Volatilitas Terbangun: Apa Selanjutnya untuk Nvidia?

Keberlanjutan rally di pasar saham menghadapi ujian berat minggu ini. Volatilitas meningkat pada hari Jumat dan saham kesayangan pasar saham Nvidia turun lebih dari 5%. Ditambah lagi, data IHK dan penjualan ritel AS akan dirilis minggu ini, dan data tersebut dapat menunjukkan penurunan harga yang lambat dan konsumen yang kuat, sebuah kombinasi yang kemungkinan akan membuat Federal Reserve tetap berhati-hati mengenai waktu pemangkasan suku bunga.

S&P 500 turun -0,26% dan Nasdaq turun 1,17% minggu lalu, setelah pasar menghapus kenaikan yang dibuat selama pidato Ketua The Fed Powell di Kongres, yang menetapkan nada bagi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga akhir tahun ini. Pullback dalam sentimen risiko telah berdampak pada sesi Asia di awal minggu ini, dan Nikkei turun lebih dari 2% pada hari Senin. Kekhawatiran mengenai Bank of Japan yang akan menaikkan suku bunga minggu depan telah menghentikan laju Nikkei, setelah kenaikan yang kuat sepanjang tahun ini. Nikkei naik 11,3% dalam basis mata uang yang disesuaikan. Melihat ke depan pada minggu ini, kami berpikir bahwa risiko peristiwa dapat menghalangi setiap usaha untuk memulihkan saham. Kontrak berjangka S&P 500 emini pagi ini bergejolak dan mengindikasikan pembukaan yang sedikit lebih rendah untuk saham-saham AS hari ini. Demikian juga, kontrak berjangka untuk Eurostoxx 50 dan FTSE 100 juga menunjukkan pembukaan yang lebih rendah untuk Eropa pada awal minggu ini.

Nvidia: Mengapa Saham Ini Mengalami Aksi Jual dan ke Mana Arah Selanjutnya?

Kejutan terbesar minggu lalu adalah aksi jual tajam saham Nvidia pada hari Jumat. Saham ini merosot 5,5%, tetapi masih lebih tinggi lebih dari 70% secara tahun berjalan . Menjelang aksi jual tersebut, ada pembicaraan mengenai harga saham Nvidia yang mencapai $1000 dolar, setelah sebelumnya menembus rekor tertinggi selama sesi hari Jumat. Di kemudian hari, saham ini awalnya terjual 11%, tetapi kemudian berhasil meraih kembali keuntungan dan ditutup turun 5,5%. Meskipun ada alasan bagus untuk berpikir bahwa pendapatan Nvidia akan terus membaik tahun ini, karena Nvidia meningkatkan basis pelanggannya, dan tetap menjadi produsen utama GPU untuk pusat data di dunia, penjualan pada hari Jumat merupakan pengingat bahwa pasar saham AI sedang berbusa, setelah kinerja yang sangat baik selama 15 bulan terakhir.

Bahkan jika Nvidia memiliki fundamental yang baik, keinginan pasar untuk mendapatkan eksposur ke tema AI telah mencapai tingkat demam sehingga kemunduran mungkin terjadi. Tidak ada pemicu tunggal untuk aksi jual ini, beberapa orang menyalahkan berita bahwa eksekutif top Nvidia menjual saham dalam jumlah besar, yang dapat membuat pasar gelisah, sementara yang lain berpikir bahwa takdirlah yang menjadi pendorongnya, karena harga tertinggi saham mendekati peringatan 24 tahun ketika Nasdaq mencapai puncaknya di bulan Maret 2000.

Aksi Jual yang Lebih Luas untuk Teknologi

Aksi jual di Nvidia membebani saham-saham Magnificent 7 lainnya, yang terjual lebih dari 3% pada hari Jumat. Hal ini dapat membuat reli pemulihan pada hari Senin menjadi lebih sulit dicapai. Namun, ada beberapa kabar baik bagi para bulls di pasar saham. Indeks S&P 500 dengan bobot yang sama juga mencapai rekor tertinggi pada hari Jumat, yang merupakan pertanda bahwa rally saham meluas di luar sektor teknologi. Indeks S&P 500 dengan bobot yang sama juga turun di akhir sesi Jumat, namun tidak sebanyak raksasa teknologi, indeks S&P 500 dengan bobot yang sama turun 0,72%.

Mengapa Nvidia Tidak Jatuh dan Berhenti

Dalam jangka panjang, tidak ada pendorong fundamental untuk aksi jual ini: bisnis Nvidia masih sangat menguntungkan, ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda kekuatan dan inflasi AS diprakirakan akan moderat di bulan Februari. Namun, kenaikan harga saham dan kapitalisasi pasar Nvidia telah mencapai level 'saham meme', dan penurunan diprakirakan akan terjadi. Kami terus berpikir bahwa setiap penurunan akan digunakan sebagai peluang pembelian dan kami pikir aksi jual di Nvidia akan bersifat sementara, karena AI terus menguat. Namun, ini adalah pengingat bahwa bahkan raksasa teknologi terbesar pun tetap rentan terhadap pullback ketika pasar berbusa, dan jalan menuju $1000 untuk Nvidia tidak akan tanpa lubang.

Kami memprakirakan pasar akan tetap cukup tenang di awal minggu ini sementara kita menunggu data ekonomi utama dirilis. IHK AS, penjualan ritel AS, data pasar tenaga kerja Inggris, PDB Inggris untuk bulan Januari, dan keputusan suku bunga Tiongkok dijadwalkan untuk dirilis minggu ini. Laporan CPI AS mungkin merupakan peristiwa yang paling menggerakkan pasar minggu ini karena fokus yang kuat pada kapan suku bunga akan dipangkas.

IHK AS: Ancaman bagi Rally Pasar

CPI AS diprakirakan akan naik 0,4% di bulan ini, dengan tingkat inti naik 0,3%. Tingkat tahunan diprakirakan akan tetap pada 3,1% untuk tingkat umum, sementara tingkat inti diprakirakan akan turun menjadi 3,7% dari 3,9%. Hal ini dapat meredakan kekhawatiran bahwa inflasi akan meningkat lagi, setelah guncangan inflasi di bulan Januari. Namun, perlu diingat bahwa pasar saham mengalami aksi jual di bulan Februari setelah data inflasi Januari, jadi jika IHK mengejutkan ke arah positif, maka kita dapat melihat pengulangan aksi harga di hari Jumat. Penjualan ritel AS juga akan dirilis minggu ini, dan diprakirakan akan menunjukkan pemulihan untuk bulan Februari, setelah penurunan tajam dalam penjualan di bulan Januari.

Perhatikan Imbal Hasil Obligasi dan USD/JPY Menjelang Data Ekonomi AS

Imbal hasil obligasi turun minggu lalu, dan ini membebani dolar, yang merupakan mata uang terlemah dalam ruang FX G10 minggu lalu. IHK yang lebih kuat dapat membebani obligasi dan memberikan tekanan ke atas pada imbal hasil di akhir minggu ini, hal ini juga dapat membantu dolar untuk melakukan pemulihan. Imbal hasil AS sebagian besar stabil di awal minggu, dan USD/JPY, yang telah terjual dengan tajam di bulan Maret, sebagian besar stabil setelah penjualan pasar saham Jepang pada hari Senin.

Harga aset Inggris juga akan menjadi fokus di minggu ini, karena kita menunggu data upah dan data pasar tenaga kerja, yang dapat berdampak pada waktu penurunan suku bunga dari BOE.