IHSG Naik Lebih dari 1,5% ke 7.230, Pemerintah Indonesia Cabut Empat Izin Usaha Pertambangan di Raja Ampat


  • IHSG naik untuk dua hari perdagangan berturut-turut, berupaya memulihkan penurunan sebelumnya.
  • Cadangan Devisa Indonesia di bulan Mei tidak berubah.
  • Emas 1 gram Antam di Rp1.909.000, menantikan perkembangan perundingan perdagangan AS-Tiongkok

IHSG bergerak di area 7.221,84 naik 1,52% pada saat berita ini ditulis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia membuka pekan baru dengan gap atas di 7.136,86 dan naik sepanjang hari ke 7.230,73 yang merupakan tertinggi hari. Indeks tampaknya mencoba memulihkan diri setelah sempat berada di bawah 7.000 pada 3 Juni.

Kinerka positif IHSG juga tercermin dalam indeks-indeks saham Indonesia yang berkinerja positif. PEFINDO I-GRADE yang naik lebih dari 2% menjadi indeks dengan kinerja paling mengesankan, disusul oleh JII yang naik 1,59%. TPIA menjadi saham yang menjadi pendorong signifikan di dalam dua indeks di atas. Saham ini melonjak hampir 9% yang tampak berusaha ingin menembus tertinggi 2025 di 10.675. Kenaikan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. ini terjadi menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang akan diadakah pada 11 Juni 2025 di Jakarta.

Kinerja mengesankan IHSG terjadi di tengah rilis data Cadangan Devisa Indonesia untuk bulan Mei 2025 di $152,2 miliar yang tidak berubah dari bulan sebelumnya, seperti dilansir Bank Indonesia sebelumnya hari ini. Namun demikian, besaran cadangan devisa ini sama dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, yang di atas standar internasional yaitu 3 bulan impor. IHSG tampaknya tidak terpengaruh oleh stagnasi dalam cadangan devisa ini karena indeks sudah menunjukkan lonjakan sebelum rilis data dan terus merayap naik pasca rilis data.

Untuk sepekan ke depan, akan ada data Keyakinan Konsumen dan Penjualan Ritel Indonesia yang masing-masing akan dirilis pada hari Kamis dan Jumat.

Pemerintah Indonesia Mencabut Empat IUP di Raja Ampat

Sebelumnya hari ini, Pemerintah Indonesia mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) empat perusahaan di Kapubaten Raja Ampat. Keputusan ini diambil oleh Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, setelah koordinasi dan pengumpulan data di lapangan. Sebelumnya terjadi polemik di masyarakat terkait kegiatan penambangan nikel di wilayah ini karena Raja Ampat, Provinsi Papua Barat merupakan kawasan konservasi dengan kekayaan laut yang luar biasa.

Rupiah berada di 16.272 terhadap Dolar AS yang tidak banyak bergerak selama tiga hari perdagangan terakhir. Data Indonesia hari ini tidak mampu menjadi penggerak pasangan mata uang ini.

Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun berada di 6,764%, memangkas seluruh kenaikan sebelumnya ke 6,790%. Dalam jangka panjang, imbal hasil ini berada dalam tren menurun sejak awal April, periode saat Amerika Serikat mengguncang dunia dengan ancaman tarifnya untuk barang-barang yang masuk ke negara tersebut. Periode ketidakpastian yang meningkatkan minat terhadap obligasi sehingga menurunkan imbal hasilnya.

Emas Antam Merayap Naik di Atas Rp1.900.000 Menantikan Hasil Perundingan AS-Tiongkok

Harga Emas Antam dengan berat 1 gram dijual di harga Rp1.909.000 hari ini yang naik Rp5.000 dari Rp1.904.000 pada hari kemarin. Emas Antam terlihat selamat dari harga Emas dunia (XAU/USD) yang sempat merosot ke area $3.293 per ons troy pada hari kemarin. XAU/USD kemudian membalik penurunan tersebut untuk ditutup dengan keadaan positif di $3.338 dan melanjutkan kenaikan sejauh hari ini. Namun demikian, pergerakan harga keduanya akan bergantung pada hasil dari perundingan perdagangan antara delegasi dari Amerika Serikat dan Tiongkok yang akan dilanjutkan hari ini di London. Tidak ada perincian yang jelas dari perundingan hari pertama kemarin, sehingga hasil apa pun dari hari kedua bisa menjadi pemicu volatilitas yang tinggi.


