

Pasangan mata uang USD/JPY tetap lemah di dekat 155,05 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat. Meningkatnya taruhan pada pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS (The Fed) minggu depan dan data ekonomi AS yang lebih lemah membebani Dolar AS (USD) terhadap Yen Jepang (JPY).

Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Datar Dekat $4.200 Menjelang Rilis Inflasi PCE AS

Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Datar Dekat $4.200 Menjelang Rilis Inflasi PCE AS

Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan datar di dekat $4.205 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat. Kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS dan data lapangan pekerjaan AS yang positif membatasi kenaikan logam mulia.

Prakiraan Harga EUR/USD: Prospek Tetap Konstruktif di Atas 1,1450

Prakiraan Harga EUR/USD: Prospek Tetap Konstruktif di Atas 1,1450

EUR/USD kesulitan untuk melanjutkan pergerakan naiknya, menghadapi beberapa resistance yang cukup baik di sekitar tertinggi baru dua bulan sedikit di atas 1,1680 pada hari Kamis.

XRP Terjun di Tengah Aktivitas On-chain Rekor, Sinyal Teknis Beragam

XRP Terjun di Tengah Aktivitas On-chain Rekor, Sinyal Teknis Beragam

Ripple (XRP) diperdagangkan di bawah tekanan pada saat berita ini ditulis pada hari Kamis, setelah para pembeli gagal menembus resistance jangka pendek di $2,22. Pembalikan ini mungkin akan berlanjut menuju terendah hari Senin di $1,98, terutama jika sentimen risk-off terus berlanjut di pasar mata uang kripto (cryptocurrency) yang lebih luas.

Berikut adalah yang perlu diperhatikan pada hari Jumat, 5 Desember:

Berikut adalah yang perlu diperhatikan pada hari Jumat, 5 Desember:

Dolar AS (USD) berjuang untuk menemukan arah di tengah tren bearish yang intens dan berkelanjutan yang telah berlangsung sejak akhir November. Meningkatnya spekulasi untuk pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) minggu depan dan data yang mengecewakan telah membuat Greenback berada di bawah pengawasan belakangan ini, memicu momentum penurunannya.

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA