USD/IDR Bergeming di Sekitar 16.300, Rupiah Masih Dipengaruhi Faktor Global


  • USD/IDR bertahan di level 16.300-an pada perdagangan sesi Asia.
  • Jumlah uang beredar M2 Indonesia pada bulan Januari naik ke 5,9%.
  • Fokus masih berkisar di sekitar perundingan AS-Rusia, tarif Trump dan data ekonomi AS pekan ini.

Pada hari Senin, pasangan mata uang USD/IDR masih bertengger di kisaran 16.300-an, dengan Rupiah Indonesia (IDR) kini tengah bergerak di sekitar 16.315, melemah 0,1% dari harga pembukaannya. Pada perdagangan hari Jumat pekan lalu, Rupiah ditutup di 16.299 per Dolar AS, menurut data yang ditunjukkan oleh Grafik TradingView.

Tim Riset Bank Danamon memprakirakan Rupiah akan diperdagangkan di kisaran di 16.270-16.340 hari ini. Tim ini menyebutkan bahwa “Paket stimulus ekonomi khusus untuk Ramadan dan Lebaran 2025 telah diumumkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Paket stimulus ini diyakini dapat mendorong konsumsi masyarakat selama Ramadan dan Lebaran.”

Pada hari Senin, Bank Indonesia (BI) merilis laporan yang menunjukkan bahwa jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) di Indonesia pada bulan Januari 2025 mencapai Rp9.232,8 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 5,9% secara tahunan, yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,8%.

Indeks PMI Gabungan (Composite PMI) S&P Global AS pada bulan Februari menunjukkan penurunan ke 50,4, lebih rendah dari 52,7 pada bulan Januari. Penurunan ini menandakan bahwa ekspansi aktivitas bisnis di sektor swasta AS mulai melemah. Di sisi lain, PMI Manufaktur pada bulan Februari meningkat ke 51,6 dari 51,2 pada bulan Januari, melampaui prakiraan yang sebesar 51,5. Namun, PMI Jasa pada bulan Februari turun ke 49,7 dari 52,9 pada bulan Januari, lebih rendah dari ekspektasi sebesar 53,0.

Dalam laporan terpisah, Universitas Michigan mencatat bahwa Indeks Sentimen Konsumen AS pada bulan Februari mengalami penurunan lebih besar dari ekspektasi, yaitu dari 71,7 menjadi 64,7. Ini merupakan level terendah dalam 15 bulan terakhir.

Data PMI AS yang mengecewakan untuk bulan Februari memicu kembali kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS, terutama mengingat ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan dan potensi tekanan inflasi yang mungkin timbul.

Para pejabat Federal Reserve tetap berhati-hati terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga di masa depan, mengingat inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian terkait rencana tarif dan kebijakan proteksionis yang dicanangkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Pertemuan antara Amerika Serikat dan Rusia menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan pasangan mata uang USD/IDR, karena hasilnya dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi dan politik global. Selain itu, kemungkinan ancaman tarif baru dari Presiden Donald Trump juga dapat berdampak pada pasar valuta asing. Terakhir, rilis data ekonomi AS minggu ini, seperti inflasi dan ketenagakerjaan, akan memberikan wawasan terkait kesehatan ekonomi AS dan memengaruhi arah pasangan mata uang USD/IDR.
 

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Emas Mempertahankan Momentum Positifnya, Diperdagangkan di Sekitar $4.330

Emas Mempertahankan Momentum Positifnya, Diperdagangkan di Sekitar $4.330

Pasangan aset XAU/USD naik di tengah sentimen pasar yang memburuk, diperdagangkan mendekati level tertinggi mingguan di sekitar $4.340. Logam mulia ini maju dengan hati-hati saat para pelaku pasar menunggu peristiwa tingkat pertama di Eropa dan Amerika Serikat.

EUR/USD Memangkas Kerugian dan Kembali ke Area 1,1750

EUR/USD Memangkas Kerugian dan Kembali ke Area 1,1750

Dolar AS melanjutkan penurunannya di sore hari Amerika, membantu EUR/USD mengurangi kerugian awal. Pasangan mata uang ini diperdagangkan di sekitar 1,1750 saat para pelaku pasar bersiap untuk keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa dan Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat.

GBP/USD Diperdagangkan Jauh di Zona Merah di Bawah 1,3350 setelah Data Inflasi Inggris yang Lemah

GBP/USD Diperdagangkan Jauh di Zona Merah di Bawah 1,3350 setelah Data Inflasi Inggris yang Lemah

GBP/USD berbalik arah setelah turun dengan data inflasi Inggris, dan diperdagangkan di dekat level 1,3400, karena para investor memprakirakan Bank of England akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin setelah pertemuan dua hari pada hari Kamis.

Bitcoin Berisiko Mengalami Koreksi yang Lebih Dalam seiring Arus Keluar ETF Meningkat, Para Pedagang Derivatif Absen

Bitcoin Berisiko Mengalami Koreksi yang Lebih Dalam seiring Arus Keluar ETF Meningkat, Para Pedagang Derivatif Absen

Bitcoin (BTC) tetap berada di bawah tekanan, diperdagangkan di bawah $87.000 pada hari Rabu, mendekati level support utama. Penutupan harian yang menentukan di bawah zona ini dapat membuka jalan untuk koreksi yang lebih dalam.

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Kamis, 18 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Kamis, 18 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Kamis, 18 Desember:

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA