Harga Emas Antam Hari Ini Turun ke Rp 1.965.000 per Gram, Sahamnya Sedikit Menguat


  • Harga emas Antam turun Rp 1.000 menjadi Rp 1.965.000 per gram hari ini, mengikuti pelemahan harga emas dunia.
  • Permintaan emas di Indonesia melonjak di tengah kekhawatiran terhadap ekonomi dan inflasi, mendorong masyarakat menjadikan emas sebagai aset safe haven.
  • Saham ANTM naik ke IDR 2.210 pada 30 April 2025, mencerminkan sentimen positif investor terhadap sektor pertambangan.

Harga 1 gram emas Antam yang tercatat untuk hari ini sebesar Rp 1.965.000 (dengan PPH menjadi 1.969.913), turun Rp 1000 dari harga sebelumnya – mengikuti penurunan harga emas dunia.

PT Aneka Tambang (Antam), produsen emas terbesar di Indonesia, telah mencatat lonjakan permintaan dan penjualan. Fenomena ini mencerminkan kekhawatiran luas akan kondisi ekonomi dan kecenderungan masyarakat untuk mencari instrumen investasi yang lebih aman.

Harga emas di Indonesia melonjak tajam di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Kenaikan ini dipicu oleh melemahnya nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dolar AS, meningkatnya permintaan konsumen, dan kekhawatiran terhadap inflasi serta ketidakstabilan geopolitik. Masyarakat, terutama kelas menengah, semakin melihat emas sebagai aset lindung nilai (safe haven), mendorong pembelian logam mulia secara signifikan.

Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tercatat mengalami penguatan pada perdagangan tanggal 30 April 2025 hingga pukul 15:14 WIB. Harga saham ditutup di level IDR 2.210, naik 30 poin dari harga pembukaan di IDR 2.190. Sejauh sesi perdagangan hari ini, ANTM bergerak dalam rentang harga antara IDR 2.160 sebagai level terendah dan IDR 2.300 sebagai level tertinggi. Pergerakan ini mencerminkan sentimen positif investor terhadap saham emiten pertambangan tersebut menjelang penutupan bulan.

Sementara itu, harga emas (XAU/USD) dunia masih mampu bertahan di atas level psikologis $3.300, meski hari ini melanjutkan tekanan penurunan siang ini menjelang sesi Eropa. Penguatan pasar saham global, yang didorong oleh meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok serta langkah Presiden Donald Trump yang memberi kelonggaran tarif bagi produsen mobil domestik, turut mengurangi minat terhadap emas sebagai aset lindung nilai secara global. Selain itu, penguatan moderat Dolar AS turut menambah tekanan terhadap permintaan emas.

Menurut Haresh Menghani, penulis berita di FXStreet, jika harga emas menembus secara meyakinkan di bawah area $3.265–$3.260, maka akan bisa membuka jalan bagi koreksi lebih lanjut dari rekor tertinggi yang tercapai pekan lalu. Penurunan tersebut berpotensi membawa harga menuju level Fibonacci retracement 50% di sekitar $3.225, dan lebih jauh lagi mendekati level $3.200.

Sebaliknya, di sisi atas, level tertinggi sesi Asia di kisaran $3.328 diperkirakan menjadi hambatan awal sebelum menghadapi zona resistance berikutnya di $3.348–$3.353. Jika zona ini dilampaui, harga berpeluang naik menuju area pasokan $3.366–$3.368. Penembusan di atas area ini akan membuka peluang untuk kembali menguji level $3.400, dengan potensi lebih lanjut ke resistance menengah di $3.425–$3.427, sebelum upaya lebih lanjut untuk menembus level psikologis $3.500.
 

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Data IHK AS Diprakirakan akan Tunjukkan inflasi Tetap Jauh di Atas Target The Fed pada November

Data IHK AS Diprakirakan akan Tunjukkan inflasi Tetap Jauh di Atas Target The Fed pada November

Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) akan menerbitkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sangat penting untuk bulan November pada hari Kamis pukul 13:30 GMT (20:30 WIB).

Rupiah Melemah Terukur Usai Sikap Netral BI, Menanti Arah dari Data IHK AS

Rupiah Melemah Terukur Usai Sikap Netral BI, Menanti Arah dari Data IHK AS

Pada perdagangan Kamis siang menjelang sesi Eropa, rupiah (IDR) bergerak melemah secara terukur setelah pasar sepenuhnya mencerna sikap netral Bank Indonesia sehari sebelumnya.

Prakiraan EUR/USD: Euro Stabil Dekat 1,1750 karena Fokus Bergeser ke ECB, Data AS

Prakiraan EUR/USD: Euro Stabil Dekat 1,1750 karena Fokus Bergeser ke ECB, Data AS

Setelah menghabiskan paruh pertama hari di bawah tekanan bearish pada hari Rabu, EUR/USD melakukan rebound di akhir untuk ditutup sedikit lebih rendah.

BoE Siap Melanjutkan Siklus Pelonggaran, Memotong Suku Bunga Menjadi 3,75%

BoE Siap Melanjutkan Siklus Pelonggaran, Memotong Suku Bunga Menjadi 3,75%

Bank of England akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya yang terakhir untuk tahun 2025 pada hari Kamis pukul 12:00 GMT. Pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, yang akan membuat Suku Bunga Bank BoE berada di 3,75%.

Liputan Langsung BoE, ECB, dan IHK AS

Liputan Langsung BoE, ECB, dan IHK AS

Yohay Elam
Valeria Bednarik

Volatilitas pasar diperkirakan akan melonjak pada keputusan suku bunga BoE dan ECB, data inflasi AS

BoE diperkirakan akan memangkas suku bunga banknya menjadi 3,75% dari 4% saat ini. ECB diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kunci tidak berubah. IHK AS diprakirakan akan naik 3,1% YoY di bulan November. Para ahli kami akan menganalisis reaksi pasar terhadap acara tersebut pada pukul 11:45 GMT. Bergabunglah dengan kami di sini!

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA