- IHSG tampak ingin melanjutkan tren bearish setelah tidak mampu pertahankan kenaikan hari kemarin.
- Pasar bersiap menghadapi data penting pada awal bulan depan di tengah kosongnya kalender ekonomi Indonesia.
- Emas Antam sedikit turun, mengikut XAU/USD yang mencatatkan penurunan lebih dari 1% kemarin.
IHSG berada di 6.845,64 yang turun 0,34% pada saat berita ini ditulis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka dengan gap atas di 6.908,92 dan naik ke tertinggi hari 6.918,78 dalam satu jam pertama perdagangan. Namun demikian, indeks tidak bisa mempertahankan kenaikan tersebut dan turun sepanjang sesi pertama ke terendah hari 6.840,79. Indeks tidak bisa memanfaatkan sentimen optimis dari pernyataan gencatan senjata antara Israel dan Iran oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sebelumnya pekan ini. Rebound ringan kemarin tampak berumur pendek di tengah tren jangka panjang indeks yang tetap bearish.
Indeks-indeks saham Indonesia berada di zona merah, juga membalik kinerja positif hari kemarin. INFOBANK15 turun 1,55%, mengalami penurunan terbesar sejauh hari ini di antara indeks-indeks lainnya. BMRI menjadi pemimpin penurunan dengan -2,69%, menutup gap atas hari kemarin.
Tidak ada rilis data ekonomi hingga akhir bulan, sehingga pergerakan IHSG akan lebih dominan dipengaruhi aksi beli dan jual, sentimen investor, dan faktor-faktor eksternal. Namun demikian, pasar akan disuguhkan data penting Indonesia pada 1 Juli 2025 yang mencakpup IMP Manufaktur S&P Global, Neraca Perdagangan, Inflasi, Ekspor, dan Impor.
Rupiah berada di 16.285 terhadap Dolar AS, yang menguat 0,49% hari ini. Rupiah melanjutkan penguatan 0,70% hari kemarin setelah dibuka melemah di 16.479 di balik aksi jual Dolar AS di tengah meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Pasangan mata uang ini akan lebih lanjut mengamati kesaksian hari kedua Ketua The Fed, Jerome Powell, di depan kongres dan komite keuangan Senat. Dalam kesaksian hari pertama, Powell mengatakan bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.
Meskipun sentimen risiko membaik pada hari kemarin, obligasi Pemerintah Indonesia tetap diminat. Hal tersebut tercermin dari imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun yang menunjukkan penurunan 1,64% ke 6,708% pada hari kemarin. Imbal hasil berada di level-level tersebut pada saat ini, belum menunjukkan pergerakan saat investor mencerna peristiwa-peristiwa terkini sebelum bertindak.
Emas Antam Lanjutkan Penurunan
Emas 1 gram Antam dijual di harga Rp1.932.000 hari ini yang turun Rp10.000 dari Rp1.942.000 pada hari kemarin. Penurunan harga Emas Antam ini mengikuti pergerakan harga Emas dunia (XAU/USD) yang turun lebih dari 1% ke area $3.295 per ons troy pada hari kemarin. Penurunan tersebut menyusul Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menyatakan gencatan senjata antara Israel dan Iran dalam postingan media sosialnya.
Meredanya ketegangan di Timur Tengah mengakibatkan investor menjual aset-aset safe haven seperti Emas dan membeli aset-aset yang lebih berisiko yang berpeluang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Namun demikian, investor akan mencermati perkembangan gencatan senjata ini mengingat kedua negara melakukan aksi saling serang pasca pernyataan Trump. XAU/USD masih tidak menunjukkan pergerakan signifikan di area $3.330 per ons troy sehingga masih dini untuk memprediksi arah pergerakan harga Antam untuk besok hari.
Grafik Harian IHSG – Analisis Teknis

IHSG tetap mempertahankan tren menurun jangka panjangnya saat berada di bawah Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 7.120, dan mulai miring ke bawah. Tren menurun ini diperkuat penembusan sisi bawah kisaran sideways 7.000-7.240 pada pekan lalu.
Indikator Relative Strength Index (RSI) 14-hari menunjukkan masih ada momentum untuk bergerak ke bawah karena berada di 40,76 yang miring ke bawah dan masih jauh di atas level-level jenuh jual.
Jika IHSG melanjutkan penurunannya, indeks memiliki support terdekat di 6.745,14 (terendah 23 Juni), 6.707,38 (tertinggi 13 Maret 2025, titik tembus lower high) dan 6.373,79 (terendah 16 April 2025).
Di sisi atas, IHSG memiliki resistance di 7.000 (level psikologis, ujung bawah kisaran sideways 7.000-7.240), 7.120 (SMA 200-hari), dan 7.240 (ujung atas kisaran sideways). Untuk membalikkan tren menjadi bullish, indeks perlu menembus dengan tegas SMA 200-hari dan ujung atas kisaran yang disebutkan di atas, sebuah kasus yang kemungkinan tidak terjadi dalam waktu dekat.
pertanyaan umum seputar Sentimen Risiko
Dalam dunia jargon keuangan, dua istilah yang umum digunakan, yaitu "risk-on" dan "risk off" merujuk pada tingkat risiko yang bersedia ditanggung investor selama periode yang dirujuk. Dalam pasar "risk-on", para investor optimis tentang masa depan dan lebih bersedia membeli aset-aset berisiko. Dalam pasar "risk-off", para investor mulai "bermain aman" karena mereka khawatir terhadap masa depan, dan karena itu membeli aset-aset yang kurang berisiko yang lebih pasti menghasilkan keuntungan, meskipun relatif kecil.
Biasanya, selama periode "risk-on", pasar saham akan naik, sebagian besar komoditas – kecuali Emas – juga akan naik nilainya, karena mereka diuntungkan oleh prospek pertumbuhan yang positif. Mata uang negara-negara yang merupakan pengekspor komoditas besar menguat karena meningkatnya permintaan, dan Mata Uang Kripto naik. Di pasar "risk-off", Obligasi naik – terutama Obligasi pemerintah utama – Emas bersinar, dan mata uang safe haven seperti Yen Jepang, Franc Swiss, dan Dolar AS semuanya diuntungkan.
Dolar Australia (AUD), Dolar Kanada (CAD), Dolar Selandia Baru (NZD) dan sejumlah mata uang asing minor seperti Rubel (RUB) dan Rand Afrika Selatan (ZAR), semuanya cenderung naik di pasar yang "berisiko". Hal ini karena ekonomi mata uang ini sangat bergantung pada ekspor komoditas untuk pertumbuhan, dan komoditas cenderung naik harganya selama periode berisiko. Hal ini karena para investor memprakirakan permintaan bahan baku yang lebih besar di masa mendatang karena meningkatnya aktivitas ekonomi.
Sejumlah mata uang utama yang cenderung naik selama periode "risk-off" adalah Dolar AS (USD), Yen Jepang (JPY) dan Franc Swiss (CHF). Dolar AS, karena merupakan mata uang cadangan dunia, dan karena pada masa krisis para investor membeli utang pemerintah AS, yang dianggap aman karena ekonomi terbesar di dunia tersebut tidak mungkin gagal bayar. Yen, karena meningkatnya permintaan obligasi pemerintah Jepang, karena sebagian besar dipegang oleh para investor domestik yang tidak mungkin menjualnya – bahkan saat dalam krisis. Franc Swiss, karena undang-undang perbankan Swiss yang ketat menawarkan perlindungan modal yang lebih baik bagi para investor.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
Emas Kuat di Bawah Rekor Tertinggi Sepanjang Masa di Tengah Risiko Geopolitik dan The Fed
Emas (XAU/USD) memulai minggu ini dengan pijakan yang kokoh, melanjutkan kenaikannya selama lima hari berturut-turut saat ketidakpastian mengenai prospek kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) membuat para pedagang defensif.
Valas Hari Ini: Pasar Tetap Tenang untuk Memulai Minggu yang Sibuk
Pada paruh kedua hari ini, Badan Statistik Kanada akan menerbitkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan November. Para pelaku pasar juga akan memperhatikan komentar-komentar dari pejabat Federal Reserve (The Fed).
Sepekan ke Depan: Harga Emas Hampir Mencapai Rekor Tertinggi
Memasuki pekan baru, indeks berjangka pasar saham menunjukkan pembukaan yang lebih tinggi dan sentimen risiko telah stabil, setelah aksi jual saham teknologi AS pada paruh kedua pekan lalu.
Solana Konsolidasi Saat Arus Masuk ETF Spot Mendekati $1 Miliar Mengisyaratkan Pembelian Dip Institusional
Harga Solana berada di atas $131 pada saat berita ini ditulis pada hari Senin, mendekati batas atas pola falling wedge, menunggu penembusan yang menentukan. Di sisi institusional, permintaan untuk Exchange-Traded Funds (ETF) Solana spot tetap kuat, mendorong total aset yang dikelola menjadi hampir $1 miliar sejak peluncuran.
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember: