- Bank Indonesia pertahankan BI Rate di 5,5% pada Juni 2025, setelah pemangkasan 25 bp pada Mei, didukung inflasi yang terkendali dan Rupiah stabil.
- Rupiah menguat 0,06% ditopang aliran valas dan kebijakan DHE SDA; proyeksi pertumbuhan ekonomi RI 2025 berada di kisaran 4,6-5,4%.
- Analis memprakirakan BI masih akan memangkas suku bunga 50 bps menjadi 5,0% tahun ini, dengan rata-rata Rupiah di Rp16.500 per Dolar AS.
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,5% pada pertemuan kebijakan Juni 2025, setelah sebelumnya menurunkannya sebesar 25 basis poin pada Mei. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi pasar dan didukung oleh sejumlah faktor, termasuk meredanya inflasi, stabilitas nilai tukar Rupiah, serta upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Inflasi pada bulan Mei 2025 masih dalam kisaran BI di 2,5±1%, tercatat rendah dan terkendali di angka 1,60% secara tahunan, dengan inflasi inti sebesar 2,40%. Sementara itu, Rupiah menguat 0,06% hingga 17 Juni 2025 terhadap mata uang negara berkembang mitra dagang utama dan negara maju non-dolar AS, ditopang stabilisasi Bank Indonesia dan meningkatnya pasokan valas dari korporasi dan investor asing. Penguatan ini didorong oleh langkah stabilisasi BI serta peningkatan pasokan valas dari eksportir dan investor asing, terutama setelah penguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada dalam kisaran 4,6-5,4% pada semester II 2025, ditopang oleh ekspor nonmigas dan stimulus fiskal seperti pencairan gaji ke-13 ASN dan bantuan sosial. Di tengah ketidakpastian global akibat negosiasi tarif AS dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, ekonomi global 2025 diperkirakan tetap tumbuh sebesar 3,0%, meski sejumlah negara maju seperti AS, Eropa, dan Jepang menunjukkan perlambatan dan turunnya ekspor Tiongkok.
Likuiditas dan ketahanan perbankan nasional terjaga baik, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang mencapai 24,98% pada Mei 2025.
“Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 25,41% per April 2025, cukup untuk menyerap potensi risiko yang ada,” catat Bank Indonesia dalam pernyataannya.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah juga berada dalam batas aman, yakni 2,24% secara bruto dan 0,83% neto. Hasil uji ketahanan yang dilakukan Bank Indonesia turut menegaskan bahwa sektor perbankan nasional masih solid, didukung oleh kemampuan bayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga.
Tim Riset Indopremier mempertahankan proyeksi penurunan suku bunga BI sebesar 50 bp menjadi 5,0% pada 2025, dengan nilai tukar Rupiah diprakirakan rata-rata Rp16.500 per dolar AS dan Rp16.700 di akhir tahun. “Risiko utama terhadap proyeksi ini berasal dari potensi berlanjutnya perang dagang dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang dapat menekan Rupiah lebih dalam dari estimasi kami,” tulis tim Indopremier dalam laporannya.
Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.
Berita Terkini
Pilihan Editor

Harga Emas Mundur Lebih Jauh dari Tertinggi Multi-Minggu yang Dicapai pada Hari Rabu
Harga Emas (XAU/USD) bergerak lebih rendah selama perdagangan sesi Asia pada hari Kamis dan menjauh dari puncak tiga minggu, di sekitar area $3.377 yang disentuh pada hari sebelumnya.

Yen Jepang Menambah Pelemahan dalam Perdagangan Harian di Tengah Menguatnya USD secara Umum
Yen Jepang (JPY) melanjutkan kenaikan dalam perdagangan harian yang stabil sepanjang perdagangan sesi Asia pada hari Kamis, yang, bersama dengan peningkatan permintaan Dolar AS (USD) yang baik, mengangkat pasangan mata uang USD/JPY di atas level 148,50 dalam satu jam terakhir.

Prakiraan Harga EUR/USD: Pelemahan Lebih Lanjut Tidak Dapat Dikesampingkan
Di pertengahan minggu, Euro (EUR) mendapatkan kembali kekuatannya terhadap Dolar AS, saat EUR/USD melakukan pemulihan signifikan setelah terjun ke terendah tiga minggu di dekat zona 1,1560 sebelumnya pada hari ini.

EUR/USD: Masih ada ruang untuk retracement tambahan
EUR/USD mengoreksi kembali kenaikan terbarunya dari sesi sebelumnya, diperdagangkan sekitar 1,1620 selama jam perdagangan sesi Asia pada hari Kamis. Para pedagang kemungkinan akan mengamati data HICP Zona Euro yang dijadwalkan dirilis nanti hari ini. Fokus akan beralih ke data Penjualan Ritel AS untuk bulan Juni, yang akan dirilis nanti di sesi Amerika Utara.

Valas Hari Ini: Laporan Pasar Tenaga Kerja Inggris dan Penjualan Ritel AS Menjadi Sorotan utama
Greenback menghentikan tren naiknya yang berlangsung beberapa hari pada hari Rabu, berada di bawah tekanan jual baru sebagai respon terhadap rumor (yang kemudian dibantah) bahwa Presiden Trump dapat memecat Ketua Powell kapan saja.