• IHSG naik ke tertinggi baru bulan 6.971,23, meskipun merosot setelahnya.
  • PMI Manufaktur S&P Global Indonesia Juni di 46,9.
  • Emas Antam hentikan penurunan, tampak ingin kembali ke Rp1.900.000.

IHSG berada di 6.935,25 yang lebih tinggi 0,11% jika dibandingkan dengan penutupan hari kemarin pada saat berita ini ditulis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka dengan gap atas 6.954,38 dan mencatatkan tertinggi hari yang juga tertinggi baru bulan di 6.971,23. Namun demikian, indeks memangkas kenaikan tersebut dan berada di level-level di bawah pembukaan hari ini. Kinerja negatif indeks sejauh ini terjadi setelah IMP Manufaktur S&P Global Indonesia tetap di wilayah kontraksi. Pasar tampaknya menantikan data lainnya untuk menetapkan arah pergerakan ke depan.

Indeks-indeks saham Indonesia memulai hari dengan kinerja beragam namun di bawah 1%. JII70 dan JII menunjukkan kenaikan masing-masing 0,66% dan 0,65% sebagai dua indeks dengan kenaikan terbesar sejauh hari ini. MAPI menjadi saham dengan kinerja terbaik dalam indeks JII sejauh ini yang menunjukkan kenaikan 5,93% setelah perseroan merilis versi revisi Paparan Publik Kuartal 1 2025 pasca penutupan pasar hari kemarin. Perseroan mengklaim memiliki 3.791 gerai ritel, lebih dari 150 brand kelas dunia, tersebar di lebih dari 80 kota di Indonesia.

Sebelumnya hari ini, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) Manufaktur S&P Global Indonesia untuk bulan Juni turun ke 46,9 dari 47,4 di bulan sebelumnya dan lebih rendah dari prakiraan 47,4. Dengan demikian, sektor manufaktur tetap berada di wilayah kontraksi karena berada di bawah 50, level yang memisahkan antara kontraksi dan ekspansi. Data ini tampaknya memberikan sentimen negatif untuk indeks karena IHSG memangkas kenaikan hari ini untuk bergerak di bawah level-level pembukaan.

Ke depan, investor akan menghadapi data Indonesia lainnya yang akan dirilis pada hari ini yang mencakup Neraca Perdagangan, Inflasi, Ekspor, dan Impor.

Rupiah Mempertahankan Penguatan di Area Rp16.226

Rupiah berada di 16.226 yang tidak berubah terhadap Dolar AS pada hari ini. Rupiah mempertahankan posisi kuatnya di balik pelemahan mata uang Amerika Serikat di tengah keraguan pasar terhadap independensi bank sentral AS setelah pekan lalu, Presiden AS, Donald Trump, menyebut mempertimbangkan beberapa nama untuk menggantikan Ketua The Fed, Jerome Powell, lebih cepat karena Trump menganggap Powell keras kepala karena tidak kunjung menurunkan suku bunga. Namun demikian, Ketua The Fed beralasan bahwa bank ingin melihat dampak kebijakan tarif Trump pada inflasi sebelum mengubah suku bunga.

Dalam Waktu dekat, pasangan mata uang ini akan dipengaruhi oleh data dari Indonesia, seperti yang disebutkan di atas, dan dari AS. Yang paling menonjol adalah rilis data Nonfarm Payrolls AS yang akan dirilis pada hari Kamis, biasanya data dirilis pada Jumat pertama setiap bulan, namun Jumat pekan ini, pasar AS tutup karena hari kemerdekaan.

Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun di 6,630% yang tidak jauh berbeda dari hari kemarin. Imbal hasil bertenor 10 tahun ini tidak menunjukkan pergerakan signifikan kemarin, tampaknya berhenti sejenak setelah menunjukkan penurunan tajam selama tiga hari perdagangan berturut-turut sebelumnya. Tren jangka panjang masih turun, menyarankan obligasi dengan tenor 10 tahun ini masih diminati sebagai aset investasi.

Emas Antam Rebound ke Rp1.896.000

Emas 1 gram Antam dijual di harga Rp1.896.000 yang naik Rp16.000 jika dibandingkan dengan harga kemarin di Rp1.880.000. Emas Antam menghentikan penurunan beruntunnya dari di atas Rp1.900.000. Kenaikan Emas Antam hari ini menyusul rebound harga Emas dunia (XAU/USD) pada hari kemarin dari terendah $3.246 per ons troy untuk ditutup di area $3.309 yang naik 0,86%. Kenaikan Emas ini di balik pelemahan Dolar AS seperti yang disebutkan di atas. Jika pemulihan XAU/USD berlanjut pada hari ini, Emas Antam bisa berpeluang untuk Kembali ke Rp1.900.000 pada besok hari. Namun demikian, meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah karena persistennya gencatan senjata antara Israel dan Iran dapat menahan kenaikan lebih lanjut Emas ke depan.

Grafik Harian IHSG – Analisis Teknis

IHSG

IHSG berjuang untuk naik kembali setelah jatuh ke 6.745,14 pada 23 Juni 2025. Namun demikian, indeks masih tetap dalam mode bearish saat berada di bawah Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 7.109 dan mulai miring ke bawah. Tren menurun tersebut ditopang oleh penembusan sisi bawah kisaran sideways 7.000-7.240 pada bulan lalu.

Indikator Relative Strength Indekx (RSI) 14-hari di 47,78, masih di bawah level netral 50 yang masih mendukung tren bearish. Namun demikian, RSI menunjukkan kenaikan. Perlu dilihat apakah RSI mampu untuk menembus level netral atau ditolak dan berbalik turun lagi.

Dalam kasus IHSG mempertahankan kenaikan, indeks akan berhadapan dengan resistance 7.000 (level psikologis, ujung bawah kisaran sideways yang disebutkan di atas), 7.109 (SMA 200-hari), dan 7.240 (ujung atas kisaran sideways). Penembusan tegas ketiga resistance tersebut akan mengubah tren indeks menjadi bullish. Namun demikian, indeks perlu banyak katalis positif agar skenario tersebut terwujud. Data yang akan dirilis hari ini bisa menjadi salah satunya. Namun, kasus di atas akan perlu waktu selama beberapa hari atau minggu ke depan.

Jika IHSG tidak bisa memanfaatkan gap atas pembukaan dan terus turun, penurunan indeks bisa ditopang oleh 6.814,73 (terendah 25 Juni 2025), 6.745,14 (terendah 23 Juni 2025), dan 6.707,38 (tertinggi 13 Maret 2025, titik tembus lower high).

Indikator Ekonomi

PMI Manufaktur S&P Global

Indeks Manajer Pembelian (PMI) yang dirilis oleh S&P Global menangkap kondisi bisnis di sektor manufaktur. PMI manufaktur merupakan indikator penting dari kondisi bisnis dan kondisi perekonomian secara keseluruhan di Indonesia. Hasil di atas 50 merupakan sinyal bullish bagi Rupiah, sedangkan hasil di bawah 50 dianggap bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis terakhir: Sel Jul 01, 2025 00.30

Frekuensi: Bulanan

Aktual: 46.9

Konsensus: -

Sebelumnya: 47.4

Sumber: S&P Global

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Emas Kuat di Bawah Rekor Tertinggi Sepanjang Masa di Tengah Risiko Geopolitik dan The Fed

Emas Kuat di Bawah Rekor Tertinggi Sepanjang Masa di Tengah Risiko Geopolitik dan The Fed

Emas (XAU/USD) memulai minggu ini dengan pijakan yang kokoh, melanjutkan kenaikannya selama lima hari berturut-turut saat ketidakpastian mengenai prospek kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) membuat para pedagang defensif.

Valas Hari Ini: Pasar Tetap Tenang untuk Memulai Minggu yang Sibuk

Valas Hari Ini: Pasar Tetap Tenang untuk Memulai Minggu yang Sibuk

Pada paruh kedua hari ini, Badan Statistik Kanada akan menerbitkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan November. Para pelaku pasar juga akan memperhatikan komentar-komentar dari pejabat Federal Reserve (The Fed).

Sepekan ke Depan: Harga Emas Hampir Mencapai Rekor Tertinggi

Sepekan ke Depan: Harga Emas Hampir Mencapai Rekor Tertinggi

Memasuki pekan baru, indeks berjangka pasar saham menunjukkan pembukaan yang lebih tinggi dan sentimen risiko telah stabil, setelah aksi jual saham teknologi AS pada paruh kedua pekan lalu.

Solana Konsolidasi Saat Arus Masuk ETF Spot Mendekati $1 Miliar Mengisyaratkan Pembelian Dip Institusional

Solana Konsolidasi Saat Arus Masuk ETF Spot Mendekati $1 Miliar Mengisyaratkan Pembelian Dip Institusional

Harga Solana berada di atas $131 pada saat berita ini ditulis pada hari Senin, mendekati batas atas pola falling wedge, menunggu penembusan yang menentukan. Di sisi institusional, permintaan untuk Exchange-Traded Funds (ETF) Solana spot tetap kuat, mendorong total aset yang dikelola menjadi hampir $1 miliar sejak peluncuran.

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA