Nikkei 225 Jepang Menguat untuk Dua Hari Berturut-Turut, di Ambang Mencatatkan Tertinggi Baru 2025
|- Nikkei 225 Jepang melanjutkan kenaikan dekat tertinggi 2025.
- IHK Tokyo bulan Juni di 3,1 tahun-ke-tahun, yang lebih rendah dari sebelumnya.
- Periode penundaan tarif semakin dekat, Jepang terus bernegosiasi.
Nikkei 225 menutup pekan ini di 40.267,84 yang naik 1,43% jika dibandingkan dengan penutupan hari kemarin. Indeks membuka hari perdagangan terakhir pekan ini dengan gap atas 39.866,36 dan merayap naik ke tertinggi hari 40.267,84 dan bergerak di area tersebut sepanjang hari. Level ini tidak jauh dari tertinggi 2025 di 40.288,80 yang diraih pada 7 Januari.
Kenaikan Nikkei 225 menyusul rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Tokyo bulan Juni di 3,1 tahun-ke-tahun dari 3,4% pada bulan sebelumnya. Sementara pengukur yang tidak termasuk Makanan Segar turun ke 3,1% dari 3,6% pada bulan Mei, angka ini lebih rendah dari prakiraan 3,3%. Inflasi ini di atas target 2% Bank Of Japan, sehingga memperkuat harapan kenaikan suku bunga BOJ di tahun 2025. Namun demikian, Penjualan Ritel Jepang bulan Mei tahun-ke-tahun 2,2% yang lebih rendah dibandingkan 3,5% sebelumnya.
Tidak akan ada rilis data ekonomi Jepang untuk sisa pekan ini. Tapi investor akan menghadapi beberapa data di awal minggu depan dengan data yang berpengaruh adalah Indeks Manufaktur Besar Tankan Jepang untuk kuartal kedua yang akan dirilis pada hari Senin 23:50 GMT (Selasa 06:50 WIB).
Semakin Dekat dengan Berakhirnya Penundaan Tarif Trump
Kita semakin dekat dengan tanggal akhir dari penundaann tarif Trump yaitu pada 9 Juli. Jepang berperan aktif untuk menghindari tarif yang dirasa tinggi. Ryosei Akazawa, negosiator perdagangan utama Jepang, sebelumnya pekan ini mengatakan bahwa Jepang tidak bisa menerima tarif 25% pada mobil. Perundingan terus berlanjut dengan Amerika Serikat.
Di lain kesempatan pada minggu lalu, Akazawa menyebut bahwa melindungi keuntungan industri otomotif merupakan kepentingan Jepang. Jepang dan AS memiliki kepentingan nasional yang tidak dapat dikompromikan. Namun, dia ingin menghindari kesalahpahaman dan menegaskan bahwa dia tidak megatakan 9 Juli sebagai batas waktu negosiasi Jepang-AS.
Grafik Harian Nikkei 225 Jepang – Analisis Teknis
Nikkei 225 berada dalam tren bullish karena berada jauh di atas Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 37.991. Indeks melanjutkan kenaikannya dari 30.792,74, terendah 2025 yang dicapai pada 7 April. Memperkuat tren bullish, indeks telah menembus kisaran sideways 36.606-38.454.
Tren naik ini ditopang oleh potensi terbentuknya struktur higher highs dan higher lows seperti yang ditunjukkan oleh gambar di atas. Namun perlu diperhatikan, indikator Relative Strength Indekx (RSI) 14-hari memasuki level-level jenuh beli di 72,47.
Jika Nikkei 225 mundur untuk mengoreksi kondisi jenuh beli, indeks bisa menemukan support terdekat di 38.454 (ujung atas kisaran sideways) dan 37.991 (SMA 200-hari). Kembali ke area average tersebut menandakan bahwa penembusan kisaran sideways baru-baru ini adalah penembusan palsu dan berisiko turun lebih lanjut jika tidak bisa mempertahankan kenaikan.
Namun jika Nikkei 225 mengabaikan kondisi jenuh beli, indeks bisa naik dan menemukan resistance di 40.279,79 (tertinggi 2025 yang diraih pada 24 Januari) sambil menorehkan higher high baru. Di atasnya, resistance selanjutnya adalah 42.426,77 (tertinggi 11 Juli 2024 dan tertinggi sepanjang masa).
pertanyaan umum seputar Tarif
Meskipun tarif dan pajak keduanya menghasilkan pendapatan pemerintah untuk mendanai barang dan jasa publik, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Tarif dibayar di muka di pelabuhan masuk, sementara pajak dibayar pada saat pembelian. Pajak dikenakan pada wajib pajak individu dan perusahaan, sementara tarif dibayar oleh importir.
Ada dua pandangan di kalangan ekonom mengenai penggunaan tarif. Sementara beberapa berpendapat bahwa tarif diperlukan untuk melindungi industri domestik dan mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, yang lain melihatnya sebagai alat yang merugikan yang dapat berpotensi mendorong harga lebih tinggi dalam jangka panjang dan menyebabkan perang dagang yang merusak dengan mendorong tarif balas-membalas.
Selama menjelang pemilihan presiden pada November 2024, Donald Trump menegaskan bahwa ia berniat menggunakan tarif untuk mendukung perekonomian AS dan produsen Amerika. Pada tahun 2024, Meksiko, Tiongkok, dan Kanada menyumbang 42% dari total impor AS. Dalam periode ini, Meksiko menonjol sebagai eksportir teratas dengan $466,6 miliar, menurut Biro Sensus AS. Oleh karena itu, Trump ingin fokus pada ketiga negara ini saat memberlakukan tarif. Ia juga berencana menggunakan pendapatan yang dihasilkan melalui tarif untuk menurunkan pajak penghasilan pribadi.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.