Berita

USD/IDR Melekat di Sekitar 16.200, Kurs Rupiah Bergerak di 16.232, Cermati PCE AS

  • USD/IDR masih bergerak tidak jauh dari 16.200, saat ini berada di sekitar 16.232.
  • Pelemahan Rupiah tertahan oleh keputusan BI untuk menaikkan suku bunga ke 6,25%.
  • Data PCE AS akan dicermati untuk mendapatkan petunjuk terkait inflasi dan langkah The Fed.

Rupiah Indonesia (IDR) kembali bergerak di atas level 16.200 atau di sekitar level 16.232 pada siang hari perdagangan sesi Asia. USD/IDR sempat menyentuh level terendah di 16.112 pada hari Rabu lalu, namun kemudian kembali bergerak ke sisi atas. Pasangan mata uang ini tampak berada dalam mode konsolidasi, karena para pedagang tampaknya enggan untuk melakukan perdagangan yang agresif menjelang rilis data PCE AS nanti malam.

Pelemahan IDR tertahan karena Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga ke 6,25%. BI berupaya untuk memperkuat kestabilan nilai Rupiah, setelah melakukan beberapa intervensi di pasar keuangan pada pekan-pekan sebelumnya. Dengan kenaikan suku bunga tersebut, BI juga berupaya menjaga pertumbuhan dari dampak rambatan global.

Kenaikan USD/IDR tertahan, karena Dolar AS (USD) melemah, dengan Indeks Dolar AS(DXY) bergerak di sekitar 105,66 yang mendekati level terendah Oktober 2023 di 105,36, setelah data-data AS menunjukkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan perekonomian di Amerika Serikat.

Tadi malam, PDB lanjutan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS, secara tahunan tumbuh 1,6% pada kuartal 1 tahun 2024, di bawah pertumbuhan 3,4% pada Kuartal 4 2023. Angka ini lebih rendah dari estimasi pasar sebesar 2,5%. Meskipun data PDB AS tersebut masih sehat, tapi ini merupakan laju pertumbuhan terlambat sejak resesi pada tahun 2022. Selain itu, inflasi di Amerika Serikat tetap tinggi dan dapat memicu spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan melakukan pemangakasn suku bunga hingga September tahun ini.

Ketegangan geopolitik kembali meningkat setelah bahwa Israel melancarkan serangan udara ke Rafah karena negara ini melakukan persiapan untuk menginvasi kota tersebut, menurut laporan Reuters. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak yang akan berakibat meningkatnya harga bahan bakar tersebut. Kenaikan harga minyak akan berdampak pada perekonomian Indonesia, terutama akan menyebabkan peningkatan biaya-biaya di berbagai sektor.

Kemudian malam ini di sesi AS, para pelaku pasar akan mencermati data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) AS bulan Maret, yang diharapkan akan memberi sedikit petunjuk terkait jalur inflasi di AS dan menunjukkan langkah Federal Reserve (The Fed) selanjutnya.

 

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Copyright ©2024 FOREXSTREET S.L., Hak cipta dilindungi undang-undang.