Pratinjau Inflasi Inggris: Akankah IHK yang Lebih Lemah Meningkatkan Peluang Jeda BoE?

  • Indeks Harga Konsumen tahunan Inggris terlihat turun lebih jauh ke 10,2% di bulan Januari.
  • BoE dapat mempertimbangkan jeda setelah bulan Maret karena data IHK yang lebih lemah namun inflasi upah tetap menjadi perhatian.
  • GBP/USD bersiap menghadapi volatilitas menjelang laporan IHK AS dan Inggris yang penting.

GBP/USD telah memasuki fase konsolidasi menuju minggu yang penuh dengan data di kedua sisi Atlantik, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Inggris dijadwalkan untuk dirilis pada hari Rabu ini pukul 07:00 GMT (14:00 WIB). Akankah Pound Sterling melanjutkan koreksinya terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada laporan inflasi Inggris?

Inflasi Upah – menjadi Perhatian BoE

Data Indeks Harga Konsumen (IHK) Inggris bulan Januari yang disetahunkan diprakirakan akan turun ke 10,2%, menjauh dari puncak 11,1% yang terlihat di bulan Oktober dan turun dari 10,5% di bulan Desember. IHK antar bulan juga diprakirakan turun 0,4%. Tingkat inflasi inti tahunan kemungkinan akan sedikit lebih tinggi menjadi 6,4% versus 6,3% yang dilaporkan pada bulan Desember. Meskipun inflasi umum Inggris terus melambat, angka tersebut kemungkinan akan tetap berada di atas level 10,0% bulan lalu.

Pada bulan Desember, harga yang lebih rendah untuk bensin dan pakaian menekan tingkat inflasi utama namun biaya makanan dan minuman non-alkohol 16,8% lebih tinggi dari tahun sebelumnya, kenaikan tertajam sejak September 1977, dipimpin oleh telur, susu, dan keju.

Sumber: FXStreet

Dengan ekonomi Inggris yang telah menghindari resesi tahun lalu dan inflasi yang mereda, Bank of England (BoE) berada di bawah tekanan untuk mengerem siklus pengetatannya, karena rumah tangga Inggris terus terguncang oleh krisis biaya hidup.

Namun, pasar tenaga kerja Inggris masih sangat ketat dan hal ini dapat mengancam niat bank sentral untuk menghentikan kenaikan suku bunga. Menurut jajak pendapat Reuters terbaru terhadap para ekonom, Bank of England kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada 23 Maret, membawa suku bunga menjadi 4,25% sebelum berhenti sejenak.

Gubernur BoE, Bailey, dan rekan-rekannya telah memperingatkan bahwa kekurangan tenaga kerja dapat memicu tekanan kenaikan upah, yang pada akhirnya dapat mempertahankan inflasi pada level yang tinggi.

Menjelang rilis data IHK Inggris, Kantor Statistik Nasional Inggris (NBS) akan merilis laporan ketenagakerjaan untuk bulan Desember, yang dapat menunjukkan bahwa Penghasilan Mingguan Rata-Rata tidak termasuk bonus mungkin tumbuh 6,5% pada kuartal keempat, naik dari 6,4% pada periode tiga bulan sebelumnya. Pertumbuhan upah tersebut akan menjadi yang tertinggi dalam catatan setelah tahun 2021.

Perlu diperhatiakan bahwa perusahaan-perusahaan Inggris meningkatkan upah dengan laju tercepat dalam sejarah. Chartered Institute of Personnel Development (CIPD) mengatakan awal pekan ini, ''dengan Bank of England mengkhawatirkan lonjakan inflasi akan lebih sulit dijinakkan jika kesepakatan gaji terus meningkat, 55% perekrut berencana untuk menaikkan gaji pokok atau variabel tahun ini karena mereka berjuang untuk mempekerjakan dan mempertahankan staf di pasar tenaga kerja Inggris yang ketat.

Reuters menjelaskan bahwa ''ekspektasi median gaji tahunan pada tahun 2023 naik menjadi 5% - tertinggi sejak pencatatan CIPD dimulai pada tahun 2012 - dari 4% pada tiga bulan sebelumnya.

Sehubungan dengan hal ini, pembuat kebijakan BoE Jonathan Haskel terdengar hawkish, mengatakan bahwa "teori ekonomi menunjukkan bahwa ketidakpastian seputar persistensi inflasi harus diatasi dengan tindakan yang lebih tegas."

Di sisi lain, anggota dewan gubernur BoE, Silvana Tenreyro, mengatakan minggu lalu bahwa ia sedang mempertimbangkan penurunan suku bunga karena ia percaya bahwa kebijakan moneter "sudah terlalu ketat".

Perpecahan di antara para pembuat kebijakan BoE sangat jelas dan dapat menahan kenaikan Pound Sterling meskipun IHK inti terus bertahan di atas angka 6,0%.

Kesimpulan

Rilis data utama yang lebih lemah dari prakiraan dapat mendorong Bank of England untuk mempertimbangkan jeda dalam lintasan kenaikan suku bunganya, mengirim GBP/USD melemah tajam.

Dengan Indeks Harga Konsumen Inti Inggris - tidak termasuk harga energi dan makanan, bagaimanapun, terlihat lebih tinggi di bulan Januari, hal ini dapat membuat kenaikan Poundsterling bertahan di level yang lebih rendah.

Jika Indeks Harga Konsumen naik lebih tinggi dari angka 10,5% sebelumnya, GBP/USD dapat melanjutkan kenaikan mingguan. Setiap reaksi terhadap inflasi Inggris dapat diredam oleh rilis data IHK AS pada hari Selasa, yang kemungkinan akan menjadi risiko peristiwa utama bagi para pedagang minggu ini.

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Copyright ©2024 FOREXSTREET S.L., Hak cipta dilindungi undang-undang.