Grafik Harian IHSG – Analisis Teknis

IHSG

IHSG memulihkan posisi di atas Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 7.142. Secara teknis, keadaan tersebut mengindikasikan bahwa tren indeks adalah bullish. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa SMA tersebut datar dan indeks bergerak naik dan turun di average sejak pertengahan Mei. Ditambah, indeks tampaknya baru saja membuat kisaran perdagangan di area 7.000-7.240. Dengan demikian, tren jangka pendek yang lebih jelas untuk indeks adalah sideways.

Untuk membuat IHSG memperkuat tren bullish, indeks perlu menembus dan bertahan di atas ujung atas kisaran sideways saat ini di 7.240. Di atasnya, indeks bisa mengincar target terdekat di 7.324,62 (tertinggi 2025 yang diraih pada 23 Januari) dan 7.444,17 tertinggi 11 Desember 2024).

Sedangkan dalam kasus IHSG tidak bisa menembus sisi atas kisaran, indeks bisa kembali ke ujung bawah kisaran di area 7.000. Penembusan level tersebut akan mengeskspos indeks ke 6.811,77 (terendah 9 Mei 2025). Di bawah level tersebut tidak ada support signifikan yang layak untuk dicatat selain 6.707 (tertinggi 13 Maret 2025, titik tembus lower high) dan 6.373,79 (terendah 16 April 2025).

Bagikan: Pasokan berita

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua berita

Gabung Telegram

Berita Terkini


Berita Terkini

Pilihan Editor

Aliran Safe-Haven Mendorong Logam Mulia Dekat Tertinggi Sepanjang Masa

Aliran Safe-Haven Mendorong Logam Mulia Dekat Tertinggi Sepanjang Masa

Emas (XAU/USD) berbalik arah dan naik ke level tertinggi sejak awal Mei di atas $3.400. Pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) dan perkembangan seputar konflik Israel-Iran dapat terus mempengaruhi kinerja XAU/USD dalam waktu dekat.

Prakiraan Mingguan EUR/USD: Adu Kekuatan Trump dan The Fed Dibayangi Masalah Geopolitik

Prakiraan Mingguan EUR/USD: Adu Kekuatan Trump dan The Fed Dibayangi Masalah Geopolitik

EUR/USD mencapai puncaknya di 1,1631 pada minggu kedua bulan Juni, kehilangan sekitar 100 poin pada hari Jumat untuk menetap di sekitar 1,1540. Aliran berita dipenuhi dengan tajuk utama perang dagang dan geopolitik yang membentuk sentimen pasar. Perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok tetap menjadi sorotan sepanjang paruh pertama minggu ini.

Prospek Mingguan GBP/USD: Poundsterling Tunggu Keputusan Suku Bunga The Fed, BoE di Tengah Ketegangan Geopolitik

Prospek Mingguan GBP/USD: Poundsterling Tunggu Keputusan Suku Bunga The Fed, BoE di Tengah Ketegangan Geopolitik

Pound Sterling (GBP) tetap kuat dalam tiga minggu berturut-turut terhadap Dolar AS (USD) saat pasangan mata uang GBP/USD memperbarui level tertinggi 39 bulan di atas 1,3600.

Deteksi level-level utama dengan Technical Confluence Detector

Deteksi level-level utama dengan Technical Confluence Detector

Tingkatkan titik entri dan exit Anda juga dengan Technical Confluence Detector. Alat ini mendeteksi pertemuan beberapa indikator teknis seperti moving average, Fibonacci atau Pivot Points dan menyoroti indikator tesebut untuk digunakan sebagai dasar berbagai strategi.

Ikuti pasar dengan Grafik Interaktif FXStreet

Ikuti pasar dengan Grafik Interaktif FXStreet

Jadilah trader yang cerdas dan gunakan grafik interaktif kami yang memiliki lebih dari 1500 aset, suku bunga antar bank, dan data historis yang luas. Ini merupakan alat profesional online wajib yang menawarkan Anda platform waktu riil yang dapat disesuaikan dan gratis.

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

ANALISA