- Rupiah bertahan di kisaran 16.730-16.735, mendekati batas atas zona konsolidasi sejak awal November, dengan ruang gerak rupiah masih terbatas.
- Stabilisasi DXY di area 98,2-98,3 menahan tekanan lanjutan, namun sekaligus membatasi peluang apresiasi rupiah.
- Fokus pasar beralih ke IHK AS dan data tenaga kerja, yang akan menjadi penentu arah dolar dan rupiah dalam jangka pendek.
Pada perdagangan Kamis siang menjelang sesi Eropa, rupiah (IDR) bergerak melemah secara terukur setelah pasar sepenuhnya mencerna sikap netral Bank Indonesia sehari sebelumnya. Pasangan mata uang USD/IDR diperdagangkan di kisaran 16.730-16.735, berada di dekat batas atas zona konsolidasi yang telah terbentuk sejak awal November, menandakan minimnya katalis domestik baru pasca-keputusan suku bunga.
Area 16.700-16.720 berfungsi sebagai support jangka pendek yang beberapa kali menahan koreksi USD/IDR. Selama zona ini terjaga, ruang penguatan rupiah cenderung terbatas. Di sisi atas, resistance terdekat berada di 16.750-16.780 – area yang kerap memicu aksi jual dolar dalam beberapa pekan terakhir. Penembusan bersih di atas zona tersebut berpotensi membuka uji lanjutan ke 16.820-16.850, meski skenario ini masih bergantung pada dorongan eksternal.
Dari sisi global, Indeks Dolar AS (DXY) memberi konteks penting bagi pergerakan rupiah. Meski masih berada dalam tren turun menengah, DXY terlihat menahan penurunan di area 98,2-98,3, mencerminkan fase stabilisasi jangka pendek. Kondisi ini membuat pelemahan rupiah tetap terkendali, namun sekaligus membatasi ruang apresiasi lanjutan.
Data Kredit dan Sikap BI Jaga Keseimbangan Domestik
Sementara itu, data Indonesia yang dirilis Rabu menunjukkan stabilitas kebijakan moneter dengan pertumbuhan kredit yang masih moderat. Loan Growth YoY tercatat 7,74% pada November, naik tipis dari 7,36%, menandakan pemulihan pembiayaan yang selektif dan menegaskan bahwa aktivitas kredit masih berada dalam fase penyesuaian seiring sikap hati-hati dunia usaha dan rumah tangga.
Di sisi kebijakan, Bank Indonesia kembali mempertahankan BI-Rate di level 4,75%, sesuai ekspektasi pasar. Keputusan ini dibarengi dengan penahanan Deposit Facility Rate di 3,75% dan Lending Facility Rate di 5,50%, menggarisbawahi konsistensi sikap moneter yang masih cenderung netral-ketat. Dengan struktur suku bunga yang tidak berubah, BI menunjukkan preferensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi, sambil membuka ruang terbatas bagi pemulihan kredit secara bertahap.
Sebelumnya, BI telah melakukan pemangkasan suku bunga akumulatif sebesar 150 basis poin sepanjang September 2024 hingga September 2025. Menatap ke depan, bank sentral membuka peluang kalibrasi kebijakan lanjutan seiring proyeksi inflasi 2026 yang tetap rendah. “Kami akan mengevaluasi besarnya pelonggaran dan waktunya dari bulan ke bulan,” ujar Gubernur BI, dikutip dari Reuters, menegaskan pendekatan berbasis data dan kehati-hatian.
Pasar AS Dibayangi Pelemahan Tenaga Kerja, Dolar Tertahan Jelang Uji Inflasi
Dari Amerika Serikat, Rogier Quaedvlieg dari ABN AMRO menilai data tenaga kerja terbaru menegaskan pelemahan berlanjut, dengan NFP Oktober turun 105 ribu dan November hanya naik 64 ribu, mendorong tingkat pengangguran ke 4,6%. Ia menilai kontraksi perekrutan, pelemahan manufaktur, dan perlambatan upah membuka ruang bagi Federal Reserve untuk beralih ke pelonggaran bertahap, meski jeda Januari masih menjadi skenario dasar.
Sejalan dengan itu, Frances Cheung dan Christopher Wong dari OCBC mencatat dolar AS melemah di sekitar rilis payrolls November, namun belum cukup untuk mengubah ekspektasi kebijakan. DXY bertahan di sekitar 98,58, dengan peluang pemangkasan Januari masih rendah (sekitar 24%) dan ekspektasi pemangkasan kumulatif hingga 2026 relatif stabil.
Nada hati-hati juga tercermin dari pernyataan pejabat The Fed. Raphael Bostic menilai pertumbuhan PDB AS masih kuat hingga 2026, namun menegaskan inflasi tetap lebih mengkhawatirkan dibanding ketenagakerjaan. Sementara Christopher Waller mengatakan The Fed tidak terburu-buru memangkas suku bunga, menilai kebijakan saat ini masih 50-100 bp di atas netral dan langkah ke depan akan bersifat moderat.
Rupiah Menanti Arah dari IHK AS dan Data Tenaga Kerja, DXY Jadi Penentu Jangka Pendek
Fokus pasar kini beralih ke inflasi AS. Menjelang rilis data AS malam ini (Kamis, 18 Desember), pasar – termasuk rupiah – bersiap menghadapi kombinasi inflasi dan ketenagakerjaan. IHK AS November diprakirakan naik tipis ke 3,1% YoY, dengan inflasi inti bertahan di 3,0%; perincian komponen, khususnya shelter dan jasa, akan penting bagi ekspektasi kebijakan The Fed. Klaim Tunjangan Pengangguran Awal diprakirakan turun ke 225 ribu, sementara Survei Manufaktur The Fed Philadelphia diproyeksikan membaik ke level 3.
Bagi rupiah, rangkaian data ini menjadi katalis arah jangka pendek. Kejutan inflasi ke atas berpotensi mendorong DXY menguat dan menekan rupiah, sementara hasil yang selaras atau lebih lemah dari ekspektasi dapat membuka ruang pelemahan dolar lanjutan, memberi napas bagi rupiah selama faktor domestik tetap stabil pasca-sikap netral BI.
Indikator Ekonomi
Indeks Harga Konsumen (Thn/Thn)
Kecenderungan inflasi atau deflasi diukur dengan menjumlahkan harga sekeranjang barang dan jasa secara berkala dan menyajikan datanya sebagai Indeks Harga Konsumen (IHK). Data IHK dikumpulkan setiap bulan dan dirilis oleh Departemen Statistik Tenaga Kerja AS. Laporan bulanan ini membandingkan harga barang-barang pada bulan referensi dengan bulan sebelumnya. IHK Tidak termasuk Makanan & Energi tidak menyertakan komponen makanan dan energi yang lebih fluktuatif untuk memberikan pengukuran tekanan harga yang lebih akurat. Secara umum, angka yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sedangkan angka yang rendah dianggap sebagai bearish.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Kam Des 18, 2025 13.30
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: 3.1%
Sebelumnya: 3%
Sumber: US Bureau of Labor Statistics
Federal Reserve AS (The Fed) memiliki mandat ganda untuk menjaga stabilitas harga dan lapangan kerja maksimum. Menurut mandat tersebut, inflasi seharusnya berada di sekitar 2% YoY dan telah menjadi pilar terlemah dari arahan bank sentral sejak dunia mengalami pandemi, yang berlanjut hingga saat ini. Tekanan harga terus meningkat di tengah masalah rantai pasokan dan kemacetan, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bertahan di level tertinggi multi-dekade. The Fed telah mengambil langkah-langkah untuk mengekang inflasi dan diprakirakan akan mempertahankan sikap agresif di masa mendatang.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
Emas Mendekati $4.350 setelah Peristiwa Tingkat Pertama
Logam mulia ini menguat di sesi Amerika pada hari Kamis, setelah pengumuman bank sentral Eropa dan pembaruan inflasi terbaru Amerika Serikat. XAU/USD mendekati tertinggi mingguan di wilayah $4.350.
GBP/USD melampaui 1.3400 setelah BoE, IHK AS
Pasangan mata uang GBP/USD melompat menuju area 1,3440 pada hari Kamis, menyusul keputusan Bank of England untuk menurunkan suku bunga, dan data IHK AS, yang jauh lebih lembut dari yang diperkirakan. Pasangan mata uang ini mempertahankan kenaikan substansial di awal sesi Amerika.
EUR/USD Menguat Setelah Data Inflasi ECB dan AS
Pasangan mata uang EUR/USD melayang di sekitar 1,1750 tetapi masih belum dapat menaklukkan zona harga tersebut. Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunga tidak berubah, seperti yang diharapkan, dengan revisi angka pertumbuhan ke arah atas. IHK AS naik 2,7% YoY di bulan November, turun dari 3,1% yang tercatat di bulan Oktober.
Kripto Hari ini: Bitcoin, Ethereum Bertahan Stabil sementara XRP Turun di Tengah Arus ETF yang Beragam
Bitcoin mengincar penembusan jangka pendek di atas $87.000, didukung oleh peningkatan signifikan dalam arus masuk ETF. Ethereum mempertahankan support di sekitar $2.800 saat arus keluar ETF yang ringan menekan pemulihannya. XRP bertahan di atas $1,82 di tengah sinyal teknis bearish dan arus masuk yang terus-menerus ke dalam ETF.
Liputan Langsung BoE, ECB, dan IHK AS
Volatilitas pasar diperkirakan akan melonjak pada keputusan suku bunga BoE dan ECB, data inflasi AS
BoE diperkirakan akan memangkas suku bunga banknya menjadi 3,75% dari 4% saat ini. ECB diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kunci tidak berubah. IHK AS diprakirakan akan naik 3,1% YoY di bulan November. Para ahli kami akan menganalisis reaksi pasar terhadap acara tersebut pada pukul 11:45 GMT. Bergabunglah dengan kami di sini!

