Penutupan Pasar Asia: Diplomasi Ulang Alik Mulai Berjalan, tetapi Investor Masih Dalam Keadaan Was-Was

Sentimen risiko tampaknya mulai mereda, namun hal ini dapat dengan cepat berubah karena para investor masih bergulat dengan dinamika krisis Timur Tengah yang kompleks dan potensi dampaknya terhadap ekonomi global.

Sentimen penghindaran risiko baru-baru ini yang telah membayangi pasar tampaknya mulai mereda, sebagian karena diplomasi ulang alik yang ekstensif oleh Gedung Putih dan para aktor regional lainnya. Namun demikian, optimisme ini muncul sebelum Israel meluncurkan serangan darat di Gaza, dan perkembangan ini dapat dengan cepat memperburuk sentimen sekali lagi.

Upaya-upaya untuk mencegah konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah telah berkontribusi pada rally di pasar keuangan dan pelonggaran dalam lindung nilai seperti minyak dan emas. Wall Street mengalami kenaikan, dengan ketiga indeks utama naik sekitar 1%. Sentimen positif ini merembet ke pasar Asia pada hari Selasa.

Dari sudut pandang mata burung, rally risiko tentatif saat ini dan penurunan permintaan untuk aset-aset safe haven tampaknya lebih merupakan fungsi dari tidak adanya eskalasi daripada deeskalasi yang lebih luas. Meninggalkan investor yang masih dalam keadaan was-was

Sementara pasar terus beroperasi di bawah bayang-bayang kenaikan suku bunga dan ketegangan geopolitik yang meningkat, para pedagang mungkin terdorong oleh indikasi baru-baru ini bahwa Federal Reserve mungkin tidak akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini.

Namun, karena Treasury memberikan alternatif imbal hasil yang menarik akibat jeda yang diharapkan dari The Fed, aliran uang keluar dari dana pensiun dan rumah tangga ke dalam obligasi diperkirakan akan terus berlanjut. Selain itu, reksa dana diperkirakan akan menjadi penjual bersih ekuitas karena para nasabah mengalihkan investasi mereka ke reksa dana investasi pasif yang lebih murah.

Jadi siapa yang akan membelinya? Korporasi, tentu saja. Perusahaan-perusahaan akan melakukan pembelian kembali saham untuk mempertahankan statusnya sebagai sumber permintaan saham terbesar di tahun 2024. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan akan menjadi pembeli saham terbesar.