fxs_header_sponsor_anchor

Berita

Rupiah Menahan Laju di Awal Pekan, Menunggu Konfirmasi Arah Dolar Global

  • Rupiah bergerak di sekitar 16.699, DXY bertahan di sekitar 98,90 menjelang sesi Eropa
  • Data AS memberi sinyal pelonggaran, FedWatch memproyeksikan peluang pemangkasan suku bunga 87,2%
  • Fondasi domestik stabil, namun belum cukup kuat menjadi katalis apresiasi mandiri

Rupiah membuka perdagangan Senin menjelang sesi Eropa dalam tekanan moderat, dengan pasangan mata uang USD/IDR bergerak di kisaran 16.699, naik sekitar 0,47%. Di pasar global, indeks dolar (DXY) bertahan di sekitar 98,90, masih bergerak dalam kanal pelemahan jangka pendek, namun mulai menunjukkan fase penyeimbangan. Pergerakan ini mencerminkan pasar yang sedang menahan langkah, menunggu konfirmasi arah dolar sebelum menentukan bias berikutnya.

Dari sisi teknis jangka pendek, area 16.750-16.780 mulai terbaca sebagai zona uji resistance, sementara 16.620-16.650 tetap menjadi area penyangga awal jika tekanan dolar kembali mereda. Dalam lanskap ini, Rupiah bergerak dalam mode defensif-terkendali, dengan pelaku pasar cenderung menahan eksposur hingga arah dolar lebih tegas saat sesi Eropa dan AS mulai aktif.

Inflasi Inti AS Melandai, FedWatch Perkuat Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Desember

Dari Amerika Serikat, rangkaian data yang dirilis Jumat lalu memperlihatkan tekanan inflasi inti mulai kehilangan tenaga, dengan Core PCE MoM stabil di 0,2% dan yoy melandai ke 2,8%. Namun, sisi konsumsi masih memperlihatkan daya tahan melalui pendapatan pribadi yang tumbuh 0,4% dan belanja yang naik 0,3%. Di sisi psikologi pasar, Michigan Consumer Sentiment melonjak ke 55, didorong turunnya ekspektasi inflasi 1-tahun ke 4,1% dan 5-tahun ke 3,2%. Kombinasi ini membentuk narasi campuran: membuka ruang bagi harapan pelonggaran, namun belum cukup kuat untuk mendorong Federal Reserve bergerak agresif.

Ekspektasi pasar sendiri semakin mengerucut. Berdasarkan FedWatch Tool milik CME Group, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan 10 Desember 2025 mencapai 87,2% ke kisaran 350-375 basis poin, sementara peluang suku bunga bertahan di 375-400 basis poin tinggal 12,8%. Dominannya ekspektasi pelonggaran ini menjaga tekanan dolar tetap terbatas, sekaligus memberi ruang stabilisasi bagi Rupiah, meski pasar masih menunggu konfirmasi resmi.

Fondasi Domestik Stabil, Rupiah Masih Mengintip Arah di Tengah Penyeimbangan Global

Dari dalam negeri, konsumsi masih menunjukkan daya tahan melalui penjualan sepeda motor November 2025 yang tumbuh 2,1% (yoy) menjadi 523.591 unit, meski turun dari Oktober. Data Association of Indonesian Motorcycle Industry mencatat ekspor CBU stabil di 43.426 unit, sementara CKD melemah ke 609.521 unit, dengan ekspor suku cadang tetap tinggi di 12,06 juta unit. Secara kumulatif Januari-November 2025, penjualan domestik mencapai 5,95 juta unit, menjaga peluang target tahunan 6,4-6,7 juta unit tetap terbuka. Data yang bersumber dari PT Astra International Tbk ini memberi fondasi stabil bagi Rupiah, meski belum cukup kuat menjadi penggerak mandiri.

Sementara itu, Bank Indonesia melaporkan posisi investasi internasional (IIP) kuartal III 2025 mencatat net liability USD 262,9 miliar, naik dari kuartal sebelumnya akibat derasnya arus investasi langsung dan portofolio asing. Meski kewajiban luar negeri meningkat, ketahanan eksternal tetap solid, tercermin dari rasio IIP terhadap PDB di 18,3% serta dominasi instrumen jangka panjang. Kondisi ini menyediakan bantalan stabilitas bagi Rupiah dari sisi aliran modal, meski sensitivitas terhadap sentimen global tetap terjaga.

Dari sisi prospek menengah, Permata Bank dalam laporan 2026 Economic Outlook memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1-5,2% pada 2026, dengan inflasi terjaga di 2,0-2,5% serta ruang kebijakan moneter yang masih relatif akomodatif. Namun, bayangan perlambatan ekonomi global dan potensi pelemahan harga komoditas ekspor utama masih membatasi ruang optimisme. Untuk pasar keuangan, rupiah diprakirakan berada di kisaran Rp16.200-Rp16.400 per dolar AS pada akhir 2026, dengan imbal hasil SBN berpeluang turun moderat.

Fokus Pasar Tertuju pada keputusan suku bunga The Fed

Selanjutnya, fokus pasar pekan ini tertuju pada keputusan suku bunga The Fed pada Rabu (10 Desember), disertai pernyataan kebijakan, proyeksi ekonomi (SEP), serta konferensi pers FOMC. Konsensus saat ini menempatkan suku bunga acuan di 3,75%, dengan pasar menunggu konfirmasi arah pelonggaran dari Federal Reserve. Selain itu, Employment Cost Index (Q3) juga menjadi pembuka sentimen dari sisi tekanan upah, sementara proyeksi suku bunga 1-3 tahun dan jangka panjang akan menjadi kunci untuk membaca arah ekspektasi pasar ke depan – yang berpotensi langsung memengaruhi dinamika dolar AS dan pergerakan Rupiah sepanjang pekan ini.

Dengan pasar global yang memasuki fase penentuan menjelang keputusan suku bunga The Fed, pergerakan Rupiah dalam beberapa sesi ke depan cenderung lebih dipandu oleh dinamika dolar dibanding sentimen domestik. Selama DXY masih tertahan dalam fase penyeimbangannya, ruang stabilisasi Rupiah tetap terbuka. Namun, arah yang lebih tegas – baik menuju penguatan berkelanjutan maupun tekanan lanjutan – akan sangat bergantung pada seberapa jauh sinyal kebijakan moneter AS memberi kepastian baru bagi pasar.

Indikator Ekonomi

Keputusan Suku Bunga The Fed

Federal Reserve (The Fed) berunding tentang kebijakan moneter dan membuat keputusan tentang suku bunga pada delapan pertemuan yang dijadwalkan sebelumnya per tahun. The Fed memiliki dua mandat: untuk menjaga inflasi pada 2%, dan untuk mempertahankan lapangan kerja penuh. Alat utamanya untuk mencapai hal ini adalah dengan menetapkan suku bunga – baik di mana The Fed meminjamkan ke perbankan dan perbankan saling meminjamkan. Jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga, Dolar AS (USD) cenderung menguat karena menarik lebih banyak arus masuk modal asing. Jika The Fed memangkas suku bunga, hal ini cenderung melemahkan USD karena modal mengalir keluar ke negara-negara yang menawarkan pengembalian yang lebih tinggi. Jika suku bunga dibiarkan tidak berubah, perhatian beralih ke nada pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC), dan apakah FOMC hawkish (mengharapkan suku bunga masa depan yang lebih tinggi), atau dovish (mengharapkan suku bunga masa depan yang lebih rendah).

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Rab Des 10, 2025 19.00

Frekuensi: Tidak teratur

Konsensus: 3.75%

Sebelumnya: 4%

Sumber: Federal Reserve

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Hak cipta ©2025 FOREXSTREET S.L., dilindungi undang-undang.