IHSG Menguat Tipis, Pasar Waspadai Tarif Trump dan FOMC
|- IHSG naik 0,57% ke 6.943, sektor properti melonjak, asing net sell Rp383 miliar.
- Konsumsi domestik belum pulih merata: ritel tumbuh, penjualan mobil anjlok 22,6%.
- Trump pastikan tarif berlaku 1 Agustus, pasar tunggu risalah rapat FOMC.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan menguat tipis sebesar 0,57% ke level 6.943 pada perdagangan Rabu, ditopang oleh penguatan sektor properti, meskipun sentimen pasar masih dibayangi tekanan eksternal dan belum meratanya pemulihan konsumsi domestik.
Pemulihan Konsumsi Belum Merata, Tarif Trump Tambah Tekanan Pasar
Dari dalam negeri, Penjualan Ritel Indonesia tumbuh 1,9% (YoY) pada Mei, membalikkan kontraksi 0,3% bulan sebelumnya. Namun, penjualan mobil pada Juni justru anjlok 22,6% (YoY), menandakan daya beli masyarakat masih tertekan, khususnya di sektor barang tahan lama.
Di pasar global, fokus tertuju pada kebijakan dagang agresif Presiden AS Donald Trump. Setelah menetapkan tarif 32% untuk produk Indonesia, Trump mengancam tarif tambahan 10% bagi seluruh anggota BRICS, serta bea masuk hingga 200% untuk obat-obatan dan 50% untuk tembaga. Akibatnya, harga tembaga berjangka AS melonjak lebih dari 10% ke rekor tertinggi.
Trump menegaskan tarif baru akan berlaku mulai 1 Agustus 2025 tanpa perpanjangan. Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan bertemu pemerintah AS di Washington usai KTT BRICS.
Analis melihat tenggat tarif ini sebagai bagian dari strategi negosiasi Trump, namun ketidakpastian tetap tinggi. Sejauh ini, hanya Inggris dan Vietnam yang berhasil mencapai kesepakatan sejak pengumuman tarif timbal balik pada April lalu.
Investor kini menunggu rilis risalah pertemuan FOMC bulan Juni yang dijadwalkan Rabu 18:00 GMT (Kamis, 01:00 WIB), guna mencari petunjuk arah kebijakan moneter ke depan. Fokus pasar tertuju pada bagaimana The Fed menyeimbangkan tekanan inflasi dengan meningkatnya risiko eksternal, termasuk potensi eskalasi tarif.
Properti Menguat Tajam, Teknologi Terkoreksi Tipis
Di pasar saham, sektor properti melonjak 2,02%, sementara sektor teknologi satu-satunya yang memerah dengan terkoreksi 0,29%. Saham BBCA tercatat paling aktif dengan transaksi Rp2,07 triliun namun ditutup stagnan di Rp8.500. BMRI mencatat transaksi Rp1,64 triliun dan melemah tipis ke Rp4.710. Investor asing membukukan net sell Rp383 miliar, dengan aliran keluar terbesar dari BMRI dan BBCA.
Saham COIN dan CDIA mencatat kenaikan tertinggi masing-masing 35% yang mencapai batas ARA dan 34,7%, di tengah minat spekulatif pasar. IHSG bergerak stabil sepanjang hari dengan kisaran 6.907-6.943, mencerminkan pasar yang selektif di tengah kompleksitas sentimen domestik dan global.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.