Rupiah Melemah Tipis Jelang Keputusan BI, Dolar Terkoreksi Usai Data AS


  • Rupiah melemah tipis ke sekitar 16.697 dalam rentang terbatas, pasar berhati-hati menanti arah kebijakan Bank Indonesia.
  • BI diprakirakan menahan suku bunga 4,75%, setelah pemangkasan total 150 bp sepanjang 2025, fokus bergeser ke panduan kebijakan dan stabilitas rupiah.
  • DXY terkoreksi ke dekat 98,40, menyusul data AS yang menegaskan pendinginan tenaga kerja meski konsumsi inti masih bertahan.

Pada perdagangan Rabu siang, rupiah (IDR) bergerak melemah tipis namun tetap dalam fase konsolidasi terhadap dolar AS, dengan pasangan mata uang USD/IDR diperdagangkan di sekitar 16.697, naik sekitar 0,07% secara harian. Pergerakan yang cenderung menyamping ini mencerminkan sikap pasar yang masih berhati-hati, seiring penyesuaian ekspektasi global pasca rilis data ekonomi AS semalam serta menantinya kejelasan arah kebijakan moneter domestik. Meski tekanan dolar mulai mereda, pelaku pasar masih menakar keseimbangan antara sentimen global yang melunak dan komitmen Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar, sehingga ruang pergerakan rupiah masih terbatas dan cenderung terkunci dalam rentang konsolidatif dalam jangka pendek.

Pasar Menanti Keputusan BI: Suku Bunga Diprakirakan Bertahan, Fokus Beralih ke Panduan Kebijakan dan Stabilitas Rupiah

Menjelang pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pukul 14:30 WIB hari ini, pasar secara luas memprakirakan bank sentral Indonesia, Bank Indonesia, akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75%. Suku bunga Deposit Facility diprakirakan tetap di 3,75% dan Lending Facility di 5,50%, menandai fase jeda kebijakan setelah pelonggaran yang relatif agresif sepanjang tahun. Sepanjang 2025, BI telah memangkas suku bunga sebesar total 150 basis poin, sehingga perhatian investor kini beralih pada arah panduan kebijakan ke depan, khususnya sejauh mana bank sentral menilai efektivitas transmisi pelonggaran terhadap kredit dan aktivitas ekonomi.

Fokus pasar juga tertuju pada penekanan BI terhadap stabilitas nilai tukar, sejalan dengan pernyataan Gubernur awal bulan lalu yang menyebut target rupiah berada di kisaran 16.500 per dolar AS tahun depan, atau bahkan mengarah ke 16.400, sembari menegaskan komitmen menjaga stabilitas mata uang di tengah dinamika eksternal global.

Pekan lalu bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, dengan The Fed Funds Rate turun ke 3,75% dari sebelumnya 4,00% dalam keputusan kebijakan yang diumumkan pada Rabu, 10 Desember. Langkah ini dikonfirmasi melalui rilis keputusan suku bunga dan proyeksi FOMC, sekaligus memperkuat sinyal bahwa The Fed telah memasuki fase pelonggaran yang lebih terstruktur, meski tetap menjaga kehati-hatian melalui panduan suku bunga jangka menengah dan jangka panjang.

Dolar AS Terkoreksi Usai Data Tenaga Kerja dan PMI Perkuat Sinyal Perlambatan Ekonomi

Hari ini, Indeks Dolar AS (DXY) bergerak terkoreksi, bertahan di bawah level 99 dan diperdagangkan di sekitar 98,40, setelah dolar kehilangan sebagian daya tariknya menyusul rilis data ekonomi AS semalam. Tekanan muncul seiring pasar merespons sinyal perlambatan pasar tenaga kerja dan melunaknya aktivitas ekonomi, yang mendorong investor menilai ulang prospek kebijakan moneter The Fed.

Rilis data AS pada Selasa malam menegaskan pendinginan pasar tenaga kerja di tengah konsumsi yang masih relatif bertahan. Nonfarm Payrolls Oktober direvisi turun tajam menjadi -105 ribu, sementara penambahan tenaga kerja November hanya 64 ribu, mencerminkan pelemahan tren perekrutan. Tekanan upah terus mereda, dengan Pendapatan Rata-Rata Per Jam (MoM) stagnan di 0,1% pada Oktober dan November, serta pertumbuhan tahunan tertahan di 3,5%. Pada saat yang sama, tingkat pengangguran naik ke 4,6% dan U6 underemployment mengindikasikan pelonggaran pasar kerja, meski partisipasi angkatan kerja meningkat ke 62,5%, menandakan pelemahan tidak semata akibat keluarnya pekerja dari pasar.

Dari sisi permintaan, Penjualan Ritel utama stagnan, namun Control Group naik 0,8% dan penjualan non otomotif meningkat 0,4%, menegaskan belanja inti rumah tangga masih menopang aktivitas ekonomi.

Sinyal perlambatan juga tercermin pada aktivitas bisnis, dengan PMI Gabungan S&P Global turun ke 53 dari 54,2, sementara PMI Manufaktur melemah ke 51,8 dan PMI Jasa turun ke 52,9. Menurut Chris Williamson dari S&P Global Market Intelligence, data PMI pendahuluan Desember menunjukkan momentum pertumbuhan mulai memudar; meski masih mengindikasikan ekspansi PDB sekitar 2,5% pada kuartal IV, pertumbuhan telah melambat selama dua bulan, seiring perusahaan menahan kepercayaan dan membatasi perekrutan di tengah lingkungan bisnis yang lebih menantang.

Fokus Malam Ini: Pidato Pejabat The Fed Dinanti Pasca Sinyal Perlambatan Ekonomi AS

Selanjutnya, agenda ekonomi AS malam ini dipusatkan pada serangkaian pidato pejabat Federal Reserve, yang berpotensi membentuk ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan ke depan. Christopher Waller dijadwalkan berbicara pada 13:15 GMT (20:15 WIB), disusul John Williams, Presiden Federal Reserve Bank of New York, pada 14:05 GMT (21:05 WIB), sebelum Raphael Bostic menyampaikan pandangannya pada 17:30 GMT (Kamis, 00:30 WIB). Pelaku pasar akan mencermati nada pernyataan terkait prospek suku bunga dan penilaian terbaru terhadap kondisi ekonomi, terutama setelah rilis data tenaga kerja dan PMI AS yang memperkuat sinyal perlambatan.

Bagi rupiah, pidato pejabat The Fed malam ini berpotensi memengaruhi arah jangka pendek: nada dovish dapat membuka ruang stabilisasi atau penguatan terbatas, sementara sinyal kehati-hatian berpeluang menahan rupiah tetap dalam fase konsolidasi.

Indikator Ekonomi

Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia

Keputusan Tingkat Suku Bunga diumumkan oleh Bank Indonesia. Kebijakan Moneter mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter suatu negara, bank sentral atau pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu dalam ekonomi nasional. Hal ini didasarkan pada hubungan antara suku bunga di mana uang dapat dipinjam dan pasokan total uang.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Rab Des 17, 2025 07.30

Frekuensi: Tidak teratur

Konsensus: 4.75%

Sebelumnya: 4.75%

Sumber: Bank Indonesia

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Breaking: Inflasi IHK Inggris Melambat menjadi 3,2% YoY pada November Dibandingkan Prakiraan 3,5%

Breaking: Inflasi IHK Inggris Melambat menjadi 3,2% YoY pada November Dibandingkan Prakiraan 3,5%

Indeks Harga Konsumen (IHK) utama Inggris Raya (UK) naik 3,2% sepanjang tahun pada bulan November, dibandingkan dengan kenaikan 3,6% pada bulan Oktober, menurut data yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) pada hari Rabu.

Rupiah Melemah Tipis Jelang Keputusan BI, Dolar Terkoreksi Usai Data AS

Rupiah Melemah Tipis Jelang Keputusan BI, Dolar Terkoreksi Usai Data AS

Pada perdagangan Rabu siang, rupiah (IDR) bergerak melemah tipis namun tetap dalam fase konsolidasi terhadap dolar AS, dengan pasangan mata uang USD/IDR diperdagangkan di sekitar 16.697, naik sekitar 0,07% secara harian.
Prakiraan Emas: Pembeli Tunggu Penembusan Rentang Beberapa Hari di Tengah Taruhan Penurunan Suku Bunga The Fed

Prakiraan Emas: Pembeli Tunggu Penembusan Rentang Beberapa Hari di Tengah Taruhan Penurunan Suku Bunga The Fed

Emas (XAU/USD) menarik pembeli baru selama sesi Asia pada hari Rabu, meskipun tetap terkurung dalam kisaran perdagangan yang sudah berlangsung beberapa hari di tengah sinyal fundamental yang beragam.

Bitcoin, Ethereum dan Ripple Memperpanjang Koreksi Saat Momentum Bearish Mulai Terbentuk

Bitcoin, Ethereum dan Ripple Memperpanjang Koreksi Saat Momentum Bearish Mulai Terbentuk

Bitcoin, Ethereum, dan Ripple tetap tertekan saat pasar yang lebih luas melanjutkan fase korektif hingga pertengahan minggu. Aksi harga yang lemah dari tiga mata uang kripto (cryptocurrency) teratas berdasarkan kapitalisasi pasar ini menunjukkan kemungkinan koreksi yang lebih dalam, karena indikator momentum mulai condong ke arah bearish.

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Rabu, 17 Desember:

Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Rabu, 17 Desember:

Dolar AS bertahan pada awal hari Rabu saat pasar menilai kembali prospek kebijakan The Fed setelah data ketenagakerjaan. Pada awal sesi Eropa, data inflasi bulan November dari Inggris akan diawasi dengan ketat oleh para pelaku pasar.

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA