Hasil Kuartal 3 yang Beragam, Ketegangan di Timur Tengah Membebani Selera

Ekonomi AS tumbuh 4,9% di Kuartal 3, pesanan barang tahan lama naik hampir 5% di bulan September, pengukur inflasi favorit Federal Reserve (the Fed), indeks PCE, lebih tinggi dari yang diharapkan, karena pengeluaran pribadi melonjak 0,7% selama bulan yang sama. Satu-satunya hal yang tidak meningkat adalah pendapatan pribadi. Menteri Keuangan AS Janet Yellen berpendapat bahwa angka pertumbuhan terbaru tidak berkelanjutan, dan bahwa data yang kuat – dan bukan prospek fiskal yang memburuk adalah alasan yang mendorong imbal hasil AS lebih tinggi. Untungnya, minggu lalu aksi jual obligasi pemerintah AS jangka panjang melambat. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai puncaknya di 5% dan turun di bawah level psikologis ini, sedangkan imbal hasil obligasi AS bertenor 2 tahun menguji level 5% ke arah bawah. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah ketika bertemu minggu ini, setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunganya minggu lalu. Ekspektasi untuk pertemuan the Fed bulan Desember juga tidak berubah. Minat terhadap Dolar AS tetap terbatas meskipun data ekonomi yang kuat, sementara arus masuk safe haven ke Emas mendapatkan momentum, karena Israel mengintensifkan serangan darat di Gaza, mendorong harga satu ons di atas level $2000 per ons pada hari Jumat. Logam mulia baru-baru ini telah melangkah ke wilayah pasar overbought, namun peningkatan lebih lanjut dari ketegangan di Timur Tengah akan menjaga minat beli tetap kuat. Target alami berikutnya untuk Emas berada di dekat level $2080, level tertinggi sepanjang masa.

Di sektor energi, harga minyak turun minggu lalu, dan minyak mentah AS diperdagangkan di bawah level $85 per barel pagi ini. Israel mengebom target-target di negara-negara tetangganya dan mengirimkan pasukan dan tank-tank ke Gaza Utara, tetapi Israel menghindari invasi darat yang masif, untuk saat ini, dan ekspektasi akan pertempuran yang panjang membuat minat terhadap investasi energi menjadi terbatas. Karena itu, visibilitasnya rendah, dan ada risiko lonjakan tiba-tiba karena gangguan pasokan yang masih tinggi. Harga minyak diperkirakan akan berfluktuasi di antara kisaran $80/90. Di bawah $80pb, suplai yang terbatas akan menjaga permintaan tetap utuh, di atas $90pb, ekspektasi berkurangnya permintaan global akan menjaga tekanan harga.

Di pasar ekuitas, kurangnya minat investor, hasil yang beragam dari perusahaan-perusahaan Big Tech, dan hasil yang mengecewakan dari perusahaan-perusahaan Big Oil semakin membebani S&P500 minggu lalu. Indeks turun di 4 dari 5 sesi dan mundur lebih dari 2,50% selama minggu lalu. Saat ini kita berada jauh di bawah MA 200 dan di bawah retracement Fibonacci 38,2%, yang berada di dekat level 4180, dan mengindikasikan bahwa S&P500 telah masuk ke dalam zona konsolidasi bearish jangka menengah. Dan meskipun indikator RSI memperingatkan kondisi pasar yang oversold, yang untuk sementara waktu dapat memperlambat aksi jual ekuitas, jalan kini terbuka untuk penurunan lebih dalam menuju level 4050, terutama jika laporan keuangan tidak sepenuhnya memuaskan para investor.

Dari sisi politik, kemungkinan shutdown pemerintah AS lebih rendah dengan adanya Ketua DPR baru di AS, tetapi pemerintah AS masih memiliki kemungkinan sekitar 20-30% untuk berhenti berfungsi bulan lalu. Hal ini dapat membuat minat terhadap dollar AS terbatas.

Selain the Fed, Bank of Japan (BoJ) dan Bank of England (BoE) akan mengumumkan keputusan kebijakan terbaru mereka minggu ini dan keduanya diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, namun lonjakan inflasi Tokyo baru-baru ini membuat investor sangat tidak nyaman dengan desakan BoJ mengenai kebijakannya yang sangat longgar dan tidak tepat. Kenaikan USDJPY di atas level 150 tampaknya kecil kemungkinannya dengan intervensi langsung yang diharapkan dari pihak berwenang Jepang untuk meredam aksi jual lebih lanjut.