fxs_header_sponsor_anchor

IHSG Memerah di Rp6.881, Ketidakpastian dan Sentimen Global Bayangi Pasar Jelang Data Ketenagakerjaan AS

  • IHSG ditutup melemah 0,49% ke level 6.881, terseret oleh tekanan pada sektor IDXBASIC yang turun 1,74%.
  • Investor waspada menjelang rilis data ketenagakerjaan AS dan tenggat waktu tarif 9 Juli yang ditegaskan kembali oleh Presiden Trump.
  • KPIG dan BBRI jadi top mover, sementara saham KRYA dan NAIK mencetak lonjakan harga tertinggi masing-masing 34% dan 29,1%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan hari Rabu di zona merah, merosot 0,49% atau turun 34 poin ke level 6.881. Meskipun sempat dibuka menguat di posisi 6.896, IHSG gagal mempertahankan momentumnya dan bergerak dalam kisaran 6.838 hingga 6.905 sepanjang sesi.

 

Pergerakan IHSG sepanjang Rabu, 2 Juli 2025 | Sumber: Indo Premier

Pelemahan indeks ini dipicu oleh meningkatnya sikap hati-hati pelaku pasar menjelang rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan perkembangan terbaru dari Washington. Tekanan jual terlihat merata di sejumlah sektor, terutama saham berbasis komoditas.

Salah satu penyumbang tekanan terbesar datang dari sektor bahan baku (IDXBASIC), yang tertekan 1,74% ke level 1.459. Koreksi ini mencerminkan tekanan global terhadap harga komoditas dan kekhawatiran akan dampak kebijakan dagang yang lebih ketat. Di sisi lain, sektor barang konsumsi siklis (IDXCYCLIC) justru bergerak positif, naik 0,80% ke level 728 – menandakan rotasi investor ke sektor yang dianggap lebih defensif dalam kondisi volatil.

Pasar Waspada: Data Tenaga Kerja AS dan Manuver Tarif Trump Jadi Sorotan Utama

Dari sisi makroekonomi, pelaku pasar kini mencermati dua agenda besar. Pertama, rilis data Perubahan Ketenagakerjaan ADP untuk bulan Juni yang dijadwalkan keluar Rabu malam pukul 19:15 WIB – menjelang Nonfarm Payrolls AS yang dirilis lebih awal pada hari Kamis. Proyeksi sementara menunjukkan penambahan 85.000 lapangan kerja, naik dari angka mengecewakan 37.000 pada Mei.

Kedua, dinamika politik dan kebijakan fiskal AS juga menjadi sorotan. Pada hari Selasa, Senat meloloskan “RUU Big Beautiful” Presiden Donald Trump, yang mencakup perpanjangan permanen pemotongan pajak 2017. RUU tersebut kini akan dibawa ke DPR sebelum diserahkan kembali ke Presiden Trump pada 4 Juli, setelah Wakil Presiden JD Vance memberikan suara penentu dalam pemungutan suara yang berakhir imbang.

Namun, perhatian pasar tak kalah besar tertuju pada tenggat waktu 9 Juli, saat Trump berencana memberlakukan kembali tarif perdagangan. Dalam pernyataannya di Air Force One, Trump menegaskan tidak akan memperpanjang jeda bea masuk yang disebut sebagai “Hari Pembebasan”. “Saya akan menulis surat ke banyak negara,” ujarnya, mengindikasikan sikap tegas terhadap mitra dagang. Menurut laporan Financial Times, alih-alih mengincar kesepakatan besar, tim Trump kini berupaya mengejar perjanjian-perjanjian kecil dan cepat sebelum batas waktu tersebut.

KPIG Bersinar, BBRI Tetap Aktif di Tengah Pasar yang Fluktuatif

Sementara itu, dari sisi emiten, PT MNC Land Tbk (KPIG) menjadi bintang perdagangan hari ini dengan total nilai transaksi mencapai Rp1,878 triliun. Saham KPIG diperdagangkan aktif sebanyak 94,1 juta lot dengan harga rata-rata Rp199,5 dan frekuensi transaksi mencapai 8.032 kali. KPIG mencatat kenaikan moderat sebesar 2,3% atau naik 4 poin, ditutup di harga Rp176 dari sebelumnya Rp172. Saham ini dibuka di level yang sama dengan penutupan sebelumnya, lalu bergerak dalam rentang Rp171-Rp177 sepanjang sesi perdagangan

Tak kalah menarik, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi sebesar Rp1,777 triliun. Meski volume lot lebih kecil (4,85 juta), harga rata-rata BBRI yang tinggi di kisaran Rp3.663,8 menunjukkan dominasi investor institusional. BBRI juga mencatat frekuensi transaksi terbanyak hari ini: 91.264 kali. Saham ini ditutup melemah 0,5% atau turun 20 poin ke level Rp3.680, setelah dibuka lebih rendah di Rp3.650. Harga sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp3.700 dan terendah di Rp3.640.

Di papan top gainers, dua saham mencatat lonjakan tajam. KRYA melesat 34% ke level Rp264, naik 67 poin, sementara NAIK melonjak 29,1% ke Rp191, naik 43 poin dalam sehari. Volume perdagangan kedua saham ini cukup aktif, masing-masing mencatatkan nilai transaksi Rp31,8 miliar dan Rp67,7 miliar. Kenaikan tajam ini mencerminkan aksi akumulasi oleh para pedagang momentum yang memburu peluang jangka pendek.

Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, pasar kemungkinan besar akan tetap bergerak fluktuatif dalam beberapa hari ke depan, menunggu arah kebijakan The Fed serta perkembangan lanjutan dari kebijakan dagang AS.

 

Informasi di halaman ini berisi pernyataan berwawasan ke depan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Pasar dan instrumen yang diprofilkan di halaman ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual aset ini. Anda harus melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi apa pun. FXStreet sama sekali tidak menjamin bahwa informasi ini bebas dari kesalahan, kekeliruan, atau salah saji material. Ini juga tidak menjamin bahwa informasi ini bersifat tepat waktu. Berinvestasi di Pasar Terbuka melibatkan banyak risiko, termasuk kehilangan semua atau sebagian dari investasi Anda, serta tekanan emosional. Semua risiko, kerugian, dan biaya yang terkait dengan investasi, termasuk kerugian pokok, adalah tanggung jawab Anda. Pandangan dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi atau posisi FXStreet maupun pengiklannya.


KONTEN TERKAIT

Memuat ...



Hak cipta ©2025 FOREXSTREET S.L., dilindungi undang-undang.