GBP/USD Bergulat di Sekitar 1,3600 di BOE, Kekhawatiran atas Brexit Jelang Penjualan Ritel Inggris

• GBP/USD bertahan lebih rendah di dekat terendah mingguan, baru-baru ini tidak aktif.
• UE tidak melihat perubahan mendasar dalam sikap Brexit Inggris, yang memperingatkan berakhirnya jendela peluang bulan depan.
• PM Inggris menghapus langkah-langkah "Rencana B" tetapi gagal mengatasi kecemasan politik, BOE dapat mengumumkan kenaikan suku bunga lagi pada bulan Februari.
• Sentimen pasar berkurang di tengah kekhawatiran pra-The Fed, Penjualan Ritel Inggris dapat meningkatkan taruhan sikap BOE yang hawkish.

GBP/USD berbeda dari pasangan mata uang sensitif risiko lainnya, di mana pasangan mata uang ini tetap tidak aktif di sekitar 1,3590-95 selama awal Jumat. Dengan demikian, pasangan Cable ini berusaha keras menegaskan sentimen risk-off di tengah sinyal kontras mengenai Brexit dan langkah Bank of England (BOE) selanjutnya menjelang Penjualan Ritel utama Inggris untuk bulan Desember.

Setelah pertemuan Brexit pertama dengan perwakilan Inggris Liz Truss, para pengambil kebijakan Uni Eropa (UE) mengulangi kekecewaan mereka dengan mantan tetangganya itu. “Negosiator Brexit Uni Eropa mengatakan kepada anggota parlemen saat rapat terbatas bahwa jendela peluang untuk mencapai kesepakatan dengan Inggris akan ditutup akhir bulan depan, yang juga memperingatkan bahwa dia belum melihat perubahan mendasar dalam sikap London meskipun ada perubahan nada yang positif, ” kata Bloomberg. Di tempat lain, kesepakatan perdagangan Inggris-India juga tetap ada di tengah berbagai masalah mulai dari alkohol hingga produk susu.

Sebaliknya, inflasi Inggris yang kuat memperbarui harapan kenaikan suku bunga BOE lainnya di bulan Februari, yang pada gilirannya membuat para pembeli GBP/USD tetap optimis. Bank of England akan melanjutkan siklus pengetatannya bulan depan karena inflasi panas berjalan jauh di atas target dan ancaman ekonomi dari varian virus Corona Omicron akan terbukti lebih ringan daripada mutasi sebelumnya,” menurut jajak pendapat Reuters terbaru.

Perlu dicatat bahwa pengurangan pembatasan aktivitas yang disebabkan oleh virus dan meredanya kasus Covid baru-baru ini  juga membantu GBP/USD untuk melawan sentimen risk-off dengan mengambil petunjuk dari ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Taruhan hawkish The Fed tumbuh setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan selama wawancara dengan CNBC, “Inflasi naik lebih dari yang diharapkan kebanyakan ekonom, termasuk saya dan tentu saja, itu adalah tanggung jawab kami dengan The Fed untuk mengatasinya. Dan kita akan berhasil."

Di tempat lain, PM Inggris Boris Johnson tetap ditekan untuk meninggalkan jabatan PM karena pesta minuman keras yang kontroversial selama masa Covid. Meski begitu, beberapa di antara pendukung mengklaim bahwa lengsernya Johnson akan membalikkan Brexit, yang pada gilirannya membantu Pemimpin Tory Boris untuk tetap sedikit santai.

Terhadap latar belakang ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun membukukan pelemahan harian kedua berturut-turut, yang turun enam basis poin menjadi 1,77% baru-baru ini, sedangkan Kontrak Berjangka S&P 500 turun sebesar 0,60% dalam intraday pada saat berita ini dimuat.

Ke depan, Penjualan Ritel Inggris untuk bulan Desember, diharapkan -0,6% Bulan/Bulan versus +1,4% sebelumnya, akan sangat penting bagi harga GBP/USD karena para pembeli GBP menunjukkan kekuatannya setelah data lapangan pekerjaan Inggris dan inflasi yang optimis. “Kami memperkirakan penurunan tajam pada penjualan ritel bulan Desember sebesar 1,5% Bulan/Bulan (perkiraan pasar: -0,6%) dengan data belanja kartu menunjukkan itu mungkin lebih buruk lagi,” kata TD Securities dalam hal ini.

Analisis Teknis

Kecuali memberikan penutupan harian di bawah level 100-DMA di 1,3540, para penjual GBP/USD tetap berhati-hati.