Perkiraan Harga Minyak Mentah 2020: Bull WTI Akan Pertahankan Kendalinya Meski Pasar Lebih Ketat Dan Ekonomi Lebih Cerah


  • Harga minyak mentah akan naik pada awalnya sebelum mengoreksi di penghujung tahun 2020.
  • Prospek ekonomi yang membaik, IMO 2020 dan pasokan yang menyusut akan menawarkan dukungan.
  • Harga WTI kemungkinan akan mempertahankan kisaran 2019, dengan bias cenderung ke atas.

Tahun 2019 agak seimbang untuk harga minyak, karena kenaikan awal merata di sisa tahun ini. Perang perdagangan AS-China yang memicu perlambatan ekonomi global merusak upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk menyeimbangkan pasar minyak mentah dan meningkatkan harga minyak.

Melangkah ke 2020, industri minyak berada di ambang perombakan besar-besaran, di hadapan peraturan International Maritime Organization (IMO) – IMO 2020 – efektif mulai Januari. Lebih lanjut, perlambatan ekonomi global tampaknya telah mencapai titik terendah sementara prospek pertumbuhan permintaan minyak telah berubah, menyerukan harga yang lebih tinggi tahun depan. Namun, potensi kenaikan harga minyak mungkin dibatasi oleh eskalasi kembali perdagangan AS-China dan berkurangnya permintaan minyak China.

2019: Fase konsolidasi pasca penurunan harga minyak mentah pada tahun 2018

Bull minyak gagal untuk memanfaatkan pemulihan kuat di Kuartal 1 2019 menyusul penurunan sebesar $35 yang disaksikan pada kuartal terakhir tahun 2018. Pada sisa tahun 2019 harga berkonsolidasi dalam kisaran sempit sebesar $15, karena pasar tetap terpecah akibat kekhawatiran prospek permintaan minyak global. Isu-isu ini  telah bertahan, di satu sisi karena perang dagang AS-China yang telah berlangsung selama 18 bulan dan, di sisi lain, adanya perpanjangan pengurangan produksi minyak OPEC+.

Pada Desember 2018, OPEC+ mencapai kesepakatan untuk mengurangi produksi 1,2 juta barel per hari (bpd) selama enam bulan pertama 2019 untuk menyokong pasar. Sebagai dampak dari pengurangan produksi, harga minyak pulih secara bertahap hingga mencapai puncaknya pada bulan April.

Setelah itu, pembalikkan arah harga dimulai, tetapi downside tetap terbatas setelah OPEC+ memutuskan untuk memperpanjang pengurangan pasokan sampai Maret 2020 sementara impor China untuk minyak terus mencapai rekor tertinggi.

Proteksionisme AS adalah salah satu tema utama yang mendominasi dinamika harga minyak sepanjang 2019. Presiden AS Donald Trump mengguncang fondasi perdagangan global, memberlakukan tarif besar-besaran pada barang-barang bernilai miliaran dolar dari Uni Eropa, Kanada, Meksiko, dan China.

Di antara negara-negara lain, China, khususnya, adalah yang paling terpukul oleh tarif perdagangan dan membalasnya dengan keras, memicu perang perdagangan yang berkepanjangan yang memiliki pengaruh sangat negatif pada keseluruhan perdagangan global dan ekonomi. Ini adalah faktor utama yang menghambat pemulihan harga minyak. Ingat, bahwa China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia dan konsumen minyak nomor dua.

Selain itu, tidak ketinggalan persediaan minyak mentah AS yang meningkat dan risiko geopolitik, semakin menyebabkan tren harga minyak yang berombak. Konflik geopolitik AS-Iran meningkat setelah Iran dituduh menyerang ladang minyak Arab Saudi pada bulan September. Harga minyak melonjak, terbesar sejak krisis keuangan setelah serangan, tetapi gagal mempertahankan kenaikan di tengah fundamental yang bearish.

Menjelang akhir 2019, harga minyak mentah kembali ke level tertinggi September di tengah optimisme kesepakatan perdagangan AS-China dan perjanjian OPEC+ mengenai pengurangan produksi yang lebih jauh dengan tambahan sebesar 500.000 barel per hari hingga Maret 2020.

2020: Hanya sebuah mimpi indah?

Seperti yang disebutkan di atas, prospek harga minyak pada awalnya terlihat lebih optimis, tetapi sayangnya, hal tersebut tampaknya tidak bertahan seiring berjalannya tahun. Mari kita menggali lebih dalam mengenai apa yang mempengaruhi  emas hitam pada tahun 2020.

Semester pertama 2020: Empat alasan bullish untuk harga minyak mentah

IMO 2020: Kenaikan dalam permintaan minyak dapat terlihat pada semester pertama tahun depan, ketika IMO 2020 mulai berlaku bulan depan. Menurut S&P Global Platts Analytics, “perubahan spesifikasi bunker bahan bakar IMO akan mendorong bahan bakar sulfur tinggi, tidak lagi diizinkan untuk digunakan dalam pengiriman maritim, menjadi pembangkit listrik, membutuhkan lebih banyak sulingan menengah dan bahan bakar sulfur rendah untuk memenuhi permintaan di sektor pengiriman. Dampak IMO 2020 akan mendukung minyak mentah (seperti WTI dan Brent)."

