Emas 1 Gram Antam Melanjutkan Penurunan ke Rp1.905.000 di Tengah Libur Panjang Hari Raya Waisak


  • Harga Emas 1 gram Antam melanjutkan penurunan dari rekor tertinggi yang diraih bulan lalu.
  • Harga logam mulia Indonesia mengukuti harga Emas dunia di tengah libur hari Keagamaan.
  • Level harga Rp1.900.000 terancam ditembus jika optimisme perdagangan berlanjut.

Harga Emas Antam dengan berat 1 gram berada di Rp1.905.000 hari ini, lebih rendah Rp21.000 dibandingkan dengan harga hari Jumat Rp1.926.000. Logam ini melanjutkan penurunan setelah mencatatkan rekor tertinggi Rp2.016.000 pada bulan lalu, meskipun sempat koreksi ke area Rp1.950.000 selama beberapa hari. Sementara itu, harga Emas dengan berat 10 gram dan 1.000 gram masing-masing berada di Rp18.545.000 dan Rp1.845.600.000, namun demikian, harga-harga di atas belum termasuk pajak PPh 0,25%.

Emas Antam Mengikut Pergerakan XAU/USD di Tengah Meredanya Ketegangan Perdagangan

Hari ini adalah hari libur untuk memperingati Hari Raya Waisak di Indonesia dan diikuti oleh Cuti Bersama pada esok hari. Peristiwa ini membuat perubahan harga Emas Antam akan lebih banyak terpengaruh oleh pergerakan harga Emas dunia (XAU/USD) selama dua hari ke depan. 

XAU/USD membuka pekan ini dengan gap bawah di area $3.287 dan melanjutkan penurunan ke area $3.231 pada saat berita ini ditulis. Jika dibandingkan dengan penutupan hari perdagangan terakhir pekan lalu, XAU/USD telah turun 2,74%.

Penurunan pasangan ini di awal pekan tampaknya ditekan oleh meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Perwakilan erdagangan AS, Jamieson Greer, dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, melakukan perundingan perdagangan selama akhir pekan. Para pejabat AS mengatakan kesepakatan perdagangan telah dicapai dengan Tiongkok, sementara He Lifeng mengatakan telah meraih konsensus pada isu-isu utama. 

Dalam konfrensi pers bersama, AS akan tetap mempertahankan tarif 10% pada barang-barang yang diimpor dari Tiongkok. Sementara Negara Tirai Bambu akan memodifikasi penerapan tarif bea masuk tambahan ad valorem dengan menangguhkan tarif 25 poin persen selama 90 hari.

Tidak Ada Penggerak Baru yang Bisa Mempengaruhi Harga Secara Signifikan dalam Waktu Dekat

Untuk hari ini, tidak ada peristiwa penggerak pasar yang signifikan untuk XAU/USD. Sehingga demikian, harga Emas Antam akan mencerna konfrensi pers terbaru para pejabat dari AS dan Tiongkok serta penurunan terbaru XAU/USD ke area $3.216 yang merupakan level terendah sejak 5 Mei dalam membentuk harga untuk hari Selasa.

Level harga Emas Antam di Rp1.900.000 menjadi rentan di tengah optimisme perdagagan antara AS-Tiongkok. Aset-aset yang dianggap sebagai aset aman menunjukkan penurunan hari ini seperti JPY dan CHF. Jika optimisme ini terus berlanjut, level yang disebutkan di atas bisa ditembus dengan mudah di sisi bawah. 

pertanyaan umum seputar Emas

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.

Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.

Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.

 

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Emas Mempertahankan Momentum Positifnya, Diperdagangkan di Sekitar $4.330

Emas Mempertahankan Momentum Positifnya, Diperdagangkan di Sekitar $4.330

Pasangan aset XAU/USD naik di tengah sentimen pasar yang memburuk, diperdagangkan mendekati level tertinggi mingguan di sekitar $4.340. Logam mulia ini maju dengan hati-hati saat para pelaku pasar menunggu peristiwa tingkat pertama di Eropa dan Amerika Serikat.

EUR/USD Memangkas Kerugian dan Kembali ke Area 1,1750

EUR/USD Memangkas Kerugian dan Kembali ke Area 1,1750

Dolar AS melanjutkan penurunannya di sore hari Amerika, membantu EUR/USD mengurangi kerugian awal. Pasangan mata uang ini diperdagangkan di sekitar 1,1750 saat para pelaku pasar bersiap untuk keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa dan Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat.

GBP/USD Diperdagangkan Jauh di Zona Merah di Bawah 1,3350 setelah Data Inflasi Inggris yang Lemah

GBP/USD Diperdagangkan Jauh di Zona Merah di Bawah 1,3350 setelah Data Inflasi Inggris yang Lemah

GBP/USD berbalik arah setelah turun dengan data inflasi Inggris, dan diperdagangkan di dekat level 1,3400, karena para investor memprakirakan Bank of England akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin setelah pertemuan dua hari pada hari Kamis.

Bitcoin Berisiko Mengalami Koreksi yang Lebih Dalam seiring Arus Keluar ETF Meningkat, Para Pedagang Derivatif Absen

Bitcoin Berisiko Mengalami Koreksi yang Lebih Dalam seiring Arus Keluar ETF Meningkat, Para Pedagang Derivatif Absen

Bitcoin (BTC) tetap berada di bawah tekanan, diperdagangkan di bawah $87.000 pada hari Rabu, mendekati level support utama. Penutupan harian yang menentukan di bawah zona ini dapat membuka jalan untuk koreksi yang lebih dalam.

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Kamis, 18 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Kamis, 18 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Kamis, 18 Desember:

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA