Tiongkok Kembali Berada di Ambang Deflasi

• Pasar Eropa melemah, karena lonjakan harga gas meningkatkan risiko inflasi.
• Bank-bank besar melihat musim laporan keuangan meningkat.

Inflasi telah menjadi topik hangat minggu ini, dengan IHP dan IHK AS yang lebih tinggi dari yang diprakirakan, sebagian karena pemulihan harga energi baru-baru ini. Tiongkok melanjutkan tema inflasi, dengan IHK jatuh kembali ke titik puncak deflasi sekali lagi setelah pembacaan tahunan di bulan September sebesar 0%. Meskipun kita melihat beberapa perbaikan pada data neraca perdagangan Tiongkok pada impor dan ekspor yang membaik, penurunan tajam pada Hang Seng menyoroti kurangnya kepercayaan pada prospek ekonomi Tiongkok. Para pembeli akan berharap bahwa rencana Tiongkok untuk dana stabilisasi pasar saham akan membantu meringankan beberapa rasa sakit untuk pasar yang telah menjadi salah satu yang berkinerja paling buruk selama tahun lalu.

Indeks-indeks Eropa melemah di akhir pekan ini, dengan kekhawatiran seputar lonjakan gas alam yang memberikan kenaikan yang mengkhawatirkan untuk ekspektasi inflasi. Peristiwa-peristiwa di Israel dan Gaza telah menimbulkan kekhawatiran atas hubungan dan perdagangan antara negara-negara Timur Tengah dan Barat, dengan rumor bahwa Qatar akan membatasi ekspor LNG-nya yang hanya meningkatkan kekhawatiran tersebut. Sementara rally minyak mentah di bulan September membuat beberapa pihak khawatir, lonjakan harga gas Eropa yang terjadi pada musim dingin lalu akan sangat merugikan harapan disinflasi.

Musim laporan keuangan AS akan dimulai hari ini, dengan sejumlah bank-bank besar melaporkan angka-angka kuartal ketiga mereka. Pertanyaan seputar kesehatan ekonomi kembali menjadi fokus, dengan penghapusan kredit macet yang diprakirakan akan naik ke level tertinggi sejak pertengahan 2020. Ada banyak ketidakpastian di seluruh sektor, karena manfaat nyata dari kenaikan suku bunga juga membawa pertanyaan seputar keterjangkauan hipotek, permintaan perbankan korporat, dan kondisi perdagangan untuk bank investasi.