- IHSG menguat 1,65% ke level 7.230 dengan nilai transaksi Rp17,9 triliun, didukung aksi beli asing net buy Rp1,03 triliun.
- Sektor teknologi dan transportasi memimpin penguatan sektoral, dengan IDXTECHNO naik 3,54% dan IDXTRANS naik 3,53%.
- Saham BRMS, TLKM, dan BMRI menjadi favorit investor asing, sementara BRPT, BRIS, dan ADRO mengalami penjualan asing terbesar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa ini berhasil menguat signifikan, ditutup pada level 7.230, naik 117 poin atau sekitar 1,65% dibandingkan penutupan sebelumnya. IHSG bergerak di rentang antara 7.133 sebagai level terendah hingga 7.230 sebagai level tertinggi, dengan pembukaan sesi pagi di 7.113.
Nilai transaksi harian tercatat sekitar Rp17,9 triliun, mencerminkan meningkatnya minat beli di pasar saham domestik.
Berdasarkan data yang dilaporkan Bursa Efek Jakarta (BEJ) tanggal 10 Juni, seiring penguatan IHSG, investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp1,03 triliun atau sekitar USD 63,36 juta pada perdagangan hari ini. Aksi beli ini menjadi indikasi optimisme asing terhadap prospek ekonomi Indonesia serta fundamental perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Meski demikian, data year-to-date (YTD) menunjukkan akumulasi net sell asing sebesar Rp48,86 triliun atau sekitar USD 3 miliar, mencerminkan tekanan jual asing yang masih membayangi pasar dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Sektor Teknologi dan Transportasi Dorong IHSG
Data sektoral memperlihatkan bahwa penguatan IHSG hari ini didorong oleh kenaikan signifikan pada sektor teknologi dan transportasi.
IDXTECHNO (Teknologi) tercatat naik 3,54% di 6.963 dari level penutupan sebelumnya 6.725, sempat menyentuh puncak 6.985 pada sesi hari ini, atau menguat sekitar 3,9%. Ini menjadikannya sektor dengan kenaikan tertinggi.
IDXTRANS (Transportasi & Logistik) ditutup pada level 1.425 (menguat 3,53%) dari 1.377, dengan level tertinggi 1.425 dan terendah 1.382, menempatkan sektor transportasi sebagai kontributor utama kedua.
ANTM Paling Diminati, TOBA Jadi Top Gainers di Kompas100
Saham yang membukukan transaksi tertinggi dipegang oleh ANTM (Aneka Tambang) sebesar Rp2,9 triliun, disusul oleh BBRI (Bank Rakyat Indonesia) Rp2,686 triliun dan BBCA (Bank Central Asia) Rp2,367 triliun.
Sementara itu, pada saham-saham "Top Gainers" posisi pertama diduduki oleh PT. MPX Logistics International Tbk (MPXL) yang mengalami lonjakan besar 34,8%, ditutup di RP 190. Posisi kedua ditempati PT. Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) dengan kenaikan 32,6%, harga ditutup di Rp 126. Terakhir, di peringkat ketiga ada Pudjiadi & Sons Tbk. (PNSE) yang naik 24,5% ke Rp 119.
Menurut Indo Premier Sekuritas, di sektoral Kompas100, saham-saham yang mencatat kenaikan tertinggi dipimpin oleh TOBA dengan kenaikan luar biasa sebesar 22,94% ke harga Rp670 per saham. Disusul oleh TPIA yang naik 9,92% ke Rp10.525 serta PTRO yang menguat 9,22% ke Rp3.200.
Saham yang mengalami tekanan jual terbesar antara lain KRYA anjlok 14,29% ke Rp 108, MBMA turun 8% ke Rp 414 dan INPP turun 7,95% ke 810.
Di sektoral Kompas100, selain saham MBMA, saham lainnya yang mencatat penurunan terbesar adalah INCO melemah 5,66% ke Rp3.500 dan ANTM turun 5,51% ke Rp3.260.
BRMS Paling Banyak Dibeli Asing
Investor asing melakukan pembelian terbesar pada saham BRMS senilai Rp295,3 miliar, diikuti oleh TLKM dengan pembelian bersih Rp164,6 miliar, serta BMRI dengan Rp161,4 miliar. Aksi beli ini menunjukkan fokus asing pada sektor pertambangan, telekomunikasi, dan perbankan – sektor-sektor yang menjadi tulang punggung pasar modal Indonesia.
Sementara itu, penjualan asing paling besar tercatat pada saham BRPT sebesar Rp99,1 miliar, diikuti BRIS dengan Rp56,7 miliar, dan ADRO sebesar Rp46,6 miliar.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor
Nonfarm Payrolls Diprakirakan akan Soroti Lemahnya Pasar Tenaga Kerja AS pada November
Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (BLS) akan merilis data Nonfarm Payrolls (NFP) yang tertunda untuk bulan Oktober dan November pada hari Selasa pukul 13:30 GMT (20:30 WIB).
Emas Terjun di Tengah Optimisme Perdamaian Ukraina, Aksi Ambil Untung
Harga Emas (XAU/USD) kehilangan momentum di bawah $4.300 selama perdagangan awal sesi Eropa pada hari Selasa, tertekan oleh beberapa aksi ambil untung dan likuidasi posisi beli yang lemah dari para pedagang berjangka jangka pendek.
Prakiraan Harga Emas: XAU/USD Terjebak di Sekitar $4.300 saat Pasar Menjadi Hati-Hati
Emas spot diperdagangkan di sekitar $4.300 di awal minggu baru, hampir tidak berubah pada basis harian. Logam mulia ini menemukan beberapa permintaan jangka pendek sepanjang paruh pertama hari ini di tengah pelemahan Dolar AS (USD) yang persisten.
Prakiraan Harga Sui: Sui Meluncur di Bawah $1,50 seiring Permintaan Jaringan dan Selera Risiko Menurun
Sui masih berada di bawah tekanan bearish yang intens, memperpanjang kerugian sebesar 1% pada saat berita ini ditulis pada hari Selasa selama tiga hari berturut-turut.
Apa yang perlu diperhatikan pada hari Selasa, 16 Desember:
Indeks Dolar AS (DXY) turun tajam setelah pengumuman kebijakan The Fed pada hari Rabu lalu dan menutup minggu ketiga berturut-turut di wilayah negatif. Menjelang akhir hari Senin, Indeks USD memangkas sebagian kerugian dan diperdagangkan di dekat 98,40.