Harga Batu Bara Stabil, Permintaan India Diprediksi Melonjak, Tiongkok-Mongolia Bangun Jalur Langsung


  • Harga batu bara ICE Newcastle stabil dengan kontrak Mei naik tipis ke US$100,50 dan kontrak Juni lebih aktif, naik ke US$105,85 dengan volume tinggi.
  • Permintaan batubara India diproyeksikan naik 60% hingga 2050, dengan impor tetap signifikan meski produksi domestik ditingkatkan.
  • Tiongkok dan Mongolia bangun jalur kereta baru ke tambang Tavan Tolgoi demi tingkatkan ekspor batubara hingga 30 juta ton per tahun.

Harga batu bara di pasar berjangka ICE Newcastle terpantau bergerak stabil pada perdagangan terakhir. Dua kontrak aktif, yakni untuk pengiriman Mei dan Juni 2025, sama-sama mencatat kenaikan tipis.

Kontrak Mei 2025 (LQK25) naik sedikit sebesar US$0,05 ke level US$100,50 per ton. Harga hari ini, Kamis (22 Mei), dibuka di US$99,00. Namun volume transaksinya tergolong sepi, hanya 7 kontrak yang berpindah tangan.

Sementara itu, kontrak untuk Juni 2025 (LQM25) pada perdagangan tanggal 21 Mei terlihat lebih aktif. Harganya naik US$0,20 atau 0,19% ke posisi US$105,85 per ton untuk perdagangan yang tercatat hari Rabu, dengan volume transaksi mencapai 189 kontrak. Harga tertinggi hari itu tercatat di US$107,30.

Pergerakan harga ini menunjukkan bahwa pasar masih cukup optimis, meski belum ada lonjakan besar. Kontrak bulan Juni tampaknya mulai menjadi favorit karena mencerminkan ekspektasi terhadap permintaan energi yang lebih tinggi ke depan.

Permintaan Batu Bara India Diproyeksikan Melonjak 60% pada 2050

Meski dunia sedang bergerak menuju energi bersih, permintaan batu bara di Asia — khususnya di India dan Tiongkok — masih akan tumbuh signifikan dalam beberapa dekade ke depan.

Di India, kebutuhan batubara diprakirakan melonjak sekitar 60% hingga tahun 2050. Hal ini disampaikan oleh Pritish Raj, Managing Editor Asia Thermal Coal di S&P Global Commodity Insights kepada EnergyWorld. Meski India termasuk salah satu produsen batubara terbesar dunia, masih ada keterbatasan dalam hal kualitas dan pasokan dari dalam negeri. Karena itu, impor tetap akan dibutuhkan – diprakirakan mencapai 150-180 juta ton batubara termal pada tahun 2030 dari total kebutuhan sekitar 250 juta ton.

Secara proporsi, penggunaan batubara dalam pembangkit listrik India memang akan menurun ke level 66% pada 2030. Tapi secara volume, konsumsi energi dari batu bara justru naik, seiring meningkatnya permintaan listrik nasional yang diproyeksikan mencapai 1.600 TWh. Di saat yang sama, energi surya terus mencatat pertumbuhan pesat – kontribusinya dalam bauran energi diprakirakan naik dari 8,54% (2024) menjadi 14,58% (2030).

Tiongkok-Mongolia Membangun Jalur Langsung Kereta Lintas Batas

Tak hanya India, Tiongkok juga mengambil langkah penting. Negara Tirai Bambu ini dan Mongolia tengah memperkuat konektivitas logistik energi melalui pembangunan jalur kereta lintas batas Gankemaodu-Gashuunsukhait sepanjang 19,5 km, seperti yang dilaporkan oleh railway.supply. Jalur ini akan langsung menghubungkan Tiongkok dengan tambang batu bara raksasa Tavan Tolgoi di Mongolia, dan diprakirakan mampu mengangkut hingga 30 juta ton batubara per tahun. Proyek ini ditargetkan selesai awal 2027 dan akan menggantikan sistem angkutan truk yang selama ini digunakan.

Proyek yang dikerjakan oleh China Energy dan Erdenes-Tavantolgoi JSC ini dinilai strategis, karena berpotensi meningkatkan pendapatan Mongolia hingga sekitar US$1,5 miliar per tahun, mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8% per tahun, dan memperkuat posisi negara itu sebagai pemasok utama batu bara kokas dan termal ke Tiongkok. Jika jalur perbatasan lain juga dibuka, total ekspor batu bara Mongolia bisa tembus 120 juta ton pada 2030.

Perlu Menjaga Keseimbangan antara Bisnis Batu Bara dan Pengembangan Energi Terbarukan

Di sisi lain, perusahaan energi Indonesia, Indika Energy, menyatakan akan tetap menjaga keseimbangan antara bisnis batu bara dan pengembangan energi terbarukan. Meski dunia menghadapi dinamika baru – termasuk kembalinya AS ke kebijakan pro-fosil di bawah Presiden Trump – Indika berkomitmen untuk tetap pada jalur transisi energi.

“Kami tetap prioritaskan kinerja bisnis batu bara yang sudah berjalan agar bisa menopang transformasi ke sektor-sektor baru yang lebih berkelanjutan,” jelas Azis Armand, Direktur Indika Energy saat diwawancarai oleh CNBC.

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Emas Mendekati Puncak Tujuh Minggu di Atas $4.300

Emas Mendekati Puncak Tujuh Minggu di Atas $4.300

Emas kini melepaskan beberapa keuntungan dan mempertanyakan zona kunci $4.300 per troy ons setelah sebelumnya mencapai tertinggi multi-minggu. Pergerakan ini didorong oleh ekspektasi bahwa The Fed akan memberikan penurunan suku bunga lebih lanjut tahun depan, dengan logam kuning tersebut naik meskipun Greenback menguat dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS meningkat secara keseluruhan.

EUR/USD Berusaha Keras untuk Temukan Arah di Tengah Kenaikan USD

EUR/USD Berusaha Keras untuk Temukan Arah di Tengah Kenaikan USD

EUR/USD memangkas sebagian dari kenaikan sebelumnya, mengalami sedikit tekanan turun di dekat 1,1730 saat Dolar AS naik tipis. Pasar masih mencerna keputusan suku bunga terbaru dari The Fed, sambil juga menantikan lebih banyak pernyataan dari para pejabat The Fed di sesi-sesi mendatang.

GBP/USD Menembus di Bawah 1,3400 pada Bounce USD

GBP/USD Menembus di Bawah 1,3400 pada Bounce USD

Data Inggris yang mengecewakan membebani Sterling menjelang akhir pekan, memicu pullback pada GBP/USD ke terendah baru harian di dekat 1,3360. Melihat ke depan, acara kunci berikutnya di seberang Selat adalah pertemuan BoE pada 18 Desember.

Prakiraan Harga Litecoin: LTC Berusaha Keras untuk Melanjutkan Kenaikan, Taruhan Bullish Berisiko

Prakiraan Harga Litecoin: LTC Berusaha Keras untuk Melanjutkan Kenaikan, Taruhan Bullish Berisiko

Harga Litecoin (LTC) stabil di atas $80 pada saat berita ini ditulis pada hari Jumat, setelah terjadi pembalikan dari level resistance $87 pada hari Rabu. Data derivatif menunjukkan adanya akumulasi posisi bullish sementara Open Interest kontrak berjangka LTC menurun, menandakan risiko long squeeze.

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 12 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 12 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 12 Desember:

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA