IHSG Terkoreksi Tipis, Pasar Menahan Langkah di Tengah Tarikan Domestik dan Global
|- IHSG turun 0,10% ke 8.609, tertekan sektor transportasi dan kesehatan, sementara indeks syariah menunjukkan ketahanan.
- Data domestik mulai menyeimbang, dengan kontraksi penjualan mobil yang melambat serta dukungan kebijakan devisa, SPN, dan LCT Indonesia-Jepang.
- Sentimen eksternal campuran, bursa Asia menguat pasca keputusan BoJ, sementara pasar global menanti data AS dan sinyal suksesi The Fed yang berpotensi lebih dovish.
Pada penutupan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,10% ke level 8.609, setelah dibuka di 8.657 dan sempat menyentuh 8.671. Pergerakan indeks mencerminkan pasar yang menahan langkah di tengah tarik-menarik sentimen sektoral, dengan tekanan paling terasa datang dari saham transportasi dan kesehatan.
Tekanan sektoral tercermin dari IDXTRANS yang anjlok 2,87%, disusul IDXHEALTH turun 0,99% dan IDXINFRA melemah 0,90%. Sebaliknya, indeks berbasis syariah menunjukkan ketahanan relatif, dengan JII menguat 0,81% dan JII70 naik 0,69%, mengindikasikan selektivitas investor terhadap saham berfundamental defensif.
Di papan saham, ADMG, ASJT, dan TALF memimpin daftar penguatan dengan lonjakan masing-masing 26,6%, 26,2%, dan 25%. Sementara itu, tekanan jual terdalam dialami JAYA (-15%), GMTD (-14,9%), dan INET (-14,7%), mencerminkan pelepasan pada saham berisiko tinggi menjelang akhir pekan.
Data Otomotif Mulai Mereda, Kebijakan Devisa dan LCT Perkuat Bantalan Makro
Dari sisi domestik, pasar mencermati data penjualan mobil November yang menunjukkan kontraksi 0,8% (YoY) ke 74.252 unit, melambat dari penurunan 4,4% pada bulan sebelumnya – menandakan tekanan sektor otomotif mulai mereda meski tren belum berbalik. Secara bulanan, penjualan masih naik 0,3%, namun jauh di bawah lonjakan 19,2% Oktober, mengindikasikan pemulihan permintaan yang masih bertahap dan selektif.
Dari sisi kebijakan, perhatian tertuju pada langkah pemerintah menyiapkan instrumen investasi domestik bagi devisa ekspor SDA yang mulai berlaku 1 Januari, mewajibkan penempatan dana valas di bank milik negara selama minimal satu tahun dengan batas konversi rupiah 50%, serta rencana penerbitan obligasi valuta asing domestik, menurut Reuters. Sejalan dengan itu, pemerintah juga meningkatkan penerbitan SPN tenor ≤12 bulan sejak kuartal IV-2025 untuk efisiensi kas dan pendalaman pasar. Dukungan struktural turut diperkuat lewat pembaruan Local Currency Transaction (LCT) Indonesia-Jepang yang berlaku 15 Desember 2025, berdasarkan keterangan resmi Bank Indonesia.
Dari faktor eksternal non-AS, sentimen mendapat penyeimbang setelah Uni Eropa menunda setahun penerapan regulasi anti-deforestasi, yang mengurangi tekanan jangka pendek pada ekspor CPO dan kakao, juga dikutip Reuters.
Bursa Asia Menguat, Sentimen Regional Terangkat Keputusan BoJ yang Terukur
Sementara itu, di tengah waktu perdagangan sesi II di Jakarta, mayoritas bursa saham Asia menguat, mencerminkan perbaikan sentimen regional menyusul keputusan Bank of Japan (BoJ) yang dinilai terukur. Nikkei 225 memimpin kenaikan 1,03%, diikuti Hang Seng Index 0,80%, KOSPI 0,65%, dan ASX 200 0,39%. Katalis datang setelah BoJ menaikkan suku bunga jangka pendek 25 bp menjadi 0,75%, tertinggi dalam 30 tahun dan sesuai ekspektasi. Meski demikian, suku bunga riil yang tetap sangat negatif membuat sikap kebijakan masih akomodatif dan menopang selera risiko kawasan. Dalam konferensi pers, Gubernur Kazuo Ueda menilai ketidakpastian terkait ekonomi AS dan kebijakan perdagangan masih ada namun mulai mereda.
Sentimen Global Campuran: Disinflasi AS Bertemu Sinyal Suksesi The Fed yang Lebih Dovish
Dari Amerika Serikat, sentimen global bernuansa campuran. Inflasi November mendingin dengan IHK 2,7% (YoY) dan IHK inti 2,6%, sementara pasar tenaga kerja tetap relatif kuat dengan Klaim Tunjangan Pengangguran 224 ribu. Namun, pelemahan aktivitas riil tercermin dari Indeks Manufaktur Philadelphia The Fed Desember yang anjlok ke -10,2, mendorong pasar menyusun ulang ekspektasi arah dan timing pelonggaran kebijakan The Fed.
Selain itu, Gedung Putih memberi sinyal awal terkait suksesi pimpinan The Fed, setelah Presiden AS Donald Trump menyebut telah mewawancarai Gubernur Christopher Waller dan memuji kinerjanya, serta menyebut Michelle Bowman sebagai kandidat potensial. Trump juga menegaskan ketua The Fed berikutnya akan berpandangan lebih dovish terhadap suku bunga, dengan pengumuman pengganti Jerome Powell disebut akan segera dilakukan, sementara Kevin Hassett dan Kevin Warsh masih masuk radar pasar.
IHSG Tutup Hati-hati Jelang Data AS, Pasar Menanti Arah Dolar dan Selera Risiko Global
Menjelang akhir pekan, IHSG menutup perdagangan dengan sikap hati-hati, seiring pelaku pasar menunggu rilis Penjualan Rumah Bekas AS November, Indeks Sentimen Konsumen Michigan Desember (53,4), Indeks Ekspektasi Konsumen (55), serta ekspektasi inflasi (1-tahun 4,1%, 5-tahun 3,2%). Rangkaian data ini berpotensi membentuk arah dolar AS dan selera risiko global, yang pada gilirannya dapat menahan ruang gerak IHSG hingga kejelasan baru muncul.
Indikator Ekonomi
Indeks Sentimen Konsumen Michigan
Indeks Sentimen Konsumen Michigan, yang dirilis setiap bulan oleh University of Michigan, adalah survei yang mengukur sentimen di antara konsumen di Amerika Serikat. Pertanyaannya mencakup tiga area luas: keuangan pribadi, kondisi bisnis, dan kondisi pembelian. Data menunjukkan gambaran apakah konsumen bersedia atau tidak untuk membelanjakan uang, faktor kunci karena belanja konsumen merupakan pendorong utama ekonomi AS. Survei Universitas Michigan telah terbukti menjadi indikator akurat tentang arah masa depan ekonomi AS. Survei menerbitkan pembacaan pra-bulanan, pertengahan bulan, dan cetakan akhir di akhir bulan. Secara umum, pembacaan tinggi adalah bullish bagi Dolar AS (USD), sementara pembacaan rendah adalah bearish.
Baca lebih lanjutRilis berikutnya Jum Des 19, 2025 15.00
Frekuensi: Bulanan
Konsensus: 53.4
Sebelumnya: 53.3
Sumber: University of Michigan
Kegembiraan konsumen dapat diterjemahkan ke dalam pengeluaran yang lebih besar dan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, menyiratkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dan potensi kenaikan inflasi, membantu mengubah The Fed menjadi hawkish. Popularitas survei ini di kalangan analis (disebutkan lebih sering daripada Keyakinan Konsumen CB) dibenarkan karena data di sini mencakup wawancara yang dilakukan hingga satu atau dua hari sebelum rilis resmi, menjadikannya ukuran tepat waktu dari sentimen konsumen, tetapi terutama karena mengukur sikap konsumen pada situasi keuangan dan pendapatan. Data aktual yang mengalahkan konsensus cenderung USD bullish.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.