- IHSG turun 0,68% ke 8.618, berbalik arah dari level tertinggi dalam perdagangan harian 8.730 saat investor menata ulang risiko di tengah minimnya katalis domestik.
- Bank Indonesia mempertahankan BI-Rate 4,75%, menjaga stabilitas namun belum memberi dorongan tambahan bagi aset berisiko; sektor teknologi, infrastruktur, dan siklikal memimpin pelemahan.
- Sentimen eksternal membayangi: bursa Asia melemah selektif jelang agenda bank sentral global, DXY bertahan di atas 98, dan pasar menanti IHK AS malam ini sebagai penentu arah jangka pendek.
Pada penutupan perdagangan Kamis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,68% ke level 8.618, mencerminkan tekanan jual yang meluas setelah indeks sempat dibuka lebih tinggi di 8.705 dan menyentuh level tertinggi 8.730. Arah indeks kemudian berbalik seiring investor menata ulang eksposur risiko di tengah minimnya katalis domestik baru.
Pelemahan ini berlangsung pasca keputusan suku bunga Bank Indonesia yang dirilis sehari sebelumnya. BI mempertahankan BI-Rate di 4,75%, dengan Deposit Facility 3,75% dan Lending Facility 5,50%, menegaskan sikap moneter netral-ketat yang menjaga stabilitas makro, namun belum cukup memberi dorongan tambahan bagi aset berisiko.
Tekanan utama datang dari sektor berisiko tinggi. IDXTECHNO melemah 2,06%, IDXINFRA turun 2,09%, dan IDXCYCLIC terkoreksi 2,19%, mengindikasikan rotasi keluar dari saham pertumbuhan dan siklikal. Sebaliknya, sektor defensif menunjukkan ketahanan, tercermin dari PRIMBANK10 (+1,51%), INFOBANK15 (+1,15%), dan IDXHIDIV20 (+0,95%), menandakan minat selektif pada saham bernilai dan berdividen.
Di papan saham, JAYA, BBRM, dan HILL memimpin top gainers dengan lonjakan dua digit, mencerminkan minat spekulatif yang masih bertahan pada saham tertentu. Namun tekanan tajam terlihat pada KONI, MBSS, dan COAL yang masuk top losers, sejalan dengan pelemahan sektor energi dan logistik laut.
Bursa Asia Melemah Selektif, Dinamika Energi dan Arah Dolar AS Bingkai Sentimen Regional
Dari kawasan regional, sebagian besar bursa Asia bergerak melemah dengan bias hati-hati. Nikkei Jepang turun sekitar 1,0% dan KOSPI Korea Selatan melemah sekitar 1,5%, terseret tekanan lanjutan di saham teknologi dan aksi penyesuaian risiko menjelang agenda bank sentral global, termasuk ECB dan BoE. Sementara itu, ASX Australia bergerak stabil cenderung menguat tipis, HSI Hong Kong dan Shanghai Composite mencatat kenaikan terbatas, serta STI Singapura relatif datar – menggambarkan pasar yang lebih selektif.
Sentimen global turut dipengaruhi dinamika energi. Reuters melaporkan bahwa impor minyak mentah, batu bara, dan LNG AS ke Asia diprakirakan menurun pada 2025, terutama akibat penurunan tajam pembelian oleh Tiongkok di tengah eskalasi tarif. Perubahan arus komoditas ini berpotensi memengaruhi persepsi investor terhadap sektor energi di pasar Asia, termasuk Indonesia.
Dari sisi valuta, Chris Turner dari ING mencatat DXY bertahan di atas 98,00, karena data AS dan komentar pejabat Federal Reserve sejauh ini berdampak terbatas. Turner menilai sikap hati-hati Christopher Waller membuat peluang pemangkasan Januari tetap sekitar 25%, dengan preferensi ke Maret. Menurutnya, arah dolar jangka pendek lebih ditentukan oleh pertemuan European Central Bank, dengan risiko pelemahan euro yang berpotensi mendorong DXY menguji area 98,80.
Pasar Menanti IHK AS dan Data Tenaga Kerja, IHSG Bertahan di Mode Risk-Off Moderat
Menjelang rilis inflasi AS (IHK) November pada 20:30 WIB, pasar menunggu konfirmasi lanjutan arah kebijakan. Inflasi utama diprakirakan naik tipis ke 3,1% YoY, sementara inflasi inti bertahan di 3,0%. Meski masih berada di atas target The Fed 2%, perhatian kebijakan semakin dipengaruhi pelemahan pasar tenaga kerja, dengan pasar mengimplikasikan peluang sekitar 25% pemangkasan suku bunga pada Januari dan mendekati 50% pada Maret.
Selain inflasi, pelaku pasar juga mencermati Klaim Tunjangan Pengangguran Awal dan Survei Manufaktur The Fed Philadelphia. Klaim diproyeksikan turun ke 225 ribu dari 236 ribu, sementara indikator manufaktur diprakirakan membaik ke level 3 dari -1,7, memberi petunjuk awal ketahanan aktivitas ekonomi AS.
Pada akhirnya, dinamika hari ini mencerminkan mode risk-off moderat: kebijakan Bank Indonesia yang stabil membantu meredam volatilitas, namun rotasi sektor dan sentimen eksternal masih membatasi ruang penguatan IHSG dalam jangka pendek.
Indikator Ekonomi
Indeks Harga Konsumen (Thn/Thn)
Kecenderungan inflasi atau deflasi diukur dengan menjumlahkan harga sekeranjang barang dan jasa secara berkala dan menyajikan datanya sebagai Indeks Harga Konsumen (IHK). Data IHK dikumpulkan setiap bulan dan dirilis oleh Departemen Statistik Tenaga Kerja AS. Laporan bulanan ini membandingkan harga barang-barang pada bulan referensi dengan bulan sebelumnya. IHK Tidak termasuk Makanan & Energi tidak menyertakan komponen makanan dan energi yang lebih fluktuatif untuk memberikan pengukuran tekanan harga yang lebih akurat. Secara umum, angka yang tinggi dipandang sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sedangkan angka yang rendah dianggap sebagai bearish.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Kam Des 18, 2025 13.30
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: 3.1%
Sebelumnya: 3%
Sumber: US Bureau of Labor Statistics
Federal Reserve AS (The Fed) memiliki mandat ganda untuk menjaga stabilitas harga dan lapangan kerja maksimum. Menurut mandat tersebut, inflasi seharusnya berada di sekitar 2% YoY dan telah menjadi pilar terlemah dari arahan bank sentral sejak dunia mengalami pandemi, yang berlanjut hingga saat ini. Tekanan harga terus meningkat di tengah masalah rantai pasokan dan kemacetan, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) bertahan di level tertinggi multi-dekade. The Fed telah mengambil langkah-langkah untuk mengekang inflasi dan diprakirakan akan mempertahankan sikap agresif di masa mendatang.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
EUR/USD Menguat Setelah Data Inflasi ECB dan AS
Pasangan mata uang EUR/USD melemah di sore hari Amerika dan mendekati level 1,1700. Pasangan mata uang ini melonjak lebih awal di hari setelah ECB mempertahankan suku bunga tidak berubah dan merevisi naik angka inflasi dan pertumbuhan. IHK AS naik 2,7% YoY di bulan November, mendekati target The Fed.
GBP/USD Kembali ke 1,3370 setelah BoE, IHK AS
Pasangan mata uang GBP/USD melonjak menuju 1,3440 di awal hari, setelah keputusan BoE untuk memangkas suku bunga, dan data IHK AS, yang jauh lebih lemah dari yang diperkirakan. Dolar AS, bagaimanapun, berhasil mendapatkan kembali posisi yang hilang selama jam perdagangan AS.
Emas Memperpanjang Fase Konsolidasi di Sekitar $4.330
Logam mulia ini tidak dapat menarik minat spekulatif pada hari Kamis, meskipun ada pengumuman bank-bank sentral dan pembaruan inflasi terbaru Amerika Serikat. XAU/USD terjebak di sekitar $4.330, terbatas pada kisaran perdagangan harian yang ketat.
Kripto Hari ini: Bitcoin, Ethereum Bertahan Stabil sementara XRP Turun di Tengah Arus ETF yang Beragam
Bitcoin mengincar penembusan jangka pendek di atas $87.000, didukung oleh peningkatan signifikan dalam arus masuk ETF. Ethereum mempertahankan support di sekitar $2.800 saat arus keluar ETF yang ringan menekan pemulihannya. XRP bertahan di atas $1,82 di tengah sinyal teknis bearish dan arus masuk yang terus-menerus ke dalam ETF.
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 19 Desember:
Berikut adalah yang perlu Anda ketahui pada hari Jumat, 19 Desember: