Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Memantul namun Masih Mengalami Kesulitan

• Harga Emas dapat naik menjelang rilis data inflasi AS pada hari Rabu.
• Kekhawatiran deflasi Tiongkok dapat membatasi rebound harga Emas.
• Harga Emas tetap berada dalam perdagangan 'sell on bounce' di tengah pengaturan teknikal harian yang bearish.

Harga Emas mengalami dead cat bounce dari level terendah baru satu bulan di $1.923 yang ditetapkan pada hari Selasa. Dolar Amerika Serikat (USD) turun dari level tertinggi multi-minggu sementara imbal hasil obligasi Treasury AS pulih, memotivasi para pembeli Emas untuk mencoba bangkit kembali.

Deflasi RRT Memburuk, Kekhawatiran Perbankan Mendukung Dolar AS

Sentimen risiko menjadi pendorong utama sejauh sepanjang minggu ini yang tidak memiliki rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat. Dolar AS melanjutkan momentum kenaikannya, karena arus risk-off mendominasi untuk dua hari berturut-turut pada hari Selasa, karena kekhawatiran pertumbuhan RRT bergabung dengan kemunculan kembali kesengsaraan perbankan global. Pasar diperdagangkan dengan hati-hati di awal minggu, memposisikan diri mereka untuk data inflasi utama RRT dan AS.

Penurunan ekspor dan impor Tiongkok yang lebih besar dari prakiraan pada hari Selasa memicu kekhawatiran atas berkurangnya pemulihan ekonomi pasca-Covid, menambah permintaan safe-haven untuk Greenback dengan mengorbankan harga Emas. Pada perdagangan Amerika, penghindaran risiko meningkat setelah saham sektor perbankan AS jatuh karena penurunan peringkat beberapa pemberi pinjaman oleh Moody's Investor Services, yang menyalakan kembali kekhawatiran tentang kesehatan bank-bank AS. Lebih lanjut, pemerintah Italia menetapkan pajak sebesar 40% untuk keuntungan yang diperoleh bank dari suku bunga yang lebih tinggi, yang memicu aksi jual sebesar 3,50% pada saham-saham perbankan regional.

Para investor terus mencari aset yang aman karena berita-berita utama di atas, mendorong Indeks Dolar AS ke level tertinggi dalam empat minggu ke 102,80. Namun, penurunan imbal hasil obligasi Treasury AS yang dipicu oleh flight to safety, membatasi kenaikan tambahan dalam Dolar AS, sehingga harga Emas mengalami rebound di akhir perdagangan.

Pada hari Rabu pagi, para investor tetap berhati-hati, mencerna data inflasi Tiongkok yang beragam, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) negara tersebut turun 0,3% pada bulan Juli dari tahun lalu, sedikit lebih baik dari ekspektasi -0,4% tetapi melaporkan penurunan pertama sejak Februari 2021. Sementara itu, Indeks Harga Produsen (IHP) Tiongkok turun selama 10 bulan berturut-turut. Kekhawatiran deflasi Tiongkok semakin meningkat, membantu membatasi kemunduran Dolar AS. Oleh karena itu, setiap upaya pemulihan dalam harga Emas kemungkinan akan bertahan sebentar.

Perhatian saat ini beralih ke data IHK Amerika Serikat yang sangat penting pada hari Kamis untuk mendapatkan arah baru pada Dolar AS, dan juga harga Emas, karena data tersebut akan memberikan petunjuk baru pada jalur suku bunga Federal Reserve AS (Fed) untuk keseimbangan tahun ini.

Analisis Teknikal Harga Emas: Grafik Harian

Secara teknikal, harga Emas dapat mengalami rebound menuju Moving Average (MA) 50 harian yang miring ke bawah di $1.944, karena indikator Relative Strength Index (RSI) 14-hari menunjukkan beberapa tanda pemulihan.

Menjelang penghalang DMA 50, pembeli Emas perlu mengambil level tertinggi hari sebelumnya di $1.938 untuk menuju pemulihan.

Dengan RSI 14 hari yang masih berada di bawah garis tengah, para penjual Emas kemungkinan akan menghambat mode pemulihan, sehingga mendorong harga Emas kembali ke level terendah bulanan di $1.923. Namun, harga Emas membutuhkan penutupan harian di bawah level terendah 11 Juli di $1.924 untuk melihat tren turun yang berkelanjutan.

Batas yang relevan berikutnya terlihat di sekitar area permintaan $1.910, di bawahnya akan terbuka menuju level acuan $1.900.

Secara keseluruhan, harga Emas kemungkinan akan berkisar antara $1.920 dan $1.950 menjelang rilis data IHK AS yang akan dirilis pada hari Kamis.