• IHSG turun 0,11% ke 7.222; asing catat net buy harian Rp79 miliar, net sell YTD masih Rp48,78 triliun.
  • MBMA, BRMS, dan ENRG memimpin penguatan sektoral KOMPAS100.
  • Sentimen negatif dipicu laporan Bank Dunia soal proyeksi PDB global 2025 yang direvisi turun ke 2,3%, terendah dalam 17 tahun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis sebesar 8 poin atau 0,11% ke level 7.222 pada akhir perdagangan Rabu. Meski pelemahan bersifat minor, pergerakan indeks berlangsung cukup fluktuatif, sempat menyentuh level tertinggi harian di 7.239 sebelum terkoreksi hingga 59 poin ke level terendah 7.172.

Menurut data dari Bursa Efek Jakarta (BEJ), aksi net buy Asing di seluruh pasar tercatat sebesar 79,04 miliar. Secara year-to-date (YTD), investor asing masih mencatatkan net sell yang signifikan mencapai Rp48,78 triliun atau sekitar USD 2,99 miliar.

Di tengah pergerakan indeks yang tertekan, beberapa saham di daftar indeks KOMPAS100 mencatatkan penguatan mencolok. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) memimpin jajaran top gainers dengan lonjakan 15,46% ke Rp478 per saham, disusul PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang naik 12,04% ke Rp484, dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang menguat 6,96% ke Rp246.

BEJ melaporkan, saham BRMS mencatat kontribusi terbesar terhadap penguatan IHSG hari ini, memberikan sumbangan signifikan sebesar +8,13 poin terhadap indeks.

Di sisi lain, pelemahan paling dalam dialami saham PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) yang turun 6,77% ke Rp620, diikuti PT Timah Tbk (TINS) turun 4,86%, dan PT Telkom Indonesia (TLKM) yang melemah 3,78% ke Rp2.800.

Dari sisi aliran dana asing, BRMS mencatatkan arus masuk terbesar senilai Rp335,1 miliar, disusul TLKM sebesar Rp223,7 miliar dan BRIS Rp51,1 miliar. Sementara itu, BBRI menjadi saham dengan tekanan jual asing terbesar sebesar Rp330,2 miliar, diikuti CUAN Rp225,6 miliar dan BBCA Rp136,8 miliar.

Tekanan pasar hari ini juga tak lepas dari sentimen eksternal. Dalam laporan terbarunya bertajuk Global Economic Prospects, Bank Dunia memperingatkan bahwa perekonomian global menghadapi tekanan berat akibat meningkatnya ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan yang mengguncang stabilitas internasional. Negara-negara berkembang dan pasar berkembang (EMDE) disebut kesulitan pulih pascapandemi dan menghadapi tantangan dalam menciptakan lapangan kerja serta menurunkan tingkat kemiskinan.

Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB global tahun ini menjadi 2,3%, laju terendah dalam 17 tahun di luar masa resesi. Bahkan, hingga 2027, pertumbuhan global diprakirakan hanya akan rata-rata 2,5% per tahun – terendah sejak dekade 1960-an.

Sementara itu di pasar global, kontrak berjangka saham AS juga melemah pada Rabu. S&P 500 turun 0,18%, Dow Jones Industrial Average turun 0,16%, dan Nasdaq 100 terkoreksi 0,17%. Pelemahan ini terjadi di tengah sikap hati-hati pelaku pasar menjelang rilis data inflasi konsumen AS bulan Mei, meski ada kabar positif dari kesepakatan awal kerangka kerja dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang bertujuan meredakan ketegangan perdagangan dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Emas Jauh dari Tertinggi Sesi, Bertahan di Atas $4.300

Emas Jauh dari Tertinggi Sesi, Bertahan di Atas $4.300

Emas kehilangan momentum bullish-nya dan mundur di bawah $4.350 setelah menguji level ini lebih awal pada hari Senin. XAU/USD, bagaimanapun, tetap berada di wilayah positif karena Dolar AS tetap melemah di tengah ekspektasi yang meningkat untuk prospek kebijakan dovish The Fed tahun depan.

EUR/USD Pertahankan Kenaikan Kecil di Dekat 1,1750

EUR/USD Pertahankan Kenaikan Kecil di Dekat 1,1750

Setelah koreksi yang berlangsung singkat di awal sesi Eropa, EUR/USD mendapatkan traksinya dan bertahan pada kenaikan moderat di sekitar 1,1750 pada hari Senin. Namun, volatilitas pasangan mata uang ini tetap rendah, dengan para investor menunggu rilis data kunci dari AS dan pengumuman kebijakan ECB minggu ini.

GBP/USD Menguat Menuju 1,3400 Menjelang Data AS dan BoE

GBP/USD Menguat Menuju 1,3400 Menjelang Data AS dan BoE

GBP/USD berbalik arah dan naik menuju 1,3400 setelah jatuh ke area 1,3350 lebih awal di hari ini. Dolar AS berusaha keras untuk mengumpulkan momentum pemulihan saat pasar menantikan data Nonfarm Payrolls pada hari Selasa, sementara Pound Sterling bertahan stabil menjelang pengumuman kebijakan BoE di akhir minggu.

Solana Konsolidasi Saat Arus Masuk ETF Spot Mendekati $1 Miliar Mengisyaratkan Pembelian Dip Institusional

Solana Konsolidasi Saat Arus Masuk ETF Spot Mendekati $1 Miliar Mengisyaratkan Pembelian Dip Institusional

Harga Solana berada di atas $131 pada saat berita ini ditulis pada hari Senin, mendekati batas atas pola falling wedge, menunggu penembusan yang menentukan. Di sisi institusional, permintaan untuk Exchange-Traded Funds (ETF) Solana spot tetap kuat, mendorong total aset yang dikelola menjadi hampir $1 miliar sejak peluncuran.

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA