IHSG Mencatatkan Tertinggi Baru 2025 di 7.401, Naik Empat Hari Berturut-turut
|- IHSG naik untuk empat hari berturut-turut, meraih tertinggi baru tahun ini.
- Sentimen positif di balik gugurnya ketidakpastian tarif, fokus bergeser ke respon terhadap kesepakatan tarif.
- Harga Emas Antam diprakirakan tetap level-level saat ini selama XAU/USD bergerak sideways.
IHSG bergerak di area 7.340,94 yang lebih tinggi 1,35% jika dibandingkan dengan penutupan Kamis lalu pada saat berita ini ditulis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia kembali dibuka dengan gap atas di 7.346,06 dan merangkak naik ke tertinggi hari 7.401,57 di sesi pertama. Level tersebut juga merupakan tertinggi baru untuk tahun 2025. Indeks naik untuk empat hari perdagangan berturut-turut menuju penutupan pekan. Kenaikan ini tampaknya didorong oleh sentimen positif karena kepastian dari tarif AS untuk barang-barang Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat. Ketidakpastian tarif membanyangi pasar selama berbulan-bulan, sehingga dengan demikian, pasar akan mengalihkan fokusnya pada respon emiten terhadap kesepakatan tarif.
Indeks-indeks saham Indonesia menunjukkan kinerja positif. JII menunjukkan kenaikan 0,77% dan LQ45 naik 0,56%. BRPT (+5,5%), ISAT (+4,87%), dan PGAS (3,17%) menjadi tiga saham yang menjadi pendorong bagi kedua indeks tersebut pada hari ini.
Tidak akan ada rilis data ekonomi Indonesia hingga hari ini berakhir. Namun demikian, investor perlu bersiap menghadapi rilis data Uang Beredar M2 untuk bulan Juni yang akan rilis Bank Indonesia pada hari Selasa pekan depan. Pada laporan sebelumnya, Uang Beredar (M2) Indonesia untuk bulan Mei adalah Rp9.406,6 trilun yang tumbuh 4,9% tahun-ke-tahun, yang lebih rendah dari pertumbuhan 5,2% pada bulan sebelumnya.
Pasar Masih Menantikan Perincian Kesepakatan Tarif
Namun demikian, para investor masih menantikan perincian dari kesepakatan yang memberlakukan tarif 19% untuk barang-barang Indonesia ke Amerika Serikat dan tarif 0% barang-barang AS yang masuk ke Indonesia, termasuk Indonesia berkomitmen akan membeli $15 miliar energi AS dan $4,5 miliar produk pertanian AS dan juga 50 pesawat Boeing yang sebagian besar tipe 777. Yang juga perlu diperhatikan adalah respon emiten-emiten dalam menghadapi kesepatakan ini ke depan dalam aksi korporasinya yang dapat memengaruhi pergerakan harga saham.
Imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun berada di 6,590% yang belum berubah sejauh hari ini. Imbal hasil ini menunjukkan kenaikan setelah turun ke terendah baru 2025 di 6,561% pada pertengahan pekan ini, yang juga level terendah sejak 7 Oktober 2024. Kenaikan ini terjadi saat IHSG menunjukkan kenaikan beberapa hari yang lalu. Imbal hasil ini diprakirakan terus naik jika IHSG mempertahankan momentum karena investor diprakirakan menjual obligasinya untuk membeli aset-aset yang lebih berisiko yang dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi di tengah sentimen positif di pasar.
Emas Antam Turun Sedikit, Belum Menunjukkan Pergerakan Besar
Emas Antam dengan bobot 1 gram dijual di harga Rp1.917.000 pada hari ini yang turun Rp2.000 dari RP1.919.000 pada hari kemarin. Dengan demikian, Emas Antam gagal untuk memulihkan penurunan dari hari Senin. Pada hari Senin, Emas Antam dijual di Rp1.924.000, hingga akhir pekan, harga Emas turun Rp7.000 setelah sempat turun ke Rp1.908.000 pada hari Rabu.
Pergerakan lesu Emas Antam mengikuti pergerakan harga Emas dunia (XAU/USD) yang sempat turun ke $3.309 per troy ons untuk kemudian ditutup di $3.339 yang turun 0,25% pada hari kemarin. Dalam grafik harian, XAU/USD terjebak dalam kisaran sideways $3.310 - $3.376 sejak Juli 2025. Sehingga dengan demikian, harga Antam akan berada di level-level saat ini sampai XAU/USD menembus salah satu sisi kisaran tersebut.
Data yang berpotensi menggerakkan Emas dalam waktu dekat adalah data perumahan dan Ekspektasi Konsumen University of Michigan AS pada perdagangan sesi Amerika Utara hari ini. Data ekspektasi konsumen akan lebih diperhatikan mengingat para investor ingin mengetahui dampak tarif Trump pada ekspektasi konsumen ke depan.
Grafik Harian IHSG – Analisis Teknis
IHSG memperkuat tren bullish jauh di atas Simple Moving Average (SMA) 200-hari, saat ini di 7.077, setelah ditembus pada awal pekan ini. Kenaikan ini juga terjadi setelah indeks lepas dari kisaran konsolidasi sideways 6.814-6.971.
Kenaikan ini membuat IHSG memperkuat struktur higher highs dan higher lows yang terbentuk dari 5.882,60 yang merupakan terendah 2025 yang dicatatkan pada 8 April. Dengan demikian, higher high baru terbentuk di 7.401,57 untuk saat ini dan masih bisa lebih tinggi jika indeks mempertahankan momentum hingga penutupan hari perdagangan terakhir pekan ini.
Dalam kasus IHSG terus naik untuk memperbarui higher high, indeks bisa menargetkan 7.530,55 (tertinggi 11 Desember), 7.805,91 (tertinggi 23 Oktober). Penembusan level-level tersebut akan mengekspos indeks ke 7.910 yang merupakan tertinggi sepanjang masa yang dibuat pada 19 September 2024.
Namun demikian, kehati-hatian tetap diperlukan mengingat indikator Relative Strengh Index (RSI) 14-hari berada di 75,33 yang masuk ke dalam level-level jenuh beli. Terakhir RSI berada di level-level ini adalah saat IHSG mencapai tertinggi sepanjang masa yang disebutkan di atas yang kemudian diikuti oleh koreksi ke bawah setelahnya.
Jika IHSG melakukan koreksi dari level-level jenuh beli, support terdekat yang bisa ditemukan adalah 7.226,11 (terendah 17 Juli 2025), 7.077 (SMA 200-hari), dan 7.000 (level psikologis, level angka bulat).
Pertanyaan Umum Seputar Tarif
Meskipun tarif dan pajak keduanya menghasilkan pendapatan pemerintah untuk mendanai barang dan jasa publik, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Tarif dibayar di muka di pelabuhan masuk, sementara pajak dibayar pada saat pembelian. Pajak dikenakan pada wajib pajak individu dan perusahaan, sementara tarif dibayar oleh importir.
Ada dua pandangan di kalangan ekonom mengenai penggunaan tarif. Sementara beberapa berpendapat bahwa tarif diperlukan untuk melindungi industri domestik dan mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, yang lain melihatnya sebagai alat yang merugikan yang dapat berpotensi mendorong harga lebih tinggi dalam jangka panjang dan menyebabkan perang dagang yang merusak dengan mendorong tarif balas-membalas.
Selama menjelang pemilihan presiden pada November 2024, Donald Trump menegaskan bahwa ia berniat menggunakan tarif untuk mendukung perekonomian AS dan produsen Amerika. Pada tahun 2024, Meksiko, Tiongkok, dan Kanada menyumbang 42% dari total impor AS. Dalam periode ini, Meksiko menonjol sebagai eksportir teratas dengan $466,6 miliar, menurut Biro Sensus AS. Oleh karena itu, Trump ingin fokus pada ketiga negara ini saat memberlakukan tarif. Ia juga berencana menggunakan pendapatan yang dihasilkan melalui tarif untuk menurunkan pajak penghasilan pribadi.
Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.