- BBCA dibuka di atas penutupan kemarin, kesulitan untuk mempertahankan kenaikan.
- BI akan mengumumkan keputusan suku bunga setelah mempertahankannya selama tiga pertemuan berturut-turut.
- Saham ini perlu melewati SMA 200-hari jika ingin perkuat pemulihan dari terendah 2025.
BBCA diperdagangkan di 9.700 pada saat berita ini ditulis pada sesi kedua. Saham Bank Central Asia Tbk. dibuka dengan gap atas di 9.700 namun kemudian merosot ke terendah hari 9.550 dalam satu jam pertama lalu memangkas penurunan tersebut untuk diperdagangkan di level-level saat ini. Saham ini bergerak di sekitar pembukaan tahun setelah terjerambab ke 7.275 pada 8 April.
Semua perhatian kini tertuju pada keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan hari ini pukul 07:00 GMT (14:00 WIB). Pada keputusan bulan lalu, bank sentral mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%, yang bank pertahankan selama tiga bulan berturut-turut. Terakhir suku bunga diubah adalah pada bulan Januari 2025 saat BI menurunkan suku bunga 25 bp dari 6,00% menjadi 5,75%. Dalam keterangan pasca keputusan bulan lalu, bank terus mencari ruang untuk menurunkan suku bunga dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar Rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Keputusan tersebut juga terjadi di tengah keriuhan tarif timbal balik yang diperkenalkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kepada mitra-mitra dagangnya termasuk Indonesia. Namun demikian, setelah pengangguhan tarif selama 90 hari dan kesepakatan perdagangan antara AS-Inggris dan AS-Tiongkok, para investor ingin mengetahui respon kebijakan Bank Indonesia terhadap de-eskalasi ini. Terlebih bank-bank sentral utama telah menurunkan suku bunga mereka. Yang terbaru adalah Reserve Bank of Australia (RBA) yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bp menjadi 3,85% pada hari Selasa.
SMA 200-Hari Menjadi Penentu Penting
Kenaikan BBCA dibatasi oleh Simple Moving Average (SMA) 200-hari yang saat ini berada di 9.750. Sehingga demikian, secara teknis, tren jangka panjang BBCA masih bearish meski berada dalam risiko pembalikkan.
Selain itu, BBCA kembali memasuki area konsolidasi yang terbentuk selama pertengahan Desember 2024 - akhir Januari 2025 di area 9.525-9.925. Dengan demikian, saham perbankan yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp1.171,11 triliun ini diprakirakan akan bergerak di area saat ini untuk beberapa waktu sebelum menunjukkan pergerakan arah tegas selanjutnya. Keputusan suku bunga BI bisa menjadi katalis untuk pergerakan arah yang signifikan jika bank sentral memberikan kejutan.
Jika BBCA menembus SMA 200-hari dengan tegas dalam beberapa hari mendatang, tujuan sisi atas selanjutnya untuk saham ini adalah 10.000 (level psikologis), 10.425 (tertinggi 11 Desember 2024), dan 10.950 (tertinggi sepanjang masa yang diraih pada 23 September 2024).
Dalam kasus moving average yang disebutkan tangguh, saham ini bisa merosot ke support terdekat di 8.925 (terendah 8 Mesi 2025), 8.000 (level angka bulat). Jika level tersebut ditembus, BBCA bisa berisiko turun ke terendah 2025 yang disebutkan di atas dan memangkas seluruh pemulihan mengesankan baru-baru ini.
Grafik Harian BBCA

Indikator Ekonomi
Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia
Keputusan Tingkat Suku Bunga diumumkan oleh Bank Indonesia. Kebijakan Moneter mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter suatu negara, bank sentral atau pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu dalam ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada hubungan antara suku bunga di mana uang dapat dipinjam dan pasokan total uang.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Rab Mei 21, 2025 07.30
Frekuensi: Tidak teratur
Konsensus: 5.5%
Sebelumnya: 5.75%
Sumber: Bank Indonesia
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
Emas Jauh dari Tertinggi Sesi, Bertahan di Atas $4.300
Emas kehilangan momentum bullish-nya dan mundur di bawah $4.330 setelah menguji $4.350 pada hari Senin. Namun, XAU/USD tetap berada di wilayah positif karena Dolar AS masih melemah di tengah ekspektasi yang meningkat untuk prospek kebijakan dovish The Fed tahun depan.
EUR/USD Pertahankan Kenaikan Kecil di Dekat 1,1750
Setelah koreksi yang berlangsung singkat di awal sesi Eropa, EUR/USD mendapatkan traksinya dan bertahan pada kenaikan moderat di sekitar 1,1750 pada hari Senin. Namun, volatilitas pasangan mata uang ini tetap rendah, dengan para investor menunggu rilis data kunci dari AS dan pengumuman kebijakan ECB minggu ini.
GBP/USD Menguat Menuju 1,3400 Menjelang Data AS dan BoE
GBP/USD berbalik arah dan naik menuju 1,3400 setelah jatuh ke area 1,3350 lebih awal di hari ini. Dolar AS berusaha keras untuk mengumpulkan momentum pemulihan saat pasar menantikan data Nonfarm Payrolls pada hari Selasa, sementara Pound Sterling bertahan stabil menjelang pengumuman kebijakan BoE di akhir minggu.
Solana Konsolidasi Saat Arus Masuk ETF Spot Mendekati $1 Miliar Mengisyaratkan Pembelian Dip Institusional
Harga Solana berada di atas $131 pada saat berita ini ditulis pada hari Senin, mendekati batas atas pola falling wedge, menunggu penembusan yang menentukan. Di sisi institusional, permintaan untuk Exchange-Traded Funds (ETF) Solana spot tetap kuat, mendorong total aset yang dikelola menjadi hampir $1 miliar sejak peluncuran.
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember: