- UNVR mencoba bangkit untuk dua hari berturut-turut.
- Gencatan senjata di Timur Tengah memberikan dorongan sentimen positif di tengah absennya aksi korporasi.
- Perseroan akan membagikan dividen Rp47 per lembar saham awal bulan depan.
UNVR diperdagangkan di 1.455 yang naik 6,59% pada saat berita ini ditulis. Saham PT Unilever Indonesia Tbk. membuka hari Selasa di 1.400 dan terus merayap naik hingga tertinggi hari 1.465 pada satu jam pertama perdagangan. Kinerja baik UNVR ini terjadi bersamaan dengan kinerja baik saham-saham lainnya pada hari ini di tengah berita bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), melalui media sosialnya Truth Social, menyatakan Israel dan Iran sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
Selama ketegangan geopolitik antara Israel-Iran berlangsung, para investor cenderung melepaskan instrumen-instrumen investasi yang berisiko, mengakibatkan saham-saham turun selama periode tersebut. Puncaknya adalah pada saat Amerika menyerang tiga situs nuklir Utama Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan pada akhir pekan. Membuat Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz.
Selat ini dilalui oleh hampir 20% konsumsi minyak dunia. Penutupan selat tersebut akan meningkatkan harga minyak dunia dan pada akhirnya meningkatkan harga barang-barang di dalam negeri. Kenaikan harga tersebut dapat mengurangi daya beli masyarakat dan pada akhirnya membuat kinerja penjualan perusahaan-perusahaan di Indonesia melemah.
Skenario di atas tampaknya bisa dihindari untuk saat ini dan memulihkan sentimen risiko, sehingga para investor kembali meminati aset-aset berisiko seperti saham. Kenaikan UNVR sejauh ini dipengaruhi oleh sentimen positif karena tidak ada aksi korporasi. Namun demikian, perseroan akan memberikan dividen dengan total Rp1,79 triliun atau Rp47 per lembar saham yang akan dibayarkan pada 2 Juli 2025. Pada tahun 2024, perseroan mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp3,36 triliun yang lebih kecil jika dibandingkan Rp4,80 triliun pada tahun 2023.
Grafik Harian UNVR – Analisis Teknis

Meskipun UNVR naik untuk dua hari berturut-turut, saham ini masih dalam tren menurun yang jelas karena masih berada di bawah Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 1.780, dan miring ke bawah.
UNVR juga merusak potensi terbentuknya struktur higher highs dan higher lows. Struktur tersebut gagal karena saham ini menembus di bawah higher high terakhir di area 1.455 pada akhir pekan lalu.
Namun jika UNVR terus naik, saham ini akan menghadapi resistance terdekat di 1.500 (level angka bulat), 1.650 (tertinggi 12 Juni 2025), dan 1.780 (SMA 200-hari). Penembusan tegas SMA tersebut akan mengubah tren UNVR menjadi bullish.
Kasus kenaikan tampak didukung oleh indikator Relative Strength Index (RSI) 14-hari yang baru bangkit dari level-level jenuh jual untuk berada di 37,13 dan menghadap ke atas dengan tajam pada saat ini.
Sementara jika UNVR melanjutkan penurunan, saham ini akan bertemu support di 1.400 (terendah 23 Juni 2025), 1.200 (level angka bulat), dan 1.125 (terendah 8 April 2025, higher low). Penembusan support tersebut akan mengekspos saham ini ke 985 (terendah 2025 yang diraih pada 3 Maret) dan berisiko mencatatkan terendah baru tahun di bawahnya.
pertanyaan umum seputar Sentimen Risiko
Dalam dunia jargon keuangan, dua istilah yang umum digunakan, yaitu "risk-on" dan "risk off" merujuk pada tingkat risiko yang bersedia ditanggung investor selama periode yang dirujuk. Dalam pasar "risk-on", para investor optimis tentang masa depan dan lebih bersedia membeli aset-aset berisiko. Dalam pasar "risk-off", para investor mulai "bermain aman" karena mereka khawatir terhadap masa depan, dan karena itu membeli aset-aset yang kurang berisiko yang lebih pasti menghasilkan keuntungan, meskipun relatif kecil.
Biasanya, selama periode "risk-on", pasar saham akan naik, sebagian besar komoditas – kecuali Emas – juga akan naik nilainya, karena mereka diuntungkan oleh prospek pertumbuhan yang positif. Mata uang negara-negara yang merupakan pengekspor komoditas besar menguat karena meningkatnya permintaan, dan Mata Uang Kripto naik. Di pasar "risk-off", Obligasi naik – terutama Obligasi pemerintah utama – Emas bersinar, dan mata uang safe haven seperti Yen Jepang, Franc Swiss, dan Dolar AS semuanya diuntungkan.
Dolar Australia (AUD), Dolar Kanada (CAD), Dolar Selandia Baru (NZD) dan sejumlah mata uang asing minor seperti Rubel (RUB) dan Rand Afrika Selatan (ZAR), semuanya cenderung naik di pasar yang "berisiko". Hal ini karena ekonomi mata uang ini sangat bergantung pada ekspor komoditas untuk pertumbuhan, dan komoditas cenderung naik harganya selama periode berisiko. Hal ini karena para investor memprakirakan permintaan bahan baku yang lebih besar di masa mendatang karena meningkatnya aktivitas ekonomi.
Sejumlah mata uang utama yang cenderung naik selama periode "risk-off" adalah Dolar AS (USD), Yen Jepang (JPY) dan Franc Swiss (CHF). Dolar AS, karena merupakan mata uang cadangan dunia, dan karena pada masa krisis para investor membeli utang pemerintah AS, yang dianggap aman karena ekonomi terbesar di dunia tersebut tidak mungkin gagal bayar. Yen, karena meningkatnya permintaan obligasi pemerintah Jepang, karena sebagian besar dipegang oleh para investor domestik yang tidak mungkin menjualnya – bahkan saat dalam krisis. Franc Swiss, karena undang-undang perbankan Swiss yang ketat menawarkan perlindungan modal yang lebih baik bagi para investor.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
Emas Naik ke Tertinggi Tujuh Minggu karena Taruhan Penurunan Suku Bunga The Fed dan Permintaan Safe-Haven
Emas mempertahankan momentum bullish-nya setelah naik lebih dari 2% minggu lalu dan naik menuju $4.350 pada hari Senin. Logam mulia ini melanjutkan kenaikannya seiring Dolar AS yang masih melemah di tengah meningkatnya ekspektasi untuk prospek kebijakan dovish The Fed tahun depan.
EUR/USD Pertahankan Kenaikan Kecil di Dekat 1,1750
Setelah koreksi yang berlangsung singkat di awal sesi Eropa, EUR/USD mendapatkan traksinya kembali dan bertahan pada kenaikan moderat di sekitar 1,1750 pada hari Senin. Namun, volatilitas pasangan mata uang ini tetap rendah, dengan para investor menunggu rilis data utama AS minggu ini dan pengumuman kebijakan ECB.
GBP/USD Naik Tipis Menuju 1,3400 karena Para Pedagang Menunggu Data Kunci dan BoE
GBP/USD berbalik arah dan naik menuju 1,3400 setelah jatuh ke area 1,3350 lebih awal di hari ini. Dolar AS berusaha keras untuk mengumpulkan momentum pemulihan saat pasar menantikan data Nonfarm Payrolls pada hari Selasa, sementara Pound Sterling bertahan stabil menjelang pengumuman kebijakan BoE di akhir minggu.
Solana Konsolidasi Saat Arus Masuk ETF Spot Mendekati $1 Miliar Mengisyaratkan Pembelian Dip Institusional
Harga Solana berada di atas $131 pada saat berita ini ditulis pada hari Senin, mendekati batas atas pola falling wedge, menunggu penembusan yang menentukan. Di sisi institusional, permintaan untuk Exchange-Traded Funds (ETF) Solana spot tetap kuat, mendorong total aset yang dikelola menjadi hampir $1 miliar sejak peluncuran.
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember:
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Senin, 15 Desember: