fxs_header_sponsor_anchor

Berita

Nilai Tukar Rupiah Melemah ke 16.240, Cadev Indonesia Naik Tipis, Ancaman Tarif AS Bayangi Pasar

  • Rupiah melemah ke Rp16.240 per USD di tengah ketidakpastian global dan penguatan DXY.
  • Cadangan devisa Indonesia untuk bulan Juni naik tipis ke USD 152,6 miliar, defisit APBN 2025 berpotensi melebar.
  • Trump ancam tarif tambahan 10% untuk negara pro-BRICS; pasar tunggu risalah rapat FOMC pekan ini.

Nilai tukar Rupiah Indonesia (IDR) dibuka melemah ke level Rp16.240 per dolar AS (USD) pada Senin menjelang perdagangan sesi Eropa. Rupiah terkoreksi 60 poin atau 0,37% secara harian, dan mencatat pelemahan tipis sebesar 0,31% secara tahunan. Pelemahan ini terjadi di tengah indeks dolar AS (DXY) yang mencoba bertahan di level 97,10, setelah sempat menyentuh level terendah pekan lalu di 96,37. Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed menambah ketidakpastian arah pasar global, namun tetap memberikan dukungan bagi pasangan mata uang USD/IDR untuk bertahan di atas 16.200.

Cadangan Devisa Indonesia Meningkat Tipis, Penjualan Motor Isyaratkan Lemahnya Daya Beli

Dari dalam negeri, sejumlah indikator ekonomi menunjukkan dinamika yang beragam. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Cadangan Devisa (Cadev) per Juni 2025 mencapai USD 152,6 miliar, naik tipis dari USD 152,5 miliar pada Mei. Kenaikan ini didukung oleh penerimaan pajak, jasa, serta penerbitan global bond pemerintah.

Namun, rilis data domestik lainnya menunjukkan tekanan pada sisi konsumsi. Penjualan sepeda motor secara tahunan pada Juni tercatat turun 0,3%, lebih dalam dibanding -0,1% pada Mei. Meski secara bulanan penjualan naik tipis 0,8%, laju ini melambat drastis dari kenaikan 24,3% di bulan sebelumnya. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) masih mempertahankan target penjualan 6,4-6,7 juta unit pada 2025, namun mengisyaratkan potensi revisi bila tekanan penjualan berlanjut.

Sementara itu, dari sisi fiskal, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan defisit APBN 2025 berpotensi melebar menjadi Rp662 triliun atau 2,78% dari PDB, meningkat dari target awal Rp616,2 triliun (2,53% PDB). Meski pemerintah telah melakukan efisiensi melalui Inpres No. 1 Tahun 2025, tekanan pada pendapatan negara – terutama pajak dan PNBP – mendorong kenaikan kebutuhan pembiayaan. Pemerintah masih memiliki opsi menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun 2024 yang tersisa Rp457,5 triliun.

Pernyataan Trump Soal Tarif Picu Kewaspadaan Pasar, Berlaku Mulai Agustus

Dari sisi global, pernyataan terbaru dari Presiden AS Donald Trump menambah ketidakpastian. Dalam unggahannya di media sosial pada Senin, Trump mengumumkan bahwa surat pemberitahuan tarif terhadap berbagai negara akan mulai dikirim pukul 12:00 siang waktu setempat, 7 Juli. Ia memperingatkan bahwa negara-negara yang bersekutu dengan blok BRICS dan dianggap memiliki kebijakan anti-Amerika akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%, tanpa pengecualian. Beberapa tarif bahkan disebut bisa mencapai 60-70%, melebihi beban tarif terhadap Tiongkok saat ini.

Lebih lanjut, Trump dan sejumlah pejabat tinggi pemerintahannya mengisyaratkan bahwa tarif khusus negara akan mulai berlaku per 1 Agustus, namun masih menyisakan ruang negosiasi. “Presiden akan mengirim surat kepada mitra dagang bahwa jika tidak ada kemajuan, maka tarif akan kembali ke tingkat 2 April,” ujar Menteri Keuangan Scott Bessent, dalam program State of the Union di CNN.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Tekan Dolar, Investor Nantikan Risalah FOMC

Para pelaku pasar saat ini memprakirakan peluang lebih dari 70% untuk pemangkasan suku bunga pertama pada September, dengan setidaknya dua kali penurunan sebesar 25 basis poin sepanjang tahun ini. Investor akan mencermati risalah rapat FOMC yang dijadwalkan rilis Rabu pekan ini untuk mendapatkan petunjuk baru terkait arah kebijakan moneter. Perkembangan ini diprakirakan akan memengaruhi dinamika nilai tukar dolar AS dan menjadi sentimen penting bagi pasangan USD/IDR dalam jangka pendek.

Pertanyaan Umum Seputar Tarif

Meskipun tarif dan pajak keduanya menghasilkan pendapatan pemerintah untuk mendanai barang dan jasa publik, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Tarif dibayar di muka di pelabuhan masuk, sementara pajak dibayar pada saat pembelian. Pajak dikenakan pada wajib pajak individu dan perusahaan, sementara tarif dibayar oleh importir.

Ada dua pandangan di kalangan ekonom mengenai penggunaan tarif. Sementara beberapa berpendapat bahwa tarif diperlukan untuk melindungi industri domestik dan mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, yang lain melihatnya sebagai alat yang merugikan yang dapat berpotensi mendorong harga lebih tinggi dalam jangka panjang dan menyebabkan perang dagang yang merusak dengan mendorong tarif balas-membalas.

Selama menjelang pemilihan presiden pada November 2024, Donald Trump menegaskan bahwa ia berniat menggunakan tarif untuk mendukung perekonomian AS dan produsen Amerika. Pada tahun 2024, Meksiko, Tiongkok, dan Kanada menyumbang 42% dari total impor AS. Dalam periode ini, Meksiko menonjol sebagai eksportir teratas dengan $466,6 miliar, menurut Biro Sensus AS. Oleh karena itu, Trump ingin fokus pada ketiga negara ini saat memberlakukan tarif. Ia juga berencana menggunakan pendapatan yang dihasilkan melalui tarif untuk menurunkan pajak penghasilan pribadi.

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Hak cipta ©2025 FOREXSTREET S.L., dilindungi undang-undang.