Prospek ekonomi global optimistis: Dengan kesepakatan perdagangan Fase Satu AS-China disetujui, pasar mengharapkan ekonomi global akan stabil pada tahun 2020, dengan peningkatan terlihat dalam aktivitas bisnis di negara-negara maju serta negara-negara berkembang. Hal itu kemungkinan akan mengangkat pertumbuhan permintaan minyak dan menaikkan harga minyak.

Pengetatan pasar minyak: Efek dari penurunan produksi OPEC+ yang lebih dalam akan secara bertahap terealisasi dan memperketat pasar lebih jauh, dengan para pedagang masih berharap aliansi akan memperpanjang pemangkasan hingga Desember 2020.

OPEC mempertahankan pertkirran pertumbuhan permintaan ekonomi dan minyak 2020 tetap stabil, tetapi mengarah ke sedikit defisit sebesar 0,30 juta bph di pasar minyak bahkan sebelum pemangkasan yang lebih dalam mulai berlaku pada 1 Januari. OPEC mengatakan pasokan non-OPEC akan tumbuh sebesar 2,17 juta bph pada 2020, lebih rendah dari perkiraan bulan Juli di tengah lemahnya belanja modal minyak dan aktivitas pengeboran minyak shale AS.

Masalah politik kemungkinan akan terus merusak ekspor dari Iran, Libya, dan Venezuela, yang meningkatkan kegentingan pasokan.

Risiko geopolitik/Cuaca ekstrem: Risiko pasokan minyak akan terus berlanjut dalam menghadapi konflik AS-Iran yang sedang berlangsung, selama sanksi AS terhadap Iran tetap efektif setelah kesepakatan nuklir runtuh. Iran adalah eksportir minyak OPEC nomor 2 setelah Arab Saudi.

Sementara itu, kondisi cuaca ekstrem akibat pemanasan global kemungkinan akan menjadi salah satu faktor utama penentu permintaan minyak. Sebagaimana diperingatkan oleh para aktivis lingkungan, perubahan besar-besaran dalam siklus pemanasan dan pendinginan diperkirakan memiliki dampak negatif pada panen, iklim, dan kejadian alam lainnya, yang pada gilirannya memengaruhi aktivitas ekonomi dan konsumsi energi global.

Semester Kedua 2020: Empat alasan mengapa harga minyak bisa terkoreksi

Melemahnya permintaan minyak China: Di tengah perang perdagangan dan euforia pemangkasan OPEC+, pasar gagal untuk memperhatikan bahwa sisi permintaan untuk minyak pada tahun 2019 sebagian besar didorong oleh selera China terhadap bahan bakar. Negara naga ini melaporkan impor minyak mentah dengan rekor tinggi pada bulan November, naik lebih dari 10% dalam 11 bulan pertama 2019 pada basis tahunan.

Peningkatan impor minyak mentah China dikarenakan persediaan Beijing untuk membangun cadangan minyak strategis (SPR) dan peningkatan tajam dalam kapasitas penyulingan. Menurut para ahli, penimbunan minyak mentah China kemungkinan akan berkurang setelah paruh pertama 2020. Selanjutnya, jika prospek ekonomi global memburuk, penurunan ekspor produk olahannya kemungkinan akan mengikuti. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan hal negatif untuk harga minyak.

Eskalasi kembali perdagangan AS-China: Meskipun ada kesepakatan perdagangan Fase-Satu antara AS-China, skeptisisme atas perinciannya terus membuat pasar berada dalam keadaan genting, sementara masalah AS yang akan datang dengan China mengenai kekayaan intelektual (IP) dan pembelian pertanian kemungkinan akan tetap merupakan area yang menjadi perhatian. Juga, negosiasi Fase Dua akan diawasi dengan ketat dan tetap menjadi risiko utama yang dapat meningkatkan kembali ketegangan perdagangan antara kedua negara tersebut, yang sekali lagi menghambat pertumbuhan global.

Dampak IMO 2020 memudar: Para pakar industri percaya bahwa pengaruh harga IMO 2020, dalam hal peningkatan permintaan, diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan Maret-Mei. Pada paruh kedua tahun 2020, permintaan minyak yang digerakkan oleh dukungan IMO diperkirakan pada akhirnya akan berkurang, karena ketidakpastian di sekitar peraturan IMO 2020 akan memudar dan perusahaan-perusahaan pengiriman menjadi lebih patuh.

Persediaan minyak global meningkat: Badan Energi Internasional (IEA), dalam laporan bulanan terbarunya, memperkirakan persediaan minyak global akan meningkat pada Kuartal 1 2020. Hal ini mungkin melebihi jumlah pemotongan OPEC+ yang menginduksi gelombang optimis. Namun, jika laju inventaris minyak global meningkat lebih cepat pada 2020, maka dapat mempengaruhi upaya OPEC+ untuk menyokong harga.

Analisa Teknis Minyak WTI

Akan bijaksana untuk melihat gambar yang lebih besar, seperti yang dilukiskan oleh grafik mingguan.

