fxs_header_sponsor_anchor

Berita

Rupiah Tertekan meski PDB Tumbuh di Atas Prakiraan, Antisipasi Data AS

  • Rupiah melemah ke 16.726, mendekati resistance teknis jangka pendek.
  • DXY bertahan di atas 100, namun momentum mulai melambat.
  • PDB domestik stabil di atas 5%, ditopang ekspor dan permintaan dalam negeri.

Rupiah kembali mencatat pelemahan terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu, dengan USD/IDR bergerak di sekitar 16.726 per dolar atau naik 0,19% dibandingkan sesi sebelumnya. Pergerakan dalam perdagangan harian mencerminkan bahwa rupiah masih kesulitan keluar dari tekanan eksternal, dengan rentang perdagangan berada di kisaran 16.697-16.743 dan mendekati area resistance psikologis yang terbentuk sejak rally dolar pertengahan Oktober. Dominasi dolar global dan posisi pelaku pasar yang masih overweight pada USD membatasi ruang pemulihan rupiah dalam waktu dekat.

Di sisi lain, Indeks Dolar AS (DXY) bertahan kokoh di atas area psikologis 100 dan bergerak mendatar di sekitar 100,10-100,20 setelah rally tajam sejak pertengahan Oktober. Momentum penguatan mulai terlihat melandai, namun belum menunjukkan pembalikan yang jelas karena pasar menunggu arah lanjutan dari rilis data AS malam ini. Selama DXY bertahan di atas level tersebut, volatilitas rupiah berpotensi tetap tinggi.

PDB Indonesia Kuartal III-2025 Tetap Stabil di 5,04% namun Momentum Mulai Moderat

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III-2025 mencapai 5,04% YoY, sedikit di atas konsensus 5% namun melambat dari 5,12% pada kuartal sebelumnya. Secara QoQ, pertumbuhan tercatat 1,43% dan sejalan ekspektasi, namun menurun signifikan dari 4,04% pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ditopang permintaan domestik dan ekspor, dengan kelompok “lainnya” menjadi kontributor terbesar 6,27% YoY dan industri pengolahan 5,54%. Dari sisi pengeluaran, ekspor naik 9,91% dan konsumsi pemerintah tumbuh 5,49%, sementara sektor pertambangan masih tertekan dengan kontraksi -1,98%.

Pemerintah mempertahankan target pertumbuhan 2025 di area 5,2% dengan pendekatan kehati-hatian fiskal dan ekspektasi pelonggaran moneter tambahan yang memberi ruang pemulihan ekonomi lebih berimbang. Penurunan tarif selektif dari Amerika Serikat juga berpeluang menjadi katalis tambahan bagi kinerja perdagangan Indonesia sepanjang tahun berjalan.

Tiongkok Longgarkan Parsial Tarif Pertanian AS Mulai 10 November

Di kawasan, Tiongkok menyatakan akan mulai mencabut sebagian tarif terhadap produk pertanian AS mulai 10 November, menangguhkan tarif tambahan 24% selama satu tahun, sementara bea masuk 10% tetap dipertahankan. Langkah ini memberi sinyal pelonggaran parsial tensi dagang, bukan normalisasi penuh.

Data AS Malam Ini – Pemicu Utama Sesi Rabu

Pasar kini mengarahkan fokus pada data AS yang dirilis malam ini, termasuk Perubahan Ketenagakerjaan ADP (ekspektasi 25 ribu) serta serangkaian indikator sektor jasa ISM yang akan dirilis pukul 22.00 WIB. PMI Jasa diprakirakan naik ke 50,8 dan menjadi penentu arah USD dalam jangka pendek karena sektor jasa masih menjadi elemen paling resilien dalam struktur ekonomi AS. Indikator turunan seperti Employment Index, New Orders, hingga Prices Paid juga akan dibaca untuk mengukur tekanan inflasi jasa berikut dampaknya terhadap komunikasi The Fed. Kombinasi rilis ini membuat perdagangan malam berpotensi jauh lebih volatil, terutama jika angka utama keluar di bawah ekspektasi dan memunculkan narasi perlambatan permintaan yang lebih nyata.

Indikator Ekonomi

Perubahan Ketenagakerjaan ADP

Perubahan Ketenagakerjaan ADP merupakan pengukur ketenagakerjaan di sektor swasta yang dirilis oleh pemroses payrolls terbesar di AS, Automatic Data Processing Inc. Alat ini mengukur perubahan jumlah orang yang bekerja secara swasta di AS. Secara umum, kenaikan indikator ini memiliki implikasi positif bagi belanja konsumen dan merupakan stimulator pertumbuhan ekonomi. Jadi, pembacaan yang tinggi secara tradisional dianggap sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan yang rendah dianggap bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Rab Nov 05, 2025 13.15

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 25Rb

Sebelumnya: -32Rb

Sumber: ADP Research Institute

Pedagang sering mempertimbangkan data ketenagakerjaan dari ADP, penyedia payrolls terbesar di Amerika ini, melaporkan sebagai pertanda dari rilis Biro Statistik Tenaga Kerja tentang Nonfarm Payrolls (biasanya diterbitkan dua hari kemudian), karena korelasi antara keduanya. Terjadinya tumpang tindih kedua seri tersebut cukup tinggi, tetapi pada bulan-bulan tertentu, perbedaannya bisa sangat besar. Alasan lain pedagang Valas mengikuti laporan ini sama dengan NFP – pertumbuhan angka ketenagakerjaan yang kuat dan terus-menerus meningkatkan tekanan inflasi, dan bersamaan dengan itu, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga. Angka aktual yang mengalahkan konsensus cenderung membuat USD bullish.

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Hak cipta ©2025 FOREXSTREET S.L., dilindungi undang-undang.