fxs_header_sponsor_anchor

Berita

Rupiah Stabil di Area 16.648 Jelang PCE AS, Pasar Menahan Langkah di Tengah Konsolidasi USD/IDR

  • Rupiah bergerak stabil di sekitar 16.648 per USD pada Jumat siang, dengan pasar masih menunggu arah baru dari dolar AS menjelang PCE malam ini.
  • Konsolidasi USD/IDR di pertengahan 16.600-an dan DXY yang terkurung dalam downtrend channel menjaga volatilitas tetap rendah.
  • Fundamental domestik seperti kenaikan cadangan devisa dan prospek pertumbuhan 2025-2026 yang solid memberi bantalan bagi stabilitas Rupiah.

Rupiah (IDR) diperdagangkan stabil di sekitar 16.648 per dolar AS (USD) pada Jumat siang menjelang sesi Eropa, sedikit menguat dibanding penutupan sebelumnya namun tetap bergerak dalam rentang sempit yang telah bertahan hampir dua pekan terakhir. Pergerakan ini menunjukkan pasar valuta asing masih menahan langkah sambil menunggu arah baru dari dolar AS, terutama karena pasangan mata uang USD/IDR mulai berkonsolidasi di area pertengahan 16.600-an setelah fase bergerak sideways yang relatif tenang pada akhir November.

Struktur harga USD/IDR juga mulai memperlihatkan fase penyeimbangan: candle harian cenderung pendek, volume transaksi lebih datar, dan belum tampak dorongan dominan baik dari pembeli dolar maupun peminat Rupiah. Di sisi eksternal, dolar AS bergerak di sekitar 98,8-99,0 namun masih terkunci dalam downtrend channel pada grafik 4 jam, sehingga ruang penguatan dolar dalam jangka pendek relatif terbatas. Kondisi ini memberi kesempatan bagi Rupiah untuk mempertahankan stabilitas meski tekanan global belum sepenuhnya mereda.

Fundamental Domestik Tetap Solid, Cadangan Devisa dan Prospek Pertumbuhan Menopang Rupiah

Dukungan domestik bagi Rupiah hadir dari sisi fundamental. Cadangan devisa Indonesia naik menjadi USD150,1 miliar pada November, mencatat kenaikan dua bulan berturut-turut dan setara dengan 6,2 bulan impor – jauh di atas standar kecukupan internasional. Kenaikan tersebut berasal dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, sekaligus mencerminkan langkah stabilisasi Bank Indonesia (BI) di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Prospek jangka menengah Indonesia juga tetap konstruktif. Permata Institute for Economic Research, melalui laporan “Reviving Domestic Growth, Navigating Global Shocks: 2026 Economic Prospek”, memproyeksikan pertumbuhan PDB sebesar 5,0-5,1% pada 2025 dan meningkat ke 5,1-5,2% pada 2026. Inflasi diprakirakan tetap terkendali di 2,0-2,5%, memberi ruang bagi BI untuk mempertahankan sikap akomodatif. Dalam kerangka ini, Rupiah diprakirakan menguat tipis pada 2026 dengan target IDR16.200-16.400 per USD, sedikit lebih kuat dibanding estimasi akhir 2025.

Data Tenaga Kerja AS Tampilkan Sinyal Campuran, Pasar Nilai Moderasi Ekonomi yang Bertahap

Dari AS, data tenaga kerja AS pada Kamis malam memberikan sinyal campuran. PHK Challenger turun tajam menjadi 71.321 pada November, jauh lebih rendah dari 153.074 pada bulan sebelumnya, menandakan perusahaan mulai menahan laju pemutusan hubungan kerja seiring moderasi aktivitas ekonomi. Namun di saat yang sama, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal (Initial Jobless Claims) turun ke 191.000, lebih baik dari ekspektasi 220.000 dan di bawah 218.000 pada pekan sebelumnya. Angka ini menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran awal tetap berada pada level yang ketat, sehingga pelemahan pasar tenaga kerja belum sepenuhnya tampak.

Kombinasi ini memperkuat pandangan bahwa perlambatan ekonomi AS berjalan bertahap – cukup memberi ruang bagi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, namun belum menunjukkan pelemahan tajam yang dapat meningkatkan risiko resesi.

Fokus Utama Pasar Tertuju pada FOMC dan Proyeksi Suku Bunga The Fed 2025-2027

Menurut jajak pendapat Reuters, The Fed diprakirakan memangkas suku bunga sebesar 25 bp menjadi 3,50%-3,75% pada 10 Desember, dengan 89 dari 108 ekonom memprakirakan penurunan tersebut. Sebanyak 50 dari 100 ekonom bahkan melihat peluang suku bunga turun lebih jauh ke 3,25%-3,50% pada Kuartal I 2026.

Fokus pasar juga akan tertuju pada FOMC Economic Projections dan Dot Plot, yang menjadi panduan utama arah kebijakan 2025-2027, termasuk pandangan The Fed mengenai inflasi, pertumbuhan, dan tingkat pengangguran. Laporan Monthly Budget Statement (November) turut memberi gambaran mengenai posisi fiskal AS menjelang akhir tahun.

Dengan kombinasi faktor global yang masih sangat sensitif terhadap data serta fundamental domestik yang relatif stabil, Rupiah diprakirakan tetap bergerak dalam rentang sempit pada sesi Jumat, sambil menunggu katalis utama dari data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) AS malam ini dan FOMC pada pekan depan.

Indikator Ekonomi

Belanja Konsumsi Perorangan Inti - Indeks Harga (Thn/Thn)

Belanja Konsumsi Perorangan (Personal Consumption Expenditures/PCE) Inti, yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi, mengukur perubahan nilai semua barang dan jasa yang dibeli oleh penduduk AS pada periode tertentu, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang lebih fluktuatif. Data triwulanan dirilis dalam laporan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih luas. Data tersebut merupakan proksi untuk belanja konsumen, pendorong utama ekonomi AS. Secara umum, pembacaan yang tinggi dianggap sebagai bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan yang rendah dianggap sebagai bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Jum Des 05, 2025 13.30

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 2.9%

Sebelumnya: 2.9%

Sumber: US Bureau of Economic Analysis

Setelah menerbitkan laporan PDB, Biro Analisis Ekonomi AS merilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bersama dengan perubahan bulanan dalam Pengeluaran Pribadi dan Pendapatan Pribadi. Pembuat kebijakan FOMC menggunakan Indeks Harga PCE Inti tahunan, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, sebagai pengukur utama inflasi mereka. Pembacaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat membantu USD mengungguli para pesaingnya karena akan mengisyaratkan kemungkinan pergeseran hawkish dalam panduan ke depan The Fed dan sebaliknya.

Indikator Ekonomi

Cadangan Devisa

Laporan Aset Cadangan Resmi Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia setiap bulan menunjukkan perubahan aset cadangan dalam mata uang Dolar AS. Bank Indonesia juga menyampaikan pandangannya tentang apakah tingkat cadangan tersebut memadai untuk terus mendukung ketahanan sektor eksternal dan stabilitas keuangan.

Baca lebih lanjut

Rilis terakhir: Jum Des 05, 2025 03.00

Frekuensi: Bulanan

Aktual: $150.1

Konsensus: -

Sebelumnya: $149.9

Sumber: Bank of Indonesia

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Hak cipta ©2025 FOREXSTREET S.L., dilindungi undang-undang.