- NZD/USD melanjutkan kenaikan di tengah selera risiko setelah Ketua The Fed Powell mengomentari penurunan suku bunga.
- FedWatch Tool dari CME mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 bp pada bulan Juni sebesar 55,8%.
- Dolar Selandia Baru mungkin mendapat dukungan dari data Perdagangan Tiongkok yang optimis.
NZD/USD terus menguat untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Kamis, sebagian besar didorong oleh melemahnya dolar AS (USD) di tengah meningkatnya selera risiko. Pasangan mata uang ini bertahan di dekat 0,6150 selama awal sesi Eropa pada hari Kamis.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengindikasikan bank sentral dapat memulai penurunan suku bunga pada tahun 2024 selama kesaksiannya di depan Komite Jasa Keuangan DPR. Namun, Powell menyatakan bahwa Federal Open Market Committee (FOMC) memprakirakan tidak ada gunanya menurunkan kisaran target sampai mereka mencapai tingkat kepastian yang lebih tinggi bahwa inflasi secara konsisten bergerak menuju target 2%.
Indeks Dolar AS (DXY) melemah untuk sesi kelima berturut-turut meskipun imbal hasil obligasi Pemerintah AS stabil. DXY diperdagangkan lebih rendah ke dekat 103,23 dengan imbal hasil kupon obligasi AS bertenor 2-tahun dan 10-tahun masing-masing 4,56% dan 4,11%. FedWatch Tool dari CME mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga 25 basis poin pada bulan Maret sebesar 5,0%, sedangkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Mei dan Juni masing-masing 19,3% dan 55,8%.
Mata uang antipodean Dolar Selandia Baru (NZD) bisa saja terhibur oleh bias positif di seputar perekonomian Tiongkok, yang disorot oleh data Neraca Perdagangan. Neraca Perdagangan Tiongkok untuk bulan Februari melonjak ke $125,16 miliar, melampaui ekspektasi $103,7 miliar dan sebelumnya $75,34 miliar. Selain itu, impor dan ekspor tahunan masing-masing naik 3,5% dan 7,1%.
Paul Conway, kepala ekonom di Reserve Bank of New Zealand (RBNZ), mengisyaratkan bahwa bank sentral dapat mengambil tindakan untuk menurunkan suku bunga lebih cepat dari prakiraan sebelumnya jika Federal Reserve AS memilih untuk melakukan pelonggaran moneter di tahun ini. Namun, Gubernur RBNZ Adrian Orr baru-baru ini memberi penegasan mengenai niat bank sentral untuk memulai normalisasi kebijakan pada tahun 2025. Orr menyebutkan tekanan inflasi yang persisten sebagai alasan untuk mempertahankan sikap kebijakan moneter yang restriktif dalam waktu dekat.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
Pratinjau Data IHK AS: Semua Perhatian Tertuju pada Inflasi Setelah Tiga Laporan Panas Berturut-turut
Data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang berdampak tinggi untuk bulan April akan dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) pada hari Rabu pukul 12:30 GMT. Data inflasi dapat mengubah harga pasar mengenai waktu perubahan kebijakan Federal Reserve (The Fed), sementara ketidakpastian mengenai prospek suku bunga meningkat di tengah nada hawkish para pembuat kebijakan dan rilis data makroekonomi yang mengecewakan.
Emas Pulih karena Meningkatnya Risiko Geopolitik Membuat Permintaan Safe Haven Tetap Tinggi
Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan lebih tinggi pada hari Rabu, naik lebih dari setengah persen di $2.370an, karena terus adanya penimbunan oleh bank-bank sentral di balik meningkatnya ketegangan geopolitik yang mendorong permintaan.
Prakiraan EUR/USD: Euro Menembus Resistance Kunci Menjelang Laporan Inflasi AS
EUR/USD mengumpulkan momentum bullish di awal sesi Amerika pada hari Selasa dan naik di atas 1,0800. Pasangan mata uang ini melanjutkan tren naik dan menyentuh level tertinggi sejak 10 April pada hari Rabu. Meskipun prospek teknis jangka pendek menunjukkan kondisi jenuh beli untuk pasangan mata uang ini, para pembeli dapat mempertahankan kendali jika data inflasi dari AS berada di bawah ekspektasi.
Deteksi level utama dengan Indikator Pertemuan Teknikal
Tingkatkan titik entri dan exit Anda juga dengan Indikator Pertemuan Teknikal. Alat ini mendeteksi pertemuan beberapa indikator teknis seperti moving average, Fibonacci atau Pivot Points dan menyoroti indikator tesebut untuk digunakan sebagai dasar berbagai strategi.
Ikuti pasar dengan Grafik Interaktif FXStreet
Jadilah trader yang cerdas dan gunakan grafik interaktif kami yang memiliki lebih dari 1500 aset, suku bunga antar bank, dan data historis yang luas. Ini merupakan alat profesional online wajib yang menawarkan Anda platform waktu riil yang dapat disesuaikan dan gratis.