Minyak WTI

WTI sedang memetakan penembusan symmetrical triangle, setelah bergerak dalam formasi segitiga sepanjang tahun lalu. Konfirmasi pola symmetrical triangle kemungkinan akan menggambarkan prospek bullish bagi emas hitam dalam jangka menengah.

Pada sisi atas, kenaikan dapat menghadapi penolakan awal di area $63,20 - $63,60, pertemuan antara puncak dan Fibonacci Retracement 61,8% dari penurunan Oktober 2018 - Desember 2018. Uptrend akan mendapatkan momentum di atas zona pasokan terakhir, membuka jalan untuk menuju tertinggi 2019 di $66,57. Pengujian level $70,00 tak akan terhindarkan jika bulls menyingkirkan tertinggi tahunan.

Relative Strength Index (RSI) mengarah lebih tinggi di dekat 60,50, menunjukkan ruang lingkup untuk kenaikan lebih lanjut, karena masih belum memasuki wilayah overbought. Sementara itu, harga WTI telah naik di atas semua Simple Moving Averages (SMA) utama pada grafik mingguan, mendukung pandangan optimis pada WTI.

Sebaliknya, jika gagal untuk bertahan di atas resistance Fib 61,8%, penjual bisa mengambil alih dan merobohkan harga kembali di sekitar $57 - $55, di mana SMA 50-minggu, Fib 38,2% dari crash 2018, SMA 200-minggu dan rising trendline support membentuk sekelompok support yang solid.

Lebih jauh ke sisi negatifnya, $50 adalah level yang harus dikalahkan bear dan bisa menyerukan pembalikan bearish jika bull gagal mempertahankannya. Selanjutnya, harga bisa bergerak ke rendah 2019 di $44,52, diikuti oleh swing low $42,45 yang akan muncul sebagai level kritis.

Secara keseluruhan, dengan adanya level support yang kuat, tren akan bergerak lebih tinggi sebelum fase konsolidasi dimulai.

Informasi mengenai halaman-halaman ini berisi pernyataan berwawasan untuk masa mendatang yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual sekuritas. Anda harus melakukan riset secara menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, galat, atau salah saji material. Juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Forex melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, dan juga tekanan emosional. Semua risiko, kerugian dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian total pokok, merupakan tanggung jawab Anda.

Ikuti kami di Telegram

Dapatkan pembaruan semua analisa

Gabung Telegram

Analisa Terkini


Analisa Terkini

Pilihan Editor

Penjualan Ritel Inggris Mencetak 0% MoM di Bulan Maret versus 0,3% yang Diharapkan

Penjualan Ritel Inggris Mencetak 0% MoM di Bulan Maret versus 0,3% yang Diharapkan

Penghindaran risiko terjadi di seluruh pasar keuangan setelah ABC News mengkonfirmasi laporan bahwa rudal Israel menghantam sebuah situs di Iran, yang menyebabkan eskalasi lebih lanjut dalam ketegangan geopolitik Timur Tengah.

Berita Lainnya

Penjualan Ritel Inggris Mencetak 0% MoM di Bulan Maret versus 0,3% yang Diharapkan

Penjualan Ritel Inggris Mencetak 0% MoM di Bulan Maret versus 0,3% yang Diharapkan

Penjualan Ritel Inggris mencapai 0% selama sebulan di bulan Maret vs 0,3% yang diprakirakan dan 0,1% di bulan Februari, data terbaru yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) menunjukkan pada hari Jumat.

Berita Lainnya

Prakiraan Harga Emas: Kekhawatiran Perang Timur Tengah Memicu Rally Baru XAU/USD, Apakah akan Berlanjut?

Prakiraan Harga Emas: Kekhawatiran Perang Timur Tengah Memicu Rally Baru XAU/USD, Apakah akan Berlanjut?

Harga Emas diperdagangkan mendekati $2.400 pada Jumat pagi, berbalik dari level tertinggi baru lima hari yang dicapai di $2.418 di awal sesi Asia. Meskipun terjadi kemunduran, harga Emas tetap berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan kelima berturut-turut.

Analisa Emas Lainnya

Deteksi level utama dengan Indikator Pertemuan Teknikal

Deteksi level utama dengan Indikator Pertemuan Teknikal

Tingkatkan titik entri dan exit Anda juga dengan Indikator Pertemuan Teknikal. Alat ini mendeteksi pertemuan beberapa indikator teknis seperti moving average, Fibonacci atau Pivot Points dan menyoroti indikator tesebut untuk digunakan sebagai dasar berbagai strategi.

Indikator Pertemuan Teknikal

Ikuti pasar dengan Grafik Interaktif FXStreet

Ikuti pasar dengan Grafik Interaktif FXStreet

Jadilah trader yang cerdas dan gunakan grafik interaktif kami yang memiliki lebih dari 1500 aset, suku bunga antar bank, dan data historis yang luas. Ini merupakan alat profesional online wajib yang menawarkan Anda platform waktu riil yang dapat disesuaikan dan gratis.

Informasi Lebih Lanjut

MATA UANG UTAMA

INDIKATOR EKONOMI

BERITA