Rupiah Tertekan Dolar, Pasar Menahan Langkah di Tengah Tarikan Global-Domestik


  • USD/IDR naik ke area 16.752, mendekati batas atas rentang harian 16.697-16.761.
  • Dolar AS bertahan kuat seiring DXY stabil di kisaran 98,5, menahan ruang gerak rupiah.
  • Bantalan domestik terbentuk, namun belum cukup kuat melawan tekanan eksternal jangka pendek

Pada perdagangan Jumat siang, rupiah kembali bergerak defensif di tengah penguatan dolar AS. Pasangan mata uang USD/IDR naik ke area 16.752, atau sekitar 0,4% secara dalam perdagangan harian, menempatkan rupiah dekat batas atas rentang harian 16.697-16.761. Pola ini menunjukkan tekanan yang relatif konsisten sejak sesi pagi, dengan pasar cenderung menahan langkah sambil menguji ketahanan area teknis utama.

Dari sisi teknis, zona 16.750-16.770 kini kembali berperan sebagai resistance jangka pendek yang menjadi fokus pasar. Selama area ini belum ditembus secara meyakinkan, ruang konsolidasi masih terbuka, sementara support terdekat berada di sekitar 16.700, yang menjadi penopang awal jika tekanan eksternal mulai mereda.

Dorongan utama pelemahan rupiah datang dari luar negeri. Indeks Dolar (DXY) memperlihatkan pemulihan moderat dan bertahan di kisaran 98,5, mencerminkan penataan ulang posisi global setelah rangkaian data AS yang beragam. Meski inflasi AS terbaru menunjukkan sinyal pendinginan, dolar tetap mendapatkan aliran minat sebagai aset lindung nilai jangka pendek, terutama di tengah kehati-hatian menjelang libur akhir tahun dan likuiditas pasar yang mulai menyempit.

Penjualan Mobil Domestik Mulai Stabil, Kebijakan Devisa dan LCT Perkuat Fondasi Rupiah

Dari dalam negeri, rilis penjualan mobil Indonesia November memberikan sinyal yang lebih berimbang. Penjualan mobil baru tercatat turun 0,8% secara tahunan (YoY) menjadi 74.252 unit, melambat signifikan dari kontraksi 4,4% pada bulan sebelumnya. Pola ini menunjukkan bahwa tekanan di sektor otomotif tidak lagi seintens beberapa bulan lalu, meskipun arah pergerakan belum sepenuhnya berbalik.

Secara bulanan, penjualan masih mencatat kenaikan 0,3% (MoM). Namun, kenaikan ini jauh lebih terbatas dibanding lonjakan 19,2% pada Oktober, menyiratkan bahwa pemulihan permintaan domestik berlangsung bertahap dan belum cukup kuat untuk membentuk tren pemulihan yang kuat.

Di sisi kebijakan, pemerintah menyiapkan langkah struktural untuk memperkuat fondasi rupiah. Mulai 1 Januari, pemerintah akan menerbitkan instrumen investasi domestik bagi pendapatan devisa ekspor sumber daya alam, mewajibkan eksportir menyimpan dana valas di bank milik negara selama minimal satu tahun, dengan pembatasan konversi ke rupiah maksimal 50%, serta disertai rencana penerbitan obligasi valuta asing (FX) domestik yang kompetitif, menurut laporan Reuters.

Selain itu, berdasarkan keterangan resmi Bank Indonesia, RI dan Jepang juga memperkuat kerja sama Local Currency Transaction (LCT) melalui pembaruan Nota Kesepahaman yang berlaku sejak 15 Desember 2025, memperluas penggunaan rupiah dan yen ke seluruh transaksi bilateral. Langkah ini dinilai dapat mengurangi ketergantungan pada dolar AS sekaligus memberi dukungan struktural bagi stabilitas rupiah dalam jangka menengah, sejalan dengan upaya pendalaman pasar keuangan.

Data AS Perkuat Narasi Disinflasi, Kontraksi Manufaktur Uji Prospek Kebijakan The Fed

Dari arah global, data AS yang dirilis Kamis malam mempertegas narasi disinflasi. IHK November melambat ke 2,7% (YoY), jauh di bawah konsensus 3,1% dan lebih rendah dari bulan sebelumnya 3,0%. Tekanan harga inti juga mereda, dengan IHK inti turun ke 2,6%, di bawah ekspektasi 3,0%. Klaim Tunjangan Pengangguran awal tercatat 224 ribu, lebih rendah dari periode sebelumnya 237 ribu dan sedikit di bawah prakiraan 225 ribu, menandakan pasar tenaga kerja yang masih relatif kuat.

Namun, pelemahan aktivitas riil terlihat dari sektor manufaktur regional, dengan Indeks Manufaktur Philadelphia The Fed Desember anjlok ke -10,2, berbalik jauh dari ekspektasi +3 dan menunjukkan kontraksi yang semakin dalam. Kombinasi inflasi yang mendingin cepat dan manufaktur yang melemah memperkuat ekspektasi bahwa kebijakan moneter ketat mulai memberi dampak nyata, sekaligus membuka ruang bagi pasar untuk menilai ulang arah dan timing pelonggaran suku bunga ke depan.

Pasar Menanti Data AS Malam Ini untuk Menguji Daya Tahan Dolar dan Arah Rupiah

Menjelang penutupan pekan, perhatian pasar akan tertuju pada agenda ekonomi AS malam ini, khususnya Existing Home Sales (MoM) November yang sebelumnya naik 1,2%, serta Indeks Sentimen Konsumen Michigan Desember yang diprakirakan stabil di 53,4, dengan Indeks Ekspektasi Konsumen di 55. Pasar juga mencermati ekspektasi inflasi konsumen versi Michigan, yakni 1-tahun di 4,1% dan 5-tahun di 3,2%.

Rangkaian data ini berpotensi menentukan apakah penguatan dolar masih berlanjut atau mulai kehilangan tenaga, dengan implikasi langsung terhadap ruang gerak rupiah dalam jangka pendek.

Indikator Ekonomi

Indeks Sentimen Konsumen Michigan

Indeks Sentimen Konsumen Michigan, yang dirilis setiap bulan oleh University of Michigan, adalah survei yang mengukur sentimen di antara konsumen di Amerika Serikat. Pertanyaannya mencakup tiga area luas: keuangan pribadi, kondisi bisnis, dan kondisi pembelian. Data menunjukkan gambaran apakah konsumen bersedia atau tidak untuk membelanjakan uang, faktor kunci karena belanja konsumen merupakan pendorong utama ekonomi AS. Survei Universitas Michigan telah terbukti menjadi indikator akurat tentang arah masa depan ekonomi AS. Survei menerbitkan pembacaan pra-bulanan, pertengahan bulan, dan cetakan akhir di akhir bulan. Secara umum, pembacaan tinggi adalah bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan rendah adalah bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Jum Des 19, 2025 15.00

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 53.4

Sebelumnya: 53.3

Sumber: University of Michigan

Kegembiraan konsumen dapat diterjemahkan ke dalam pengeluaran yang lebih besar dan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, menyiratkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dan potensi kenaikan inflasi, membantu mengubah The Fed menjadi hawkish. Popularitas survei ini di kalangan analis (disebutkan lebih sering daripada Keyakinan Konsumen CB) dibenarkan karena data di sini mencakup wawancara yang dilakukan hingga satu atau dua hari sebelum rilis resmi, menjadikannya ukuran tepat waktu dari sentimen konsumen, tetapi terutama karena mengukur sikap konsumen pada situasi keuangan dan pendapatan. Data aktual yang mengalahkan konsensus cenderung USD bullish.

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Emas Tetap di Bawah $4.350, Berusaha Mencatat Kenaikan Kecil Mingguan

Emas Tetap di Bawah $4.350, Berusaha Mencatat Kenaikan Kecil Mingguan

Emas berusaha keras untuk mengumpulkan momentum pemulihan dan tetap di bawah $4.350 pada paruh kedua hari Jumat, seiring dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang sedikit meningkat. Namun, logam berharga ini tetap berada di jalur untuk mengakhiri minggu dengan kenaikan moderat saat pasar bersiap untuk musim liburan.

EUR/USD Rebound Setelah Jatuh Menuju 1,1700

EUR/USD Rebound Setelah Jatuh Menuju 1,1700

EUR/USD mendapatkan traksi dan diperdagangkan di atas 1,1730 di sesi Amerika, berusaha untuk mengakhiri pekan hampir tidak berubah. Pembukaan bullish di Wall Street menyulitkan Dolar AS untuk mempertahankan momentum pemulihannya dan membantu pasangan mata uang ini rebound menjelang akhir pekan.

 

USD/JPY Menguat ke Dekat 157,00 saat Yen Jatuh Setelah Hasil Kebijakan BoJ

USD/JPY Menguat ke Dekat 157,00 saat Yen Jatuh Setelah Hasil Kebijakan BoJ

USD/JPY naik 0,85% mendekati 156,90 selama sesi perdagangan Eropa. Pasangan mata uang ini melonjak seiring dengan Yen Jepang yang berkinerja buruk secara keseluruhan, menyusul pengumuman kebijakan moneter Bank of Japan. Dalam pertemuan kebijakan, BoJ menaikkan suku bunga sebesar 25 bp menjadi 0,75%, seperti yang diprakirakan, level tertinggi yang terlihat dalam tiga dekade.

Kripto Hari ini: Bitcoin, Ethereum, XRP Pulih di Tengah Kondisi Pasar Bearish

Kripto Hari ini: Bitcoin, Ethereum, XRP Pulih di Tengah Kondisi Pasar Bearish

Bitcoin (BTC) bergerak naik, diperdagangkan di atas $88.000 pada saat berita ini ditulis pada hari Senin. Altcoin, termasuk Ethereum (ETH) dan Ripple (XRP), mengikuti jejak BTC, mengalami rebound pemulihan setelah minggu yang bergejolak.

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 19 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 19 Desember:

Dolar AS (USD) berhasil mempertahankan posisinya di awal hari Jumat dan Yen Jepang (JPY) tetap tangguh terhadap rival-rivalnya menyusul keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk menaikkan kebijakan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 0,75%.

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA