IHSG Turun Tiga Hari Berturut-turut ke 7.149 Menuju Keputusan Bank Indonesia Pekan Depan
|- IHSG merah menuju penutupan hari perdagangan terakhir pekan ini.
- Ketegangan Israel dan Iran mendorong harga minyak dunia, mendongkrak saham-saham perminyakan Indonesia seperti MEDC dan ENRG.
- Bank Indonesia akan mengumumkan keputusan suku bunga pekan depan.
IHSG menuju penutupan pekan perdagangan ini bergerak di area 7.165,12 yang turun 0,54% pada saat berita ini ditulis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia membuka hari dengan gap bawah ringan di 7.191,12 dan merayap lebih rendah ke terendah hari 7.149,61. Dengan demikian, indeks turun untuk tiga hari berturut-turut.
Indeks-indeks saham Indonesia sebagain besar merah. Hanyak IDX30 yang sejauh ini hijau 0,07%. Saham-saham dalam indeks ini berkinerja beragam, MEDC dan ENGR penyumbang dorongan positif dengan kinerja masing-masing lebih dari 7%. Dua perusahaan ini menunjukkan kinerja mengesankan di tengah melonjaknya harga minyak dunia di balik serangan Israel ke tempat-tempat yang digunakan untuk pengayaan nuklir Iran. Menanggapi serangan terebut, Angkatan Bersenjata Iran mengatakan Israel dan AS akan "Membayar Harga yang Sangat Mahal". Namun demikian, AS mengatakan tidak terlihat dalam serangan tersebut.
Indeks melanjutkan penurunan setelah sebelumnya hari ini Bank Indonesia mengumumkan bahwa penjualan ritel Indonesia untuk bulan April 2025 kontraksi 5,1% bulan-ke-bulan menyusul kontraksi 6,9% pada bulan sebelumnya. Bank sentral Indonesia melihat kontraksi ini disebabkan oleh normalisasi konsumsi pasca Ramadan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.
Investor Menantikan Keputusan Suku Bunga BI
Setelah rilis data hari ini, para investor menantikan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada Rabu pekan depan. Dalam pertemuan sebelumnya, BI memutuskan untuk menurunkan BI Rate menjadi 5,50%. Bank menyebut inflasi rendah, Rupiah stabil, dan perlunya mendorong pertumbuhan kredit sebagai alasan di balik menurunkan suku bunga.
Rupiah melemah ke 16.300 terhadap Dolar AS. Di tengah ketegangan geopolitik saat ini, para investor tampaknya lebih memilih menjual rupiahnya dan membeli aset-aset yang lebih aman, salah satunya Dolar AS, sehingga melemahkan nilai tukar Rupiah sejauh hari ini. Meskipun demikian, Rupiah masih mempertahankan penguatan setelah sempat melemah ke lebih dari 16.900 pada bulan April 2025.
Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun berada di 6,702%. Imbal hasil ini tampaknya berhenti sejenak setelah turun ke terendah baru 2025 di 6,679% pada hari kemarin. Dalam ketidakpastian geopolitik, obligasi Indonesia bisa diminati sehingga imbal hasil ini bisa melanjutkan tren menurun dalam beberapa hari ke depan.
Emas Antam Terus Merangkak Naik di Atas Rp1.950.00
Emas Antam 1 gram dijual di Rp1.951.000 pada hari ini yang naik Rp23.000 dari kemarin Rp1.928.000. Kenaikan tersebut menyusul kenaikan 0,95% dalam harga Emas dunia (XAU/USD) kemarin. Pada perdagangan sesi Asia, XAU/USD menunjukkan kenaikan 1,72% ke area $3.444 per ons troy untuk kemudian memangkas kenaikan tersebut ke level-level saat ini di $3.414. Kenaikan tersebut terjadi di tengah konflik Israel dan Iran yang disebutkan di atas. Harga Emas melonjak di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian seperti saat ini. Jika XAU/USD mempertahankan kenaikan hari ini, harga Emas Antam bisa mengalami kenaikan pada besok hari.
Grafik Harian IHSG – Analisis Teknis
Meskipun IHSG menunjukkan penurunan untuk tiga hari berturut-turut, tren indeks tetap datar atau sideways karena masih terperangkap dalam kisaran 7.000-7.240. Indeks perlu menembus salah satu sisi untuk menetapkan arah selanjutnya.
Target sisi bawah terdekat untuk IHSG adalah menembus SMA 200-hari, saat ini di 7.143. Average ini menjadi penghalang yang sulit ditembus secara historis dan juga berperan sebagai pertengahan kisaran sideways saat ini. Jika moving average ini ditembus, tujuan selanjutnya adalah 7.000 (ujung bawah kisaran, level psikologis).
Skenario di atas tampak didukung oleh Relative Strength Index (RSI) 14-hari yang miring ke bawah di area 60,83, mengarah ke bawah menuju level netral 50.
Sedangkan dalam kasus IHSG menembus ujung atas kisaran, indeks bisa menargetkan resistance terdekat di 7.324,62 (tertinggi 2025 yang dicapai pada 23 Januari) dan 7.530,55 (tertinggi 11 Desember 2024).
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.