Pembukaan Pasar Asia: Emosi yang Campur Aduk karena Investor Terus Mengalami Tekanan Imbal Hasil

Pasar

Para investor menunjukkan emosi yang beragam pada hari Kamis, dengan saham-saham mundur sementara imbal hasil Treasury tetap relatif stabil, menunjukkan bahwa mereka terus menderita akibat penurunan imbal hasil minggu ini. Biaya pinjaman yang lebih tinggi kemungkinan akan terus membebani return on equity (ROE) perusahaan-perusahaan S&P 500, terutama saham-saham bertumbuh dengan ROE tinggi, yang mungkin akan kesulitan dalam lingkungan suku bunga yang lebih tinggi.

Ekuitas, secara umum, diprakirakan akan tetap berada dalam kisaran perdagangan yang luas namun datar selama imbal hasil obligasi tetap tinggi.

Meskipun ada sejumlah data pertumbuhan AS yang kuat menjelang laporan Non-Farm Payroll yang ditunggu-tunggu pada hari Jumat, tingkat suku bunga relatif tidak terlalu tinggi berkat lonjakan harga minyak, dengan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang meluncur kembali ke level 4,70. Namun, para investor saham tidak bermain-main dengan penurunan imbal hasil ini karena kekhawatiran tentang Non-Farm Payroll yang panas meningkatkan indeks ketidakpastian.

Laporan JOLTS minggu ini menunjukkan peningkatan yang mengejutkan pada lowongan pekerjaan, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja semakin ketat, dan laporan klaim tunjangan  pengangguran minggu ini semakin menegaskan pasar tenaga kerja yang ketat. Oleh karena itu, laporan Non-Farm Payroll yang kuat dapat memberikan pukulan ketiga bagi saham jika imbal hasil obligasi bereaksi sesuai isyarat.

Pertemuan FOMC bulan September yang sedikit hawkish menjadi katalisator kenaikan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun karena pasar bergerak lebih tegas untuk menentukan harga di lingkungan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Katalis ini semakin didorong oleh serangkaian data pertumbuhan AS yang secara umum kuat, mulai dari survei Manufaktur ISM hari Senin yang secara mengejutkan kuat hingga berita minggu ini bahwa penjualan mobil bulan lalu lebih kuat dari yang diharapkan.

Oleh karena itu, pasar obligasi masih akan berada dalam proses penentuan harga yang menantang. Sebuah lingkungan di mana suplai obligasi meningkat dengan cepat, dan sumber permintaan yang signifikan, yang sebelumnya disediakan oleh The Fed melalui pembeliannya, sudah tidak ada lagi. Sampai dealer obligasi menemukan harga kliring yang sesuai, volatilitas suku bunga akan tetap tinggi dengan para investor pasar saham berada di antara keduanya.

Dengan kurva imbal hasil yang sekarang melakukan sebagian besar tugas berat bagi The Fed, kabar baiknya adalah bahwa hanya ada sedikit kebutuhan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan November. Namun, mengingat data ekonomi AS yang masih kuat, kita tidak mungkin melihat pergeralam berkecepatan tinggi antara pertumbuhan dan suku bunga.

Memang, pengetatan dalam kondisi keuangan bertindak seperti "tangan tak terlihat" untuk Federal Reserve, tetapi mungkin bekerja terlalu efektif. Hal ini mulai berdampak pada biaya pinjaman secara signifikan, yang menyebabkan kerugian substansial yang belum direalisasikan di sektor keuangan dan perbankan dan di seluruh rantai agunan yang lebih luas. Situasi ini diperburuk oleh pengeluaran defisit fiskal yang sedang berlangsung dan tantangan yang terkait dengan pendanaan ke depan pemerintah AS, yang semuanya diperburuk oleh disfungsi politik yang terus berlanjut di negara tersebut.

Pasar Valas

Dolar AS kemungkinan akan mendapatkan dukungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, dan setiap penurunan suku bunga sementara tidak akan menyebabkan pelemahan Dolar secara signifikan terhadap mata uang utama kecuali ada perbaikan berurutan pada data Tiongkok dan ketahanan pertumbuhan Eropa, yang tampaknya ambigu pada saat ini.

Pasar Minyak

Pasar minyak telah melanjutkan pelemahan setelah aksi jual yang didorong oleh EIA karena para pedagang khawatir tentang kehancuran permintaan, terutama setelah data pemerintah mengungkapkan bahwa konsumsi bensin telah turun ke tingkat musiman terendah dalam 25 tahun terakhir.

Brent turun hampir 12% selama seminggu terakhir setelah aksi jual yang sangat tajam dalam margin bensin karena musim mengemudi musim panas di AS berakhir.

Standar pinjaman bank mengetat meskipun tekanan sebelumnya di sektor perbankan regional telah mereda. Yang lebih bermasalah adalah bahwa sektor jasa dapat terpukul karena rumah tangga mengurangi biaya makan dan perjalanan, dan banyak yang telah menggunakan tabungan yang mereka kumpulkan selama pandemi. Selain itu, puluhan juta peminjam pinjaman mahasiswa telah melanjutkan pembayaran setelah jeda selama 3,5 tahun, menambah tekanan keuangan bagi beberapa konsumen, yang semuanya menunjukkan permintaan yang lebih rendah di SPBU.

Ekonomi

Penetapan ulang imbal hasil jangka panjang AS baru-baru ini, yang menandakan pergeseran ke rezim suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, diprakirakan akan memiliki implikasi yang signifikan terhadap ekonomi riil. Pengetatan kondisi keuangan yang terkait dengan suku bunga yang lebih tinggi kemungkinan akan berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal keempat meskipun untuk saat ini tidak terjadi penutupan pemerintah; namun, pemecatan Kevin McCarthy dari jabatannya sebagai ketua DPR meningkatkan kemungkinan terjadinya penutupan nanti. Suku bunga yang lebih tinggi juga diprakirakan akan meningkatkan biaya bunga federal selama beberapa tahun ke depan, semakin memperparah defisit.