IHSG Menguat ke 8.640 Dipimpin Sektor Industri di Tengah Ekspektasi Pelonggaran The Fed


  • IHSG ditutup naik 0,33% ke 8.640, konsisten dalam rentang sempit menjelang data AS.
  • Sektor industri dan infrastruktur memimpin kenaikan, sementara keuangan dan bahan baku terkoreksi.
  • Data tenaga kerja AS yang melemah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menambah dukungan bagi pasar domestik.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Kamis dengan kenaikan 0,33% ke 8.640, bergerak stabil di tengah sentimen global yang lebih konstruktif setelah rangkaian data AS semalam memperkuat ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed. IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 8.650 sebelum kembali berada dalam rentang tenang menjelang penutupan, mencerminkan pasar yang masih menakar dampak rilis data tenaga kerja AS malam ini serta PCE yang akan dirilis besok.

Kenaikan indeks dipimpin oleh lompatan kuat sektor industri, yang melejit 4,78% ke 1.978, didorong rotasi ke saham manufaktur dan komoditas tersier seiring membaiknya prospek permintaan. Sektor infrastruktur juga menguat kuat 1,84% ke 2.448, sejalan dengan penguatan bursa Asia yang terbantu ekspektasi stimulus fiskal Jepang dan kebijakan moneter global yang tetap akomodatif. Sub-indeks SMinfra18 mengikuti tren tersebut dengan kenaikan 1,73%.

Sebaliknya, tekanan muncul pada sektor keuangan dan bahan baku. IDXFINANCE turun 0,37% ke 1.514, mencerminkan kehati-hatian investor terhadap arah suku bunga jangka pendek. IDXBASIC dan DBX masing-masing melemah 0,66%, mengikuti penurunan sejumlah emiten komoditas yang sensitif terhadap fluktuasi harga global.

Lonjakan Emiten Mendorong IHSG, sementara Sektor Defensif Tertekan

Pada level emiten, lonjakan ekstrem terlihat pada IPOL yang melesat 35%, diikuti NATO yang naik 34,5% dengan nilai transaksi mencapai Rp 95,8 miliar, serta TRON yang menguat 34,1%. Ketiga saham tersebut mencatat akumulasi pembelian agresif sepanjang sesi dan menjadi top gainers hari ini. Di sisi lain, pelemahan terbesar terlihat pada subsektor keuangan dan bahan baku, yang turut menekan indeks DBX ke wilayah negatif.

Penguatan IHSG secara keseluruhan memperlihatkan daya tahan minat beli selektif di pasar domestik, meski volatilitas global mulai mereda. Fokus kini bergeser ke data tenaga kerja dan PCE AS – katalis penting menjelang FOMC minggu depan.

Sinyal Perlambatan di AS Meningkat, Tekanan pada Dolar Bertambah

Rangkaian data AS semalam memberikan sinyal perlambatan yang lebih nyata. Perubahan Ketenagakerjaan ADP turun 32.000, jauh lebih lemah dari ekspektasi +5.000, menandakan melemahnya kekuatan pasar tenaga kerja swasta. Produksi Industri hanya naik 0,1%, sementara PMI Gabungan S&P Global melemah ke 54,2.

Laporan Jasa ISM menunjukkan data utama PMI naik ke 52,6, namun komponen penting justru melemah: Pesanan Baru turun ke 52,9, Indeks Ketenagakerjaan tetap kontraktif di 48,9, dan Harga Dibayar jatuh tajam dari 70 menjadi 65,4. Kombinasi tersebut menambah tekanan pada dolar dan mendorong revisi ekspektasi kebijakan The Fed.

Dampaknya terasa di pasar mata uang, dengan DXY turun ke area terendah bulanan 98,80, menggambarkan melemahnya imbal hasil riil dan berkurangnya permintaan dolar. Lingkungan global yang lebih dovish ini menjadi angin penopang bagi IHSG dan pasar negara berkembang.

Dinamika Politik AS Menambah Ketidakpastian

Dari sisi kebijakan, dinamika kebijakan moneter di Washington ikut menjadi perhatian pasar. Thu Lan Nguyen dari Commerzbank mencatat bahwa Presiden AS Donald Trump tengah mendorong figur-figur sekutu seperti Stephen Miran, Michelle Bowman, dan Christopher Waller, meski pengaruh mereka masih minoritas di FOMC. Di saat yang sama, Menteri Keuangan Scott Bessent mengusulkan aturan residensi baru bagi Presiden The Fed regional, yang berpotensi mengubah komposisi suara hawkish dalam komite.

Dalam horizon menengah, BofA Global Research menilai imbal hasil Treasury bertenor 10 tahun kemungkinan berada di kisaran 4-4,5% pada akhir 2026, dengan Mark Cabana melihat peluang penurunan menuju 4-4,25%. BofA juga memproyeksikan pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025, disusul dua kali pemotongan lagi pada Juni-Juli 2026. David Hauner menambahkan bahwa dolar yang lebih lemah, suku bunga rendah, dan harga minyak yang stabil menciptakan fondasi positif bagi pasar negara berkembang hingga 2026.

IHSG Masih Dekat dengan Resistance Wedge, Pasar Masuk Zona Uji Katalis Global

Grafik 4 Jam IHSG
Grafik 4 Jam IHSG, 4 Desember 2025


Dari sisi teknis, IHSG masih bergerak di dalam rising wedge jangka menengah, dengan penutupan di 8.640 yang kembali mendekati garis resistance atas pola tersebut. Struktur ini menunjukkan tren naik tetap dominan, namun ruang kenaikan mulai terbatas sehingga pasar lebih sensitif terhadap katalis makro. Di sisi bawah, support dinamis di area 8.560-8.580 masih menjadi penopang utama struktur bullish.

RSI 4 jam di 65 menandakan momentum bullish masih bertahan meski mulai melambat. Selama IHSG mampu menjaga support dinamis ini, peluang untuk menguji 8.660-8.700 tetap terbuka. Namun kegagalan menembus resistance wedge bisa memicu konsolidasi menuju 8.580 atau 8.530.

Pasar kini menunggu rangkaian data malam ini – PHK Challenger, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal (Initial Jobless Claims), dan Pesanan Pabrik – serta pidato Michelle Bowman yang dapat memberi petunjuk tambahan sebelum FOMC minggu depan.

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

USD/JPY Melemah Dekat 155,05 di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed, Fokus pada Data Inflasi PCE AS

USD/JPY Melemah Dekat 155,05 di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed, Fokus pada Data Inflasi PCE AS

Pasangan mata uang USD/JPY tetap lemah di dekat 155,05 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat. Meningkatnya taruhan pada pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS (The Fed) minggu depan dan data ekonomi AS yang lebih lemah membebani Dolar AS (USD) terhadap Yen Jepang (JPY).

Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Datar Dekat $4.200 Menjelang Rilis Inflasi PCE AS

Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Datar Dekat $4.200 Menjelang Rilis Inflasi PCE AS

Harga Emas (XAU/USD) diperdagangkan datar di dekat $4.205 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat. Kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS dan data lapangan pekerjaan AS yang positif membatasi kenaikan logam mulia.

Prakiraan Harga EUR/USD: Prospek Tetap Konstruktif di Atas 1,1450

Prakiraan Harga EUR/USD: Prospek Tetap Konstruktif di Atas 1,1450

EUR/USD kesulitan untuk melanjutkan pergerakan naiknya, menghadapi beberapa resistance yang cukup baik di sekitar tertinggi baru dua bulan sedikit di atas 1,1680 pada hari Kamis.

XRP Terjun di Tengah Aktivitas On-chain Rekor, Sinyal Teknis Beragam

XRP Terjun di Tengah Aktivitas On-chain Rekor, Sinyal Teknis Beragam

Ripple (XRP) diperdagangkan di bawah tekanan pada saat berita ini ditulis pada hari Kamis, setelah para pembeli gagal menembus resistance jangka pendek di $2,22. Pembalikan ini mungkin akan berlanjut menuju terendah hari Senin di $1,98, terutama jika sentimen risk-off terus berlanjut di pasar mata uang kripto (cryptocurrency) yang lebih luas.

Berikut adalah yang perlu diperhatikan pada hari Jumat, 5 Desember:

Berikut adalah yang perlu diperhatikan pada hari Jumat, 5 Desember:

Dolar AS (USD) berjuang untuk menemukan arah di tengah tren bearish yang intens dan berkelanjutan yang telah berlangsung sejak akhir November. Meningkatnya spekulasi untuk pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) minggu depan dan data yang mengecewakan telah membuat Greenback berada di bawah pengawasan belakangan ini, memicu momentum penurunannya.

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA