- Rupiah bertahan di sekitar 16.691, stabil menjelang keputusan The Fed.
- Penjualan ritel Oktober tumbuh 4,3% yoy, IKK November melonjak ke 124,0.
- Aturan devisa ekspor terbaru memperkuat pasokan dolar domestik mulai Januari.
Nilai tukar Rupiah (IDR) bergerak stabil mengarah menguat pada perdagangan Rabu siang, dengan pasangan mata uang USD/IDR diperdagangkan di kisaran 16.691, naik tipis 0,27% dibandingkan penutupan sebelumnya. Arah pergerakan ini mencerminkan pasar yang mulai membangun keseimbangan baru setelah volatilitas dolar AS dalam beberapa pekan terakhir, di tengah sikap investor yang cenderung menahan langkah sambil menanti keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) malam ini.
Dari sisi teknis, grafik harian USD/IDR memperlihatkan fase konsolidasi yang relatif terjaga pasca rally sejak pertengahan September. Pergerakan masih tertahan di rentang 16.580-16.750, menandakan pasar tengah menata ulang eksposur antara kebutuhan dolar dan aliran dana ke pasar keuangan domestik. Belum adanya penembusan signifikan mengindikasikan tekanan spekulatif masih terkendali.
Isu Dagang RI-AS Menekan Pasar Sementara, Klarifikasi Redam Kekhawatiran
Sentimen pasar sempat tertekan setelah seorang pejabat AS menyebut perjanjian dagang Indonesia-Amerika Serikat yang dicapai pada Juli berisiko terganggu, akibat peninjauan ulang sejumlah komitmen oleh RI. Namun, menurut Reuters, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa negosiasi tarif tetap berjalan sesuai rencana, dengan tujuan mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, sebagaimana disampaikan juru bicara Kementerian Perekonomian Haryo Limanseto. Klarifikasi ini membantu meredam kekhawatiran lanjutan di pasar valas.
Ritel dan Keyakinan Konsumen Menguat, Fondasi Domestik Kian Kokoh
Di tengah dinamika global yang masih berlapis ketidakpastian, fondasi permintaan domestik justru menunjukkan penguatan yang makin nyata. Sentimen positif terbangun menyusul rilis Penjualan Ritel Indonesia Oktober yang tumbuh 4,3% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya 3,7%, dengan pertumbuhan bulanan 0,6% (mom). Penguatan ini dipertegas oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November yang dirilis kemarin, yang melonjak ke 124,0 dari 121,2, menandakan optimisme rumah tangga terhadap kondisi ekonomi dan daya beli masih kuat.
Kombinasi dua indikator ini memperlihatkan bahwa konsumsi domestik tetap menjadi bantalan utama pertumbuhan ekonomi, sekaligus membuka ruang yang lebih lega bagi Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas nilai tukar di tengah dinamika eksternal yang masih berfluktuasi.
Pemerintah Perketat Devisa Ekspor, Rupiah Disiapkan Lebih Tahan Volatilitas
Sejalan dengan upaya penguatan dari sisi permintaan, pemerintah juga menyiapkan penopang dari sisi pasokan devisa. Mulai 1 Januari, aturan devisa ekspor akan diperketat dengan mewajibkan eksportir sumber daya alam menempatkan seluruh hasil ekspor valas di bank milik negara selama minimal satu tahun. Selain itu, konversi devisa ke rupiah dibatasi maksimal 50%, dari sebelumnya tanpa batas.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu menegaskan kebijakan ini dirancang untuk memperkuat pasokan dolar AS di dalam negeri dan menahan volatilitas Rupiah, sekaligus mencegah arus dana kembali ditempatkan di luar negeri, seperti yang dilaporkan Reuters.
Tenaga Kerja AS Masih Tahan Banting, Arah Dolar Menanti Powell
Dari arah global, perhatian pasar kini beralih ke dinamika ekonomi Amerika Serikat yang masih memperlihatkan ketahanan di sektor tenaga kerja. Data ADP menunjukkan sektor swasta mencatat penambahan rata-rata 4.750 pekerjaan per minggu dalam empat pekan yang berakhir pada 15 November. Sementara itu, lowongan kerja (JOLTS) tercatat 7,658 juta pada akhir September dan meningkat tipis menjadi 7,67 juta pada Oktober menurut BLS, mengindikasikan permintaan tenaga kerja belum sepenuhnya mereda.
Di tengah ketahanan tersebut, pasar tetap membangun ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Investor kini menunggu pembaruan proyeksi ekonomi serta pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell untuk menilai seberapa jauh ruang pelonggaran moneter masih terbuka – dan bagaimana arah Dolar AS akan dibentuk dalam waktu dekat.
Fondasi Domestik Terjaga, Rupiah Menunggu Arah Global dari Keputusan The Fed
Dengan konsumsi domestik yang tetap kuat, optimisme rumah tangga yang kembali terbentuk, serta dukungan kebijakan struktural terhadap pasokan devisa, fondasi Rupiah hingga saat ini masih relatif terjaga. Namun, arah jangka pendek akan sangat ditentukan oleh bagaimana pasar menerjemahkan keputusan The Fed malam ini. Pergerakan berikutnya akan lebih terarah jika tekanan global mereda secara bertahap dan arus modal asing tetap terpelihara.
Indikator Ekonomi
Keputusan Suku Bunga The Fed
Federal Reserve (The Fed) berunding tentang kebijakan moneter dan membuat keputusan tentang suku bunga pada delapan pertemuan yang dijadwalkan sebelumnya per tahun. The Fed memiliki dua mandat: untuk menjaga inflasi pada 2%, dan untuk mempertahankan lapangan kerja penuh. Alat utamanya untuk mencapai hal ini adalah dengan menetapkan suku bunga – baik di mana The Fed meminjamkan ke perbankan dan perbankan saling meminjamkan. Jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, Dolar AS (USD) cenderung menguat karena menarik lebih banyak arus masuk modal asing. Jika The Fed memangkas suku bunga, hal ini cenderung melemahkan USD karena modal mengalir keluar ke negara-negara yang menawarkan pengembalian yang lebih tinggi. Jika suku bunga dibiarkan tidak berubah, perhatian beralih ke nada pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC), dan apakah FOMC hawkish (mengharapkan suku bunga masa depan yang lebih tinggi), atau dovish (mengharapkan suku bunga masa depan yang lebih rendah).
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Rab Des 10, 2025 19.00
Frekuensi: Tidak teratur
Konsensus: 3.75%
Sebelumnya: 4%
Sumber: Federal Reserve
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
Emas Konsolidasi di Atas $4.200 karena Pedagang Tampaknya Enggan Menjelang Keputusan Suku Bunga FOMC
Emas (XAU/USD) berusaha keras untuk memanfaatkan pemantulan hari sebelumnya dari area $4.170, atau level terendah satu minggu, dan berosilasi dalam kisaran dekat puncak mingguan, yang disentuh selama sesi Asia pada hari Rabu.
Rupiah Menjaga Keseimbangan usai Ritel yang Kuat Jelang Keputusan The Fed
Nilai tukar Rupiah (IDR) bergerak stabil mengarah menguat pada perdagangan Rabu siang, dengan pasangan mata uang USD/IDR diperdagangkan di kisaran 16.691, naik tipis 0,27% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Pertahankan Fibobacci 61,8% Menjelang Acara The Fed
Emas mempertahankan level $4.200 pada awal hari Rabu, setelah melakukan pemulihan yang baik pada hari Selasa dari dekat wilayah $4.170. Para pedagang bersiap-siap untuk menghadapi pengumuman kebijakan penting dari Federal Reserve AS (The Fed).
Dogecoin Pulih di Tengah Meningkatnya Taruhan Bullish Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Dogecoin tetap stabil pada hari Rabu setelah kenaikan hampir 4% pada hari Selasa. Data derivatif menunjukkan lonjakan taruhan bullish dan minat ritel seiring dengan pemulihan pasar mata uang kripto (cryptocurrency) yang lebih luas di tengah harapan bahwa Federal Reserve AS akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Berikut adalah yang perlu diperhatikan pada hari Rabu, 10 Desember:
Dolar AS (USD) berhasil menambah optimisme Senin saat para pelaku pasar bersiap untuk acara FOMC terakhir tahun ini pada hari Rabu. Data yang kuat dari laporan mingguan ADP dan pembacaan JOLTS juga memperkuat pergerakan bullish di Greenback.