IHSG Menutup Pekan Menguat 0,47%, Rotasi Sektor dan Sentimen Global Warnai Pergerakan
|- IHSG naik 0,47% ke level 8.660, bertahan di zona positif meski sempat tertekan di awal sesi, dengan support harian tetap terjaga.
- Penguatan dipimpin sektor bahan baku sementara tekanan berlanjut pada saham teknologi dan sektor siklikal.
- Pasar menakar kombinasi sentimen domestik dan global, mulai dari prospek dialog dagang RI-AS hingga rotasi saham global dan arah kebijakan The Fed.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan pekan ini dengan kenaikan 0,47% atau bertambah 40 poin ke level 8.660, setelah bergerak dalam rentang 8.620-8.680. Penguatan ini menegaskan kemampuan pasar mempertahankan momentum rebound meski sempat tertekan di awal sesi, dengan support harian tetap terjaga di area 8.585.
Dari sisi sektoral, IDXBASIC tampil sebagai penopang utama dengan lonjakan 5,52% ke level 2.067, diikuti JII70 yang menguat 1,92% serta IDXSHAGROW yang naik 1,72%. Sebaliknya, tekanan masih membayangi sektor-sektor berisiko, tercermin dari IDXTECHNO yang turun 2,21%, IDXCYCLIC melemah 1,23%, dan IDXINFRA terkoreksi 0,86%, mencerminkan rotasi investor yang tetap selektif.
Pada level saham, CTTH memimpin penguatan dengan lonjakan 34,6% ke 218, disusul MITI yang naik 25% ke 340 dan RLCO yang menguat 25% ke 550. Di sisi lain, tekanan jual terdalam tercatat pada KETR (-14,9%), WIFI (-14,8%), dan HOPE (-14,5%), menandakan aksi realisasi keuntungan pada saham-saham tertentu.
Koreksi tajam saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) terjadi meski fundamental menguat, dengan laba bersih tumbuh sekitar 70% dan pendapatan menembus Rp1 triliun hingga September 2025. Pelemahan pada sesi II mengindikasikan aksi ambil untung setelah rally sebelumnya, bukan respons negatif terhadap kinerja perusahaan.
Sentimen domestik turut memberi dukungan tambahan bagi IHSG. Berlanjutnya perundingan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat dinilai berpotensi mengangkat ekspektasi ekspor serta kinerja sektor manufaktur dan komoditas, meski pelaku pasar masih menunggu kepastian finalisasi kesepakatan.
Rotasi Global Berlanjut: Tekanan Saham AI AS, Asia Menguat, Indonesia Tampil Tahan Aliran Dana
Dari pasar global, kontrak berjangka saham AS bergerak beragam pada Jumat, menegaskan rotasi yang berlanjut dari saham teknologi ke sektor bernilai dan siklikal. Nasdaq 100 futures turun sekitar 0,3%, tertekan oleh koreksi lanjutan saham-saham berbasis AI setelah pelemahan Oracle dan Broadcom yang turun sekitar 4% di pra-pasar kembali memicu kehati-hatian terhadap valuasi sektor teknologi global.
Tekanan pada narasi AI global tersebut juga tercermin di pasar domestik, dengan IDXTECHNO menjadi salah satu sektor yang paling tertekan hari ini, karena investor mengurangi eksposur pada saham teknologi berisiko tinggi dan beralih ke sektor berbasis fundamental. Pergerakan ini menegaskan bahwa pelemahan sektor teknologi lokal lebih dipicu sentimen global ketimbang faktor domestik.
Di sisi makro, kenaikan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS ke 236 ribu memperkuat ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed, menopang selera risiko secara umum namun tidak cukup untuk memulihkan minat pada saham teknologi, yang kini berada dalam fase penilaian ulang pasca rally AI.
Meski pasar saham Asia mencatat penguatan harian, laporan Reuters dan IDN Finance menunjukkan bahwa pasar ekuitas Asia sepanjang November 2025 mencatat arus keluar dana asing sebesar US$22,1 miliar, terutama dari negara dengan eksposur tinggi terhadap saham teknologi seperti Taiwan dan Korea Selatan. Di tengah pergeseran alokasi global tersebut, Indonesia justru mencatat inflow asing sekitar US$731 juta, menegaskan posisi pasar domestik yang relatif tahan terhadap rotasi global dari saham teknologi menuju aset bernilai.
Ke depan, pelaku pasar akan mencermati serangkaian pidato pejabat Federal Reserve malam ini, termasuk Paulson, Hammack, dan Goolsbee, untuk mencari konfirmasi lanjutan terkait arah kebijakan moneter global yang berpotensi memengaruhi pergerakan pasar berikutnya.
Pertanyaan Umum Seputar The Fed
Kebijakan moneter di AS dibentuk oleh Federal Reserve (The Fed). The Fed memiliki dua mandat: mencapai stabilitas harga dan mendorong lapangan kerja penuh. Alat utamanya untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menyesuaikan suku bunga. Ketika harga naik terlalu cepat dan inflasi berada di atas target The Fed sebesar 2%, Bank sentral ini menaikkan suku bunga, meningkatkan biaya pinjaman di seluruh perekonomian. Hal ini menghasilkan Dolar AS (USD) yang lebih kuat karena menjadikan AS tempat yang lebih menarik bagi para investor internasional untuk menyimpan uang mereka. Ketika inflasi turun di bawah 2% atau Tingkat Pengangguran terlalu tinggi, The Fed dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong pinjaman, yang membebani Greenback.
Federal Reserve (The Fed) mengadakan delapan pertemuan kebijakan setahun, di mana Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) menilai kondisi ekonomi dan membuat keputusan kebijakan moneter. FOMC dihadiri oleh dua belas pejabat The Fed – tujuh anggota Dewan Gubernur, presiden Federal Reserve Bank of New York, dan empat dari sebelas presiden Reserve Bank regional yang tersisa, yang menjabat selama satu tahun secara bergilir.
Dalam situasi ekstrem, Federal Reserve dapat menggunakan kebijakan yang disebut Pelonggaran Kuantitatif (QE). QE adalah proses yang dilakukan The Fed untuk meningkatkan aliran kredit secara substansial dalam sistem keuangan yang macet. Ini adalah langkah kebijakan non-standar yang digunakan selama krisis atau ketika inflasi sangat rendah. Ini adalah senjata pilihan The Fed selama Krisis Keuangan Besar pada tahun 2008. Hal ini melibatkan The Fed yang mencetak lebih banyak Dolar dan menggunakannya untuk membeli obligasi berperingkat tinggi dari lembaga keuangan. QE biasanya melemahkan Dolar AS.
Pengetatan kuantitatif (QT) adalah proses kebalikan dari QE, di mana Federal Reserve berhenti membeli obligasi dari lembaga keuangan dan tidak menginvestasikan kembali pokok dari obligasi yang dimilikinya yang jatuh tempo, untuk membeli obligasi baru. Hal ini biasanya berdampak positif terhadap nilai Dolar AS